Liputan6.com, Cirebon - Warga Cirebon, Muhammad Said Fikriansyah, membantah bahwa dirinya adalah orang di balik akun yang kerap membocorkan data-data beberapa instansi dan pejabat, Bjorka.
Hal itu muncul setelah sebuah akun yang mengklaim sebagai hacker, menuding bahwa Said adalah Bjorka.
Baca Juga
Dilansir Regional Liputan6.com, dikutip Kamis (15/9/2022), pemuda Gang Kebantengan Kelurahan Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon itu mengaku kaget atas tuduhan yang mengarah kepadanya.
Advertisement
"Buat kalian semua yang menuduh saya itu Bjorka, saya bukan Bjorka," tegasnya Rabu (14/9/2022).
Selain itu, Muhammad Said Fikriansyah juga mengatakan dirinya tidak memiliki kemampuan untuk hacking atau meretas seperti yang dilakukan seorang hacker. Pemuda 17 tahun itu juga mengatakan dirinya adalah seorang video editor.
"Saya tidak punya kemampuan buat ngehack seperti apa yang dituduhkan sekarang," ujarnya.
Said yang merasa dirugikan dengan tudingan tersebut pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Polres Cirebon Kota. Ia juga meminta semua pihak menghentikan tuduhan bahwa dirinya adalah Bjorka.
"Tadi jam 11 siang saya kontak ke Polres Cirebon Kota. Jadi nanti saya bakalan cerita-cerita ke Polres," kata Said. Dalam waktu dekat, dirinya juga akan meminta perlindungan kepada pihak kepolisian.
Sebelumnya, akun Instagram @volt_anonym menuding sebuah akun Instagram yang dimiliki Said, sebagai Bjorka.
Â
Tudingan Soal Identitas Bjorka
"Data yang katanya 133M dari meretas Kominfo tidak lebih isinya cuma 200 data saja dan itu pun di copy sehingga banyak data yang sama seolah-olah data yang dia curi sebanyak 133M padahal cuma 200 an," tulis akun @volt_anonym.
"Ini sama saja data dump (sampah) yang sudah banyak kadaluarsa," tulis akun tersebut, seperti dikutip dari akun @volt_anonym pada Rabu (14/9/2022).
Akun tersebut juga mengklaim data yang diambil Bjorka yang katanya sebanyak 133 juta. Ia bahkan menuding hacker Bjorka memiliki tim. "Aing tau lu punya tim,lu bagian pansos dan tim lu bagian sebar data dan repost," kata akun itu.
Menurut akun itu, berdasarkan data yang dia dapat, si pembocor hanya menyalin lalu meng-input lagi seterusnya, sampai jumlahnya menjadi banyak.
"Disitu kelen bisa melihat data yang sama, jadi mereka cuma copy lalu input lagi dan seterusnya sampai jumlahnya banyak sehingga seolah-olah data yang mereka curi itu sebanyak 133M. Padahal ya cuma 200 an doang dan itu pun data dump," tulis akun itu.
Meski begitu, sejauh ini belum ada informasi tentang identitas asli dari orang di balik "alter ego" Bjorka.
Â
Advertisement
Kata Pakar Soal Identitas Asli Bjorka
Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut, Bjorka memang terlihat mendalami isu-isu yang terjadi di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjamin bahwa Bjorka adalah orang Indonesia.
"Bisa saja akunnya dipinjamkan ke orang Indonesia, atau teknik lainnya," ujar Alfons.
Sementara, Pakar Keamanan Siber CISSRec Pratama Persadha berpendapat, hacker Bjorka kemungkinan adalah kelompok hacker dan bukan ulah perseorangan. Di mana, di anggota kelompok memiliki keahlian masing-masing.
"Bjorka ini menurut saya ada satu grup, mereka ada yang bisa melakukan peretasan, ada yang menerima setoran data-data yang bocor, dan ada yang berperan menjual atau mempublikasikan di media sosial," tutur Pratama.
Sementara, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, BIN dan Polri sudah mengidentifikasi dengan baik gambaran tentang pelaku pembocoran data yang mengatas namakan Bjorka.
Dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (14/9/2022), dalam kasus terjadi saat ini, data yang disebar bersifat umum dan bukan rahasia negara, serta belum ada pembobolan.
Â
Mahfud MD Sebut Gambaran Bjorka Sudah Diidentifikasi
"Motifnya ternyata juga gado-gado, ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli, dan sebagainya. Motif-motif kayak gitu tidak ada yang terlalu membahayakan," kata Mahfud dalam konferensi pers yang juga disiarkan di YouTube Kemenko Polhukam RI ini.
"Dari hasil kesimpulan tadi, apa yang disebut Bjorka ini tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sungguh-sungguh," Mahfud menambahkan.
Kata Mahfud MD, "menurut persepsi baik" mereka, hacker Bjorka ingin memberitahu "kita harus hati-hati, kita bisa dibobol, dan sebagainya."
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan pemerintah terus melakukan penyelidikan tentang kasus peretasan ini. Menurutnya, gambaran tentang Bjorka sudah "teridentifikasi dengan baik" oleh BIN dan Polri.
"Tetapi belum bisa diumumkan. Gambaran-gambaran siapa dan dimananya itu kita sudah punya alat untuk melacak itu semua," imbuh Mahfud.
Advertisement