Serangan Siber ke Perusahaan Game Melonjak Dua Kali Lipat dalam Setahun

Dalam laporannya, Akamai menyebutkan bahwa serangan siber semacam ini bermula dari meroketnya popularitas dan permintaan akan platform game cloud

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Agu 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan cloud Akamai Technologies mengungkapkan serangan siber terhadap perusahaan game meningkat hingga lebih dari dua kali lipat selama setahun terakhir.

Hal ini terungkap dalam laporan State of the Internet terbaru mereka bertajuk Gaming Respawned. Laporan menguraikan, serangan ini bermula dari meroketnya popularitas dan permintaan akan platform game cloud.

"Pertumbuhan dan evolusi aktivitas gaming memicu peningkatan jumlah serangan siber yang terjadi," ujar Jonathan Singer, Senior Strategist Akamai untuk Industri Media & Hiburan dalam siaran pers, Senin (8/8/2022).

Menurut Singer, pelaku kejahatan siber biasanya mengincar live service dan kredensial bersama, untuk mencuri aset gaming.

"Selain itu, seiring merambahnya industri gaming ke teknologi cloud, ada potensi ancaman baru yang dimanfaatkan pelaku kriminal untuk menyasar pemain anyar," kata Singer.

Akamai menyebut, serangan terhadap aplikasi web di sektor gaming akan membuat akun para pemain lebih berisiko dibobol oleh pelaku kejahatan siber. Penjualan akun game dan pencurian informasi pribadi, termasuk data kartu kredit pun kembali marak. 

Pasar transaksi mikro (microtransaction) di game sendiri diproyeksikan mencapai angka USD 106,02 miliar pada tahun 2026, sehingga menjadikannya sasaran empuk bagi para penyerang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Melampaui Sektor Finansial

Ilustrasi Main Game (Image by Jan Vašek from Pixabay)
Ilustrasi Main Game (Image by Jan Vašek from Pixabay)

Dari laporan Akamai, terkuak fakta bahwa 37 persen dari total serangan DDoS merongrong industri gaming. Angka ini dinilai mencengangkan karena persentasenya melampaui sektor finansial di posisi kedua dengan 22 persen.

Selain itu, Akamai juga mengungkapkan ada beberapa temuan mereka yang lain, yang diuraikan di State of the Internet – Gaming Respawned.

Salah satu temuan itu adalah, serangan terhadap aplikasi web di sektor gaming melonjak 167 persen antara Kuartal 1 2021 sampai Kuartal 1 2022. Ini mempengaruhi jutaan akun pemain video game di seluruh dunia.

Adapun, negara yang menjadi target utama serangan semacam ini adalah Amerika Serikat, Swiss, India, Jepang, Inggris, dan negara-negara lain di Eropa serta Asia.

Perusahaan gaming juga ditemukan mengalihkan operasinya ke cloud, menjadikannya ladang baru yang menggiurkan bagi para peretas.

Selain itu, microtransaction yang sudah lazim di dunia gaming, menjadi sarana bagi para penjahat untuk beraksi tanpa terendus, dengan menyasar kemampuan finansial para pemain.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kaspersky Ungkap Bahaya yang Mengintai Anak di Roblox

Tangkapan layar Roblox (YouTube Roblox)
Tangkapan layar Roblox (YouTube Roblox)

Sebelumnya, Kaspersky mengungkapkan bahwa Roblox tak lepas dari bahaya yang mengincar anak, salah satunya adalah ancaman child grooming. Hal ini diungkap dalam sebuah dokumen internal yang diterbitkan secara daring oleh peretas tak dikenal.

Isi dokumen itu adalah wawasan tentang penargetan anak-anak oleh predator di platform dan bagaimana platform tersebut dimanfaatkan untuk upaya child grooming.

Salah satu masalah yang diidentifikasi adalah meski sistem Roblox memindai 100 persen laporan penyalahgunaan yang dikirim, hanya sekitar 10 persen yang dapat ditindaklanjuti.

"Ini menunjukkan pada platform game, di mana konten dimoderasi, tetap terdapat sejumlah besar risiko bagi anak-anak," tulis Kaspersky dalam pernyataan tertulis, Senin (8/8/2022).

Andrey Sidenko, peneliti keamanan di Kaspersky mengatakan, di dunia game, pengguna juga berpotensi dengan penipu online, yang bisa menjadi anggota dari permainan yang dipilih, atau bahkan menjadi penulisnya.

"Ancaman dari mereka bisa datang baik di dalam dunia game - mereka sering menunjukkan agresi, penipuan atau intimidasi," kata Sidenko.

Ia mencontohkan dalam Roblox, tema dunia bisa digunakan untuk membuat sumber daya phishing demi mencuri login dan kata sandi dari akun, untuk selanjutnya menarik dana dari para korban.

Atau, menggunakan kedok mata uang dalam game (Robux), pengguna ditawari mendaftar dengan nama asli atau membayar "no-lose lottery." Ini tidak akan menghasilkan apapun selain kerugian materi.

Yang Harus Diajarkan Saat Bermain Roblox

Tangkapan layar Roblox (YouTube Roblox)
Tangkapan layar Roblox (YouTube Roblox)

Meski Roblox memiliki sistem moderasi konten, Kaspersky pun meminta pengguna untuk tidak mengandalkan fitur ini sepenuhnya. Apalagi, bagi anak sekolah yang kurang memiliki pengalaman sehingga mungkin tidak menyadari sejumlah aturan dasar keamanan siber.

Kaspersky pun memberikan sejumlah tips yang dapat dilakukan oleh orangtua, di mana beberapa di antaranya bisa diajarkan oleh ke anak-anak mereka, untuk menghindari ancaman bahaya di ruang online. Berikut yang harus dilakukan:

  1. Jangan bagikan nama asli, tempat tinggal, sekolah, atau informasi pribadi lainnya yang dapat membantu penyerang mengidentifikasi Anda di dunia nyata;
  2. Hanya mengobrol dengan pengguna yang Anda kenal secara pribadi; jangan mengobrol dengan orang asing di Roblox atau di mana pun;
  3. Gunakan kata sandi yang rumit dan unik dan selalu akhiri sesi di akhir permainan, terutama jika Anda memilih untuk terhubung dari perangkat yang tidak dikenal. Jangan lupa untuk menggunakan otentikasi dua faktor;
  4. Roblox menggunakan sistem pemantauan konten internal dan jika ditemukan iklan yang tidak diinginkan, kecurangan online, berbagai jenis pelecehan atau agresi terhadap Anda atau pengguna lain, segera melapor ke moderator;
  5. Evaluasi secara kritis informasi yang Anda temui di dunia game. Pelaku dapat menggunakan berbagai teknik, termasuk rekayasa sosial. Misalnya, mereka mungkin menawarkan hadiah dalam bentuk mata uang dalam game (Robux) untuk mendapatkan informasi pribadi. Jika seseorang menawarkan ini kepada Anda, maka kemungkinan besar itu adalah penipuan yang memiliki "kepentingan sendiri".
  6. Gunakan solusi antivirus dan program kontrol orang tua untuk memastikan anak Anda dapat menggunakan Internet dengan aman.

(Dio/Ysl)

Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian
Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian (liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya