Liputan6.com, Jakarta - Instagram baru saja merilis pembaruan aplikasi untuk mengatasi bug yang membuat Instagram Stories eror. Informasi ini menyedot perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (16/6/2022) kemarin.
Berita lain yang tak kalah populer datang dari Cloudflare yang menyebut bahwa serangan DDos terbaru banyak berasal dari Indonesia.
Baca Juga
lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6 berikut ini.
Advertisement
1. Stories Sempat Eror, Instagram Rilis Pembaruan untuk Atasi Bug
Beberapa pengguna Instagram yang menggunakan iPhone mengeluh ketika mereka mencoba melihat Instagram Stories baru yang di-posting oleh sesama pengguna, mereka malah kembali mendapatkan Stories yang sudah mereka lihat.
Perusahaan kemudian mengakui bug tersebut, dan tak lama setelah itu merilis pembaruan untuk aplikasi iOS guna memperbaiki masalah tersebut.
Di toko aplikasi Apple (App Store), Instagram mengatakan pembaruan terdaftar sebagai Versi 239.1 yang berisi perbaikan bug dan peningkatan kinerja.
Dilansir CNET, Kamis (16/6/2022), laporan tentang Stories eror tampaknya dimulai sejak Senin (14/6/2022), di mana banyak pengguna Instagram di iPhone mengeluh tentang bug tersebut.
Christine Pai, juru bicara Meta yang mewakili Instagram, mengatakan kepada CNET melalui email bahwa perusahaan menyadari bahwa banyak pengguna mengalami kesulitan mengakses Instagram Stories.
"Kami menyelesaikan masalah ini secepat mungkin untuk semua orang yang terkena dampak dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," kata Pai.
Bug tersebut diketahui muncul sehari sebelum Head of Instagram, Adam Mosseri, mengumumkan tool baru untuk membantu orangtua memandu penggunaan remaja.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Cloudflare: Serangan DDoS Terbaru Banyak Berasal dari Indonesia
Cloudflare secara otomatis mendeteksi dan memitigasi 26 juta permintaan per detik (request per second) serangan DDoS.
Menurut Cloudflare, itu adalah serangan DDoS terbesar yang pernah tercatat pada protokol HTTPS. Serangan itu, kata Cloudflare, menargetkan situs web pelanggan menggunakan paket Gratis dari Cloudflare.
Mirip dengan serangan 15 juta rps sebelumnya pada April 2022, serangan ini juga sebagian besar berasal dari penyedia layanan cloud. Itu menjadi salah satu indikator penggunaan mesin virtual yang dibajak dan server yang kuat untuk menghasilkan serangan tersebut.
Selain itu, pada bulan Agustus 2021, Cloudflare juga mendapati serangan DDoS 17,2 juta rps pada protokol HTTP.
"Semua secara otomatis terdeteksi dan dimitigasi oleh HTTP DDoS Managed Ruleset kami yang didukung oleh sistem perlindungan DDoS edge otonomos kami," ujar Cloudflare di dalam keterangannya.
Serangan DDoS 26M rps berasal dari botnet kecil namun kuat dari 5.067 perangkat. Rata-rata, setiap node di bot itu menghasilkan sekitar 5.200 rps pada puncaknya.
Sebagai perbandingan, Cloudflare telah melacak botnet lain yang jauh lebih besar tetapi kurang kuat pada lebih dari 730.000 perangkat.
Â
Advertisement
3. Spotify Kurangi Perekrutan Karyawan karena Takut Resesi
Spotify dilaporkan bakal mengurangi perekrutan karyawan baru hingga 25 persen, akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi. Tidak diketahui bisnis apa yang akan terpengaruh.
Dilansir The Verge, dikutip Kamis (16/6/2022), laporan ini diungkap dalam memo internal yang diterima oleh Bloomberg.
Mengutip Variety, dalam memo yang dikirim melalui surel (email) oleh CEO Daniel Ek pada hari Rabu, perusahaan akan "mengurangi pertumbuhan perekrutan sebesar 25 persen."
Di sana juga disebutkan, Spotify akan "terus merekrut dan bertumbuh" tapi "hanya akan memperlambat langkah itu dan sedikit lebih berhati-hati dengan tingkat absolut karyawan baru selama beberapa kuartal ke depan."
Dalam presentasi kepada investor pekan lalu, Daniel Ek mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak hanya dalam langganan, tetapi juga vertikal di luar musik seperti podcast, dan segera, audiobook.
Namun, Chief Financial Officer Paul Vogel, juga memberikan petunjuk bahwa kepegawaian dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.
"Kami jelas menyadari meningkatnya ketidakpastian mengenai ekonomi global," kata Vogel.
"Sementara kami belum melihat dampak material apa pun terhadap bisnis kami, kami terus mencermati situasi dan mengevaluasi pertumbuhan karyawan kami dalam waktu dekat," imbuhnya.
Infografis 4 Cara Atasi Error Aplikasi PeduliLindungi
Advertisement