Fintech Startup Berbasis Blockchain Siap Hadir di Indonesia

Saat ini, Indoswap berada di tahap uji coba, sembari mengajukan regulasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2022.

oleh M Hidayat diperbarui 02 Mei 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Inovasi terus bermunculan untuk memudahkan aktivitas manusia berkat perkembangan teknologi, tak terkecuali di sektor financial technology (fintech).

Di Indonesia, fintech menjadi salah satu sektor yang mengalami perkembangan pesat. Saat ini, ada sekitar 140 fintech startup yang tercatat di OJK. Tentu, capaian itu tak lepas dari manfaat fintech yang membuat transaksi keuangan lebih mudah dan akses pendanaan yang lebih baik.

Kini, satu lagi fintech startup yang meramaikan layanan jasa keuangan d Indonesia. Platform yang nantinya memiliki nama Indoswap itu siap hadir di akhir 2022 mendatang.

Indoswap mengklaim sebagai fintech equity peer-to-peer (P2P) crowdfunding pertama di Indonesia yang berbasis blockchain. Pada dasarnya, data pada blockchain bersifat immutable, sehingga teknologi ini cocok antara lain untuk sektor keuangan, pembayaran, perawatan kesehatan, dan keamanan siber.

Pada praktiknya, Indoswap mengadopsi Binance Smart Chain (BSC), yang memecahkan kebuntuan dalam masalah pencatatan platform equity crowdfunding yang semakin subur di indonesia.

"Pencatatan menggunakan blockchain akan meminimalisasi peretasan dan penipuan karena platform ini berdiri secara desentralisasi," kata Indoswap.

Indoswap dibesarkan oleh komunitas penggunanya karena pada dasarnya semua memiliki porsi sama besar dengan mengedepankan sistem voting. Saat ini, Indoswap berada di tahap uji coba, sembari mengajukan regulasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2022.

Indoswap juga akan mencoba layanan bantuan permodalan untuk UMKM dengan menerbitkan token secara terbatas untuk pengganti lembar saham, obligasi dan sukuk, sesuai kebutuhan modal yang dibutuhkan. Upaya itu dinilai sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 37/POJK.04/2018 dengan nilai maksimal Rp 10.000.000.000.

"Dan diharapkan semua berjalan maksimal pada akhir tahun 2022, tentunya dengan dukungan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar platform ini dapat memberi manfaat kepada UMKM dan juga kemajuan teknologi indonesia," ujar Indoswap.

Mantan Menkominfo Rudiantara Jadi Ketua Indonesia Fintech Society

Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi
Mantan Menkominfo Rudiantara

Diwartakan sebelumnya, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara secara resmi ditunjuk sebagai Ketua dari forum diskusi kebijakan financial technology (fintech) dan ekonomi digital, Indonesia Fintech Society (IFSoc).

Pergantian posisi Ketua IFSoc ini dilakukan mengingat Mirza Adityaswara, terpilih sebagai Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2022 hingga 2027.

Mengutip siaran per IFSoc, Selasa (26/4/2022), pemilihan ketua ini digelar dalam acara syukuran dan buka puasa bersama Steering Committee dan Organizing Committee IFSoc yang berlangsung di Jakarta, 21 April 2022 lalu.

Dalam kegiatan tersebut, semua peserta IFSoc, melalui musyawarah yang dipimpin oleh Steering Comitee dan juga ekonom senior CORE Indonesia, Hendri Saparini, sepakat untuk memilih Rudiantara sebagai Ketua IFSoc.

 

3 Kekuatan Utama IFSoc

Ketua IFSoc terpilih, Rudiantara, dalam sambutannya, mengatakan bahwa ada tiga kekuatan utama yang menjadikan IFSoc menjadi besar seperti sekarang.

Pertama, setiap anggota steering commitee dan organizing committee memiliki kapablitas luar biasa yang saling melengkapi di masing-masing bidang.

Kedua, masing-masing anggota Steering Committee memiliki kepercayaan dari pemangku kepentingan (stakeholders) eksternal.

Lalu ketiga, kata Rudiantara, adalah kemampuan komunikasi publik yang diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga IFSoc dapat memberikan rekomendasi kepada para stakeholders secara lebih berimbang.

"Saya akan melanjutkan IFSoc ini dengan menjalankan organisasi secara seimbang karena kita punya resources yang luar biasa yang bisa saling melengkapi," kata Rudiantara

 

Jadi Acuan Kebijakan Regulator

Lebih lanjut, menurut Rudiantara, tulisan-tulisan IFSoc di media massa didengar dengan baik dan dapat menjadi acuan kebijakan regulator dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik dan bersifat forward looking.

"Jembatan ekosistem ini yang harus kita jaga dengan baik," kata Menkominfo Republik Indonesia periode 2014 hingga 2019 ini.

Sementara, Mirza Adityaswara, menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh keluarga besar IFSoc, yang dalam dua tahun terakhir telah berkontribusi melalui IFSoc.

Mirza berharap, IFSoc dapat memberikan manfaat yang lebih luas ke depannya, melalui rekomendasi-rekomendasi kebijakan di bidang fintech dan ekonomi digital.

"IFSoc berdiri di tengah pandemi Covid-19 yaitu November 2020 karena ada kebutuhan untuk menjembatani industri fintech, masyarakat, akademisi, dan regulator," kata Mirza.

Ia pun berharap, IFSoc dapat semakin besar dan bisa mengambil peran, sebagai penyeimbang di antara berbagai stakeholder, dalam ekosistem ekonomi digital, khususnya sektor fintech. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya