Ahli Ingatkan Asisten AI Bisa Bahayakan Perkembangan Sosial Anak

Para ahli mengingatkan bahwa asisten virtual berbasis artificial intelligence (AI) bisa membahayakan perkembangan sosial anak-anak.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Sep 2022, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 06:30 WIB
Asisten Virtual
Ilustrasi asisten virtual. Dok: amyfeierman.com

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran asisten virtual seperti Google Assistant hingga Alexa mendapatkan perhatian terkait privasi. Meski begitu, asisten virtual terus merangsek naik dengan penggunaan yang kian masif di rumah tangga.

Meski begitu praktis dan memudahkan kehidupan, tampaknya asisten virtual juga memiliki dampak yang merugikan bagi pertumbuhan anak-anak.

Mengutip Digital Trends, Jumat (30/9/2022), asisten virtual dianggap membahayakan perkembangan sosial anak-anak terutama dalam memperoleh keterampilan inti.

Informasi ini adalah hasil analisis dari para ahli Fakultas Kedokteran Klinis Universitas Cambridge. Mereka menyebut, interaksi dengan asisten AI mempengaruhi anak-anak dalam tiga cara. Pertama, halangan yang ditimbulkan untuk kesempatan belajar.

Asisten AI bikinan Amazon, Apple, dan Google ini memang terus berkembang dalam hal kecepatan dan hal ini dianggap menakutkan. Tiap tahunnya, kemampuan mereka mendapatkan jawaban relevan dari web juga terus meningkat.

Dengan kemudahan yang dihadirkan asisten virtual AI, para ahli meyakini, proses belajar tradisional, khususnya dalam mendapatkan dan menyerap pengetahuan pelan-pelan tergerus.

Masalah sebenarnya pun terjadi, yakni saat anak-anak mengajukan pertanyaan di depan orang tua. Mereka kerap ditanya tentang konteks dan alasan di balik pertanyaan mereka.

Dekatkan Anak dengan Misinformasi

Amazon Alexa
Amazon Alexa

Nah, ketika seseorang (dalam hal ini anak-anak) mencari jawaban atas sesuatu, mereka mengembangkan pendekatan kritis dan penalaran logis untuk menguraikan jenis informasi yang tepat dan ruang lingkup imajinasi mereka juga akan melebar.

"Anak-anak memiliki pemahaman buruk tentang bagaimana informasi diambil dari internet, di mana internet disimpan, dan keterbatasan internet. Dengan mempercayai sepenuhnya informasi dari internet, anak jadi lebih mudah menyerap informasi palsu," kata laporan tersebut.

Kumpulan misinformasi yang mengganggu di internet memang tidak perlu diperkenalkan ke anak-anak. Platform pun terus berjuang untuk menahannya agar sampai pengguna. Sayangnya, asisten AI memperburuk keadaan.

Hasil penelitian Stanford pada 2021 menemukan, asisten virtual seperti Alexa, Google Assistant, dan Siri memberikan serangkaian jawaban dan hasil pencarian yang berbeda terkait pertanyaan kesehatan.

Jika orang dewasa yang mencari tahu informasi ini, mereka diyakini mampu membuat keputusan yang bijak ketika dihadapkan skenario jawaban berbeda. Namun ketika anak dalam posisi tersebut, mereka berisiko terpapar misinformasi.

Pertumbuhan Sosial Terhambat

Google
Tampilan Google Nest yang baru saja diperkenalkan. (Dok. Google)

Kedua, terkait pertumbuhan sosial yang terhambat. Seperti diyakini dan diketahui banyak orang, percakapan antarmanusia membantu memperbaiki etika sosial dan memungkinkan anak-anak belajar bagaimana berperilaku dengan benar di dunia luar. Sementara, mengobrol dengan asisten digital tidak menawarkan keistimewaan itu.

Singkatnya, asisten AI menawarkan jalan yang buruk bagi anak dalam mempelajari interaksi sosial. Meski asisten AI itu sendiri terus berkembang, misalnya dalam hal pemrosesan bahasa yang lebih alami.

Asisten Google misalnya, bisa berbicara secara alami seperti bicara dengan orang lain. Meski begitu, asisten virtual tidak bisa mengajarkan sopan santun dasar kepada anak-anak atau melatih cara berperilaku yang baik kepada anak.

Tanggapan yang Tak Tepat

Siri
Siri di iPhone 6 (Sumber: CNET)

Misalnya, asisten AI tak bisa mengajari istilah sopan santun seperti "tolong". Parahnya dalam kondisi pandemi dan pembatasan-pembatasan, ruang interaksi manusia berkurang, menimbulkan risiko lebih besar bagi perkembangan sosial pikiran anak-anak.

Ketiga dan terakhir, adalah masalah tanggapan yang tidak tepat. Dalam hal ini, tak semua orang tua memiliki keterampilan untuk menetapkan batasan ketat seputar kontrol software parental. Hal ini berisiko memaparkan anak-anak ke konten yang tidak sesuai dengan usianya.

Laporan BBC tahun 2021 menyebut, Alexa dari Amazon pernah mempertaruhkan nyawa anak 10 tahun, dengan menantang mereka untuk menyentuh bagian sirkuit listrik dengan koin logam. Hal ini tentu sangatlah berbahaya bagi keamanan anak.

(Tin/Isk)

Infografis Tekno Google Twitter revisi
Infografis Tekno Google Twitter revisi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya