Indosat Ooredoo Hutchison Catatkan Laba Kuat di Kuartal I 2022

Indosat Ooredoo Hutchison membukukan hasil keuangan solid dengan pertumbuhan kuat pada pendapatan dan EBITDA di kuartal I 2022.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Apr 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2022, 16:00 WIB
Indosat Ooredoo Hutchison
President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha. (Dok: IOH)

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo Hutchison telah melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal pertama 2022. Perusahaan membukukan hasil keuangan solid dengan pertumbuhan kuat pada pendapatan dan EBITDA.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan basis pelanggan, inovasi produk, program integrasi merger yang efektif, dan pengendalian biaya yang bijaksana.

"Hasil ini mencerminkan visi yang kami bayangkan untuk IOH melalui merger dengan skala yang ditingkatkan, kekuatan finansial, dan kemampuan yang memungkinkan kami mempercepat pertumbuhan dan transformasi ekonomi Indonesia menjadi masyarakat digital," tutur President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (29/4/2022).

Pada kuartal pertama 2022, IOC meluncurkan beberapa inisiatif digital, termasuk UCan dan Bima Kredit. IOH Juga memperkuat kerja sama strategis dengan para mitra global ketika penyelenggaraan Mobile World Congress 2022 untuk membawa teknologi dan solusi terbaik di INdonesia.

Selain itu, integrasi karyawan dan jaringan IOH diwujudkan dengan cara yang dipercepat. Lalu, 20 persen dari inisiatif integrasi perusahaan dari strategi implementasi 9 kuartal telah selesai, sedangkan sinergi aktual lebih cepat dari target.

Tidak hanya itu, IOH juga melakukan proyek percontohan untuk mengintegrasikan jaringannya dengan teknologi Multi-Operator Core Network (MOCN) setelah merger selesai.

IOH turut menghadirkan sejumlah inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan lewat peluncuran program pemberdayaan masyarakat berkelanjutan di Mandalika. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan UMKM lewat bantuan permodalan dari platform UCan dan Bima Kredit.

Sebagai entitas baru hasil penggabungan pada awal 2022, IOH menjadi pelaku bisnis telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia. Dengan skala dan kekuatan lebih besar, perusahaan akan terus memberikan pengalaman digital kelas dunia pada para pelanggan.

Perusahaan turut mendukung pemerintah dalam memberikan pemerataan akses teknologi digital di Indonesia. Dukungan diberikan dalam bentuk penguatan infrastruktur jaringan dengan penambahan 11.400 site dan perluasan jangkauan jaringan ke 7.660 desa baru di seluruh Indonesia hingga akhir 2025.

"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi produk, mengintegrasikan jaringan kami, dan menempatkan pengalaman pelanggan sebagai fokus utama operasional bisnis kami," tutur Vikram menutup pernyataannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indosat Ooredoo Hutchison Targetkan Migrasi dari 3G ke 4G Selesai 2022

Indosat Ooredoo Hutchison
Indosat Ooredoo Hutchison

Di ssi lain, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bakal menyelesaikan migrasi dari 3G ke 4G pada 2022 ini. Diungkapkan oleh Direktur sekaligus Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah, upaya shut down 3G sudah direncanakan oleh perusahaan.

"3G memang akan dimatikan dalam waktu dekat, rencananya sebelum akhir tahun (2022) sudah selesai," kata Danny, ditemui dalam media update tentang jaringan IOH, kemarin.

Danny mengatakan, saat ini, jumlah BTS yang masih menggunakan jaringan 3G kurang dari 10 persen dari total BTS yang dimiliki IOH.

Sementara, Danny menyebut, jumlah pelanggan yang masih memakai layanan 3G IOH adalah di bawah 5 persen dari keseluruhan pelanggan.

Sekadar informasi, operator hasil merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia ini mengantongi 100 juta pelanggan.

Jika jumlah pelanggan yang masih menggunakan layanan 3G ditaksir di bawah 5 persen, artinya, jumlahnya di bawah 5 juta pelanggan.

Danny mengungkap, meski pelanggan yang masih bertahan dengan layanan 3G jumlahnya relatif sedikit dibanding total pelanggan IOH, perusahaan tidak akan mengabaikan pelanggan-pelanggan ini. Menurutnya, saat ini jumlah trafik 3G di jaringan IOH jauh berkurang.

"Namun tetap kami tidak boleh mengabaikan yang masih ada, jadi kami melakukan pendekatan agar bisa secara natural, sehingga saat 3G dihapus (dimatikan), tidak ada pelanggan yang terkendala," ucapnya.

Saat ini menurut Danny, orang yang belum menggunakan layanan 4G bukan karena terkendala kepemilikan perangkat. Para pengguna ini 3G ini, menurut Danny, belum berganti SIM card 3G ke 4G.


Makin Agresif Ajak Pelanggan Ganti ke SIM Card 4G

Direktur dan Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison M Buldansyah
Direktur dan Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison M Buldansyah

"Jadi kami akan semakin agresif untuk mendukung pelanggan berganti SIM card-nya dari 3G menjadi SIM card 4G," tuturnya.

Untuk mengajak pengguna beralih dari SIM card 3G ke 4G, perusahaan memiliki sejumlah program insentif. Misalnya dengan memberikan bonus kuota bagi mereka yang beralih dari SIM card 3G ke 4G.

Dia mengatakan, kendala yang dialami IOH terkait keengganan pelanggan menukarkan kartu SIM 3G ke 4G karena orang mungkin segan harus datang ke gerai untuk menukarkan ke kartu SIM 4G.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo Ismail menyambut baik rencana improvement 3G ke 4G oleh operator. 

Ismail mengatakan, dengan upgrade 3G ke 4G, masyarakat bisa menikmati layanan yang lebih baik, terutama untuk akses layanan digital dan panggilan berkualitas HD melalui VoLTE.

Menurutnya, saat ini koneksi internet mobile sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, dengan 90 persen akses ke internet orang Indonesia dilakukan melalui seluler. 


Minta Operator Tetap Utamakan Kenyamanan Pelanggan

Dengan pengalihkan 3G ini, operator sekaligus mengembangkan jaringan 4G atau 5G di Indonesia. Ismail mengatakan, sejak awal Kemkominfo menganut kebijakan teknologi netral untuk jaringan.

Kebijakan teknologi netral, menurut Ismail, memungkinkan operator untuk memilih teknologi jaringan yang dibutuhkan guna meningkatkan layanan ke pelanggan. Termasuk dalam meningkatkan jaringan 3G ke 4G atau teknologi yang lebih tinggi.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) beberapa waktu meminta operator seluler untuk mulai menghentikan layanan internet 3G.

Pasalnya dengan penghapusan 3G, pemerintah dan operator dapat menerapkan teknologi-teknologi jaringan terbaru guna mendorong percepatan transformasi digital.

Upaya Kemkominfo untuk menghentikan layanan internet 3G ini mendapatkan dukungan dari Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI).

Sekjen ATSI Marwan O. Baasir, mengatakan seluruh operator anggota ATSI mendukung upaya pemerintah mempercepat transformasi digital sebagai salah satu strategi memulihkan ekonomi negara pasca pandemi Covid-19. 

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya