Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengirimkan data tambahan ke Elon Musk mengenai transparansi jejaring sosial tersebut. Berdasarkan sumber Business Insider, pengacara Elon Musk mengirimkan sepucuk surat ke Twitter pada minggu lalu.
Isi suratnya adalah, sekumpulan data yang disediakan oleh Twitter tidak cukup untuk membuat Elon Musk memutuskan akuisisi Twitter.
Baca Juga
Mengutip Gizchina, Senin (27/6/2022), menurut laporan, data yang dikirimkan mencakup rekaman cuitan pengguna hingga informasi dari perangkat apa si pengguna mencuit. Elon Musk katanya tidak puas dengan data tersebut.
Advertisement
"Twitter memberi Elon Musk lebih banyak data pengguna. Setelah menerima data dari perusahaan, Elon Musk masih tidak senang," kata Business Insider.
Publikasi ini juga menyebut, berdasarkan informasi orang dalam, pengacara Musk mengirim surat lain ke Twitter, mengklaim data yang diberikan tidak mencukupi.
Sebagai tanggapan, Twitter minggu ini sepakat memberi Elon Musk lebih banyak informasi, termasuk data API realtime. Selain itu juga ada aliran data dari cuitan dan aktivitas platform lainnya. Data ini biasanya ditujukan untuk pengembang tertentu.
Saat Elon Musk beli Twitter, Elon Musk mempertanyakan perkiraan Twitter yang menyebut akun palsu hanya sekitar 5 persen dari jumlah pengguna aktif hariannya. Elon Musk bersikeras mau mengecek sendiri tentang masalah akun palsu di Twitter.
Sementara itu, minggu ini, rapat Dewan Direksi Twitter telah diadakan, di mana penjualan Twitter ke Elon Musk telah disetujui dan pemegang saham diundung untuk mendukung keputusan ini.
Persetujuan transaksi ini kemungkinan dilakukan pada akhir Juli atau awal Agustus, seperti perkiraan sebelumnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3 Alasan Elon Musk Belum Akuisisi Twitter
Elon Musk mengungkap alasan kenapa proses akuisisi Twitter yang diumumkan sejak akhir April lalu belum rampung. Seperti diketahui, CEO Tesla dan SpaceX itu mengumumkan ingin membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar RP 651 triliun.
Dua bulan berlalu, proses akuisisi platform microblogging itu pun belum rampung dikarenakan berbagai kendala. Sampai-sampai, Elon Musk sendiri mengatakan akan menunda pembelian hingga membatalkan pembelian Twitter karena beberapa hal.
Dalam salah satu sesi acara Bloomberg baru-baru ini, Elon mengakui ada beberapa isu atau masalah yang harus Twitter selesaikan sebelum dibeli. Adapun masalah tersebut, antara lain:
1. Akun Palsu atau Bot
Elon beberapa kali secara gamblang mengungkap kekhwatirannya tentang jumlah akun palsu dan bot di Twitter. Diketahui, manipulasi platform media sosial dengan akun palsu dan bot bukanlah hal baru.
Meski begitu, Elon ingin Twitter memberikan informasi lebih detail tentang berapa banyak penggunannya yang asli. Sebelumnya, Twitter mengklaim jumlah akun palsu dan bot yang ada di platform angkanya kurang dari 5 persen dari jumlah pengguna aktif hariannya.
Dari pengalaman dirinya sebagai pengguna Twitter, Elon Musk meragukan angka yang diklaim oleh Twitter.
"Kami masih menunggu resolusi tentang masalah itu, dan itu masalah yang sangat signifikan di Twitter," dikutip dari CNBC, Rabu (22/6/2022).
Advertisement
2. Kendala Pembiayaan
Alasan lainnya adalah tentang porsi utang yang diperlukan Elon Musk untuk membeli Twitter.
Pada Mei 2022, Elon berkomitmen untuk membayar USD 33,5 miliar secara tunai. Dia juga telah menerima komitmen pembiayaan ekuitas dari co-founder Oracle, Larry Ellison, dan perusahaan kripto Binance.
Diketahui, keduanya bersedia menggelotorkan uang sebesar USD 7,1 miliar. Elon menyebutkan, sisa dana akan datang dalam bentuk pinjaman bank.
Meskipun menjadi orang terkaya di dunia, sebagian besar kekayaan Elon Musk terikat pada saham Tesla.
Dia telah menjual dan menjanjikan miliaran saham Tesla sebagai jaminan untuk pinjaman.
3. Persetujuan Para Pemegang Saham
Kendala terakhir bagi Musk untuk menyelesaikan proses akuisisi adalah persetujuan dari pemegang saham Twitter.
Investor diharapkan untuk memberikan suara pada kesepakatan pada akhir Juli atau awal Agustus.
"Akankah bagian utang terpenuhi? Dan kemudian apakah pemegang saham akan memberikan suara mendukung?” kata Musk, Selasa.
Apakah Musk akan mendapatkan dukungan yang cukup untuk pembelian masih belum jelas.
Bulan lalu, beberapa pemegang saham Twitter menggugat Musk dan perusahaan itu sendiri atas penanganan proses yang kacau.
(Tin/Ysl)
Advertisement