Liputan6.com, Jakarta Pangeran Arab Saudi yang sempat menolak menjual Twitter ke Elon Musk, akhirnya mengungkapkan dukungannya bagi bos SpaceX dan Tesla itu mengambil alih media sosial raksasa tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Pangeran Alwaleed bin Talal bin Abdulaziz Al-Saud melalui cuitannya di Twitter untuk Elon Musk pada hari Kamis pekan ini, seperti dikutip dari New York Post, Sabtu (7/5/2022).
Baca Juga
"Senang terhubung dengan Anda teman 'baru' saya," cuitnya. "Saya yakin Anda akan jadi pemimpin yang sangat baik bagi Twitter untuk mendorong dan memaksimalkan potensi besarnya."
Advertisement
Alwaleed juga mengatakan, ia dan perusahaannya Kingdom Holding Company, mengharapkan untuk menggulirkan saham senilai USD 1,9 miliar di Twitter dan "bergabung" dengan Elon Musk dalam "perjalanan yang mengasyikkan."
Sebelumnya, Alwaleed, miliarder yang juga salah satu pemegang saham terbesar Twitter, sempat menyatakan menolak tawaran tunai senilai lebih dari USD 41 miliar (Rp 589 triliun) dari Elon Musk untuk membeli perusahaan tersebut.
"Saya tidak percaya tawaran yang diajukan @elonmusk ($54,20) mendekati nilai intrinsik @Twitter mengingat prospek pertumbuhannya," kata Al Waleed melalui cuitannya di Twitter saat itu.
"Menjadi salah satu pemegang saham Twitter terbesar dan jangka panjang, @Kingdom_KHC dan saya menolak tawaran ini," ujarnya seperti mengutip New York Post, Sabtu (16/4/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Disinggung Soal Kebebasan Pers
Beberapa jam kemudian, Elon Musk merespon pernyataan Al Waleed, dengan menyinggung kebebasan berbicara dan hak asasi manusia di Arab Saudi yang selama ini kerap dikritik oleh berbagai pihak.
"Menarik. Hanya ada dua pertanyaan, jika saya diizinkan," kata bos Tesla itu melalui akun Twitter-nya, membalas cuitan Pangeran Al Saud.
"Berapa banyak Twitter yang dimiliki Kerajaan, secara langsung & tidak langsung? Apa pandangan Kerajaan tentang kebebasan berbicara jurnalistik?" kata Elon Musk.
Namun pada akhirnya, Pangeran Alwaleed bersedia menyumbangkan 35 juta sahamnya sendiri di Twitter (senilai USD 1,9 miliar), untuk mempertahankan investasinya saat Musk menjadikannya perusahaan privat.
Tidak diketahui alasan sang pangeran berubah pikiran tentang pencaplokan Twitter oleh orang terkaya di dunia.
Setelah dewan pada awalnya menolak tawaran pembelian tersebut, Musk diberitakan menghubungi anggota dewan untuk membahas rincian rencananya demi membuat membuat perusahaan jadi lebih menguntungkan.
Pangeran Alwaleed bin Talal Al Saud memimpin Kingdom Holding Company, perusahaan yang berbasis di Riyadh dan pertama kali membeli saham Twitter pada 2011, sebelum penawaran umum perdana perusahaan itu di tahun 2013.
KHC juga menjadi pemegang saham besar di berbagai bisnis termasuk jaringan hotel Four Seasons, Uber, Lyft, dan Citigroup.
Advertisement
Bill Gates Peringatkan Elon Musk
Di kesempatan berbeda, pendiri Microsoft Bill Gates juga berkomentar soal akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Ia memperingatkan, Elon Musk bisa membuat Twitter jadi platform yang lebih buruk usai membeli Twitter sepenuhnya.
Dalam CEO Council Summit yang diselenggarakan The Wall Street Journal, Gates ditanya mengenai dampak Musk terhadap Twitter setelah membeli jejaring sosial itu sebesar USD 44 miliar (Rp 635 triliun) secara tunai bulan lalu.
Mengutip Daily Mail, Jumat (6/5/2022), Bill Gates memuji Elon Musk memiliki rekam jejak yang baik. Namun, Elon Musk juga bisa membuat penyebaran misinformasi di Twitter makin parah.
"Dia (Elon Musk) bisa membuat (penyebaran misinformasi di Twitter) makin buruk. (Twitter) bukan rekam jejaknya," kata Gates.
Menurutnya, rekam jejak Elon Musk bersama Tesla dan SpaceX sangatlah mengesankan. Dia dinilai membentuk tim engineer dan orang-orang yang bekerja di bidang tersebut menjadi tim yang hebat.
"Namun saya agak ragu hal itu akan terjadi kali ini (di Twitter). Tapi kita harus berpikiran terbuka dan tidak meremehkan Elon," kata Gates.
Mempertanyakan Niat Elon Musk
Bill Gates pun mempertanyakan niat Elon Musk terhadap aplikasi Twitter, setelah Elon Musk beli Twitter.
Mantan suami Melinda French ini mengatakan, pembelian Elon Musk atas Twitter sepenuhnya dimotivasi oleh keinginan untuk memulihkan Twitter sebagai tempat pertukaran ide secara bebas.
Bahkan, Elon Musk mengatakan, dia ingin tidak ada penyensoran di Twitter demi upaya kebebasan berbicara.
Elon Musk sebelumnya menyebut dirinya merupakan pendukung kebebasan berbicara. Elon Musk juga pernah mengkritik kebijakan moderasi konten Twitter.
Soal hal itu, Bill Gates bertanya "Kamu tahu apa tujuannya? Ketika dia berbicara tentang keterbukaan, bagaimana perasaannya tentang sesuatu seperti 'vaksin membunuh orang' atau 'Bill Gates melacak orang' adalah salah satu hal yang dirasa harus disebarkan?
"Jadi tidak sepenuhnya jelas, apa yang akan dilakukannya terhadap Twitter."
Gates melanjutkan, "Apakah tujuannya adalah untuk apa yang jadi akhirnya, apakah itu cocok dengan gagasan mengenai penyebaran kepalsuan yang begitu cepat, teori yang aneh, apakah dia (Elon Musk) memiliki tujuan itu atau tidak?"
(Dio/Isk)
Advertisement