Liputan6.com, Jakarta - Penjualan smartphone global turun 4 persen secara bulanan (Month over Month, MoM) dan 10 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) pada Mei 2022 menjadi 96 juta unit.
Demikian menurut laporan Market Pulse Service dari Counterpoint Research. Berdasarkan laporan ini, Mei 2022 menjadi bulan kedua berturut-turut penurunan bulanan dan bulan ke-11 berturut-turut penurunan tahunan.
Baca Juga
Bahkan setelah pemulihan gelombang COVID-19 pertama pada tahun 2020, pasar smartphone masih belum mencapai tingkat pra-pandemi.
Advertisement
Pada tahun 2021, pasar smartphone dipengaruhi oleh kendala pasokan dan gelombang COVID. Pada tahun 2022, kelangkaan komponen, meskipun belum sepenuhnya teratasi, telah stabil.
Namun, pasar smartphone kini dilanda penurunan permintaan karena berbagai faktor termasuk inflasi, lockdown di China, dan krisis Ukraina.
Direktur Riset di Counterpoint Research, Tarun Pathak menyebut bahwa permintaan smartphone terutama di negara-negara maju didorong oleh penggantian, yang menjadikannya sebagai pilihan pembelian.
"Tekanan inflasi menyebabkan sentimen konsumen pesimistis di seluruh dunia dan orang-orang menunda pembelian yang tidak penting, termasuk smartphone," kata Tarun.
Penguatan dolar AS, ujar Tarun, juga merugikan negara-negara berkembang.
Mengomentari pasar China, dan krisis Ukraina, Analis Senior Varun Mishra menuturkan bahwa lockdown di China dan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan telah merugikan permintaan domestik serta merusak rantai pasokan global.
"Pasar smartphone di China sedikit pulih dari bulan ke bulan pada Mei 2022 karena lockdown mulai dilonggarkan, tetapi masih 17 persen lebih rendah dari Mei 2021," ujar Varun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Krisis Rusia-Ukraina
Krisis Rusia-Ukraina, kata Varun, juga mengurangi permintaan di Eropa Timur.
"Tak satu pun dari produsen tampaknya terhindar dari dampak negatif pada permintaan yang disebabkan oleh campuran faktor-faktor ini," tutur Varun.
Permintaan yang rendah juga menyebabkan penumpukan inventaris yang mengarah pada penurunan pengiriman dan pemotongan pesanan dari produsen smartphone.
Menurut indeks makro Counterpoint, tren negatif diperkirakan akan berlanjut sepanjang musim panas, tetapi membaik secara bertahap selama paruh pertama 2022.
Itu terutama karena situasi yang lebih normal di China, peningkatan berkelanjutan dalam keseimbangan pasokan-permintaan dalam rantai pasokan teknologi, dan ekonomi makro yang lebih baik.
Advertisement
iPhone Jadi Smartphone Premium Paling Laris di Awal 2022
Volume penjualan pasar smartphone premium global dengan harga jual USD 400, turun 8 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) selama kuartal pertama 2022 (Q1 2022).
Namun, performanya masih lebih baik daripada pasar smartphone secara keseluruhan, yang turun 10 persen. Demikian menurut laporan Market Pulse Service dari Counterpoint Research.
Laporan itu juga menyoroti bahwa Q1 2022 adalah kuartal kedelapan berturut-turut di mana pasar premium telah mengungguli pertumbuhan pasar smartphone secara keseluruhan.
"Apple terus memimpin pasar premium, melebihi 60 persen pangsa untuk kedua kalinya pada kuartal itu secara berturut-turut. Performa Apple didorong oleh seri iPhone 13, yang telah menjadi model terlaris secara global setiap bulannya sejak Oktober 2021," kata Counterpoint dalam laporannya.
Tertinggi bagi Apple Sejak Q1 2017
Selain itu, catatan Counterpoint juga menunjukkan Q1 2022 adalah pangsa kuartal pertama tertinggi bagi Apple di segmen premium sejak Q1 2017.
Sementara itu, pangsa pasar Samsung di segmen tersebut menurun terutama karena peluncuran seri Galaxy S22 yang tertunda dibandingkan dengan peluncuran seri S21 pada tahun 2021.
"Namun, seri S22 secara keseluruhan berkinerja baik, yang bahkan menjadi smartphone Android terlaris di segmen premium pada Q1 2022," tutur Counterpoint.
Selanjutnya, OPPO menjadi merek terbesar ketiga di segmen premium. OPPO diikuti oleh Xiaomi dan Vivo. Kontribusi penjualan pasar China di segmen premium untuk Xiaomi, OPPO, dan Vivo telah berkurang sejak tahun 2021.
Advertisement