Liputan6.com, Jakarta - Akun Twitter Donald Trump kini pulih setelah penangguhan permanen pada Januari 2021 lalu. Twit terakhir dari Donald Trump tercatat pada tanggal 8 Januari 2021. Kala itu, dia menyebut bahwa dia tidak akan menghadiri acara inauguruasi 20 Januari 2021.
Selaku CEO di Twitter, Elon Musk pada 19 November 2022 telah membuka voting soal pemulihan akun Twitter milik Presiden Amerika Serikat ke-45 tersebut di akun pribadinya.
Baca Juga
Advertisement
Reinstate former President Trump:
Yes
No
Terpantau, per 20 November 2022 pukul 11.30 WIB, voting itu menghasilkan lebih dari 15 juta suara.
Elon Musk pun menuliskan kutipan bahasa latin Vox Populi, Vox Dei, yang berarti "Suara Rakyat, Suara Tuhan."
Selain itu, pendiri PayPal tersebut juga mengatakan bahwa voting yang dia gelar telah menjangkau sekitar 134 jtua pengguna Twitter.
Berdasarkan voting itu, 51,8 persen responden menyatakan persetujuannya atas pemulihan akun Twitter Donald Trump. 48,2 persen sisanya menyatakan tidak setuju.
"Orang-orang telah berbicara. (Akun Twitter) Donald Trump akan dipulihkan. Suara Rakyat, Suara Tuhan," kata Elon Musk dalam sebuah cuitan pada hari ini, 20 November.
Seluruh Kantor Twitter Tutup, Imbas Ratusan Karyawan Resign Massal
Diwartakan sebelumnya, usai ratusan karyawan mengundurkan diri setelah ultimatum Elon Musk. Twitter dikabarkan menutup kantornya untuk sementara.
Dalam sebuah email yang dikirim ke karyawan, dikutip dari The Verge, Twitter mengumumkan bahwa kantor ditutup dan badge untuk akses kantor milik karyawan dinonaktifkan sampai Senin pekan depan.
Lebih lanjut, diberitakan oleh media Irlandia RTE, kantor Twitter di Dublin dan lokasi lain di dunia, juga ditutup.
Diketahui, ratusan karyawan kabarnya mengundurkan diri setelah munculnya ultimatum Elon Musk pada pekan ini, yang meminta mereka memilih untuk kerja sangat keras atau mundur dengan pesangon.
Dilansir The Verge, sebelum tenggat waktu pada hari Kamis waktu setempat, terdapat sekitar 2.900 karyawan yang tersisa di Twitter, usai Musk memecat sekitar setengah dari 7.500 orang pekerja.
Advertisement
Twitter 2.0
Namun, tidak diketahui persis berapa jumlah karyawan yang memilih untuk cabut dari perusahaan setelah email Elon Musk. Diperkirakan ratusan orang.
"Saya tidak menekan tombolnya," kata seorang karyawan yang memilih keluar dalam unggahannya di Slack. "Jam saya berakhir di Twitter 1.0. Saya tidak ingin jadi bagian dari Twitter 2.0."
Seorang karyawan Twitter yang tersisa mengklaim, mengingat besarnya pengunduran diri pekan ini, platform media sosial itu diperkirakan akan segera hancur.
Seorang karyawan Twitter juga menyebut bahwa semua orang yang membuat Twitter jadi "luar biasa" pergi. "Akan sangat sulit bagi Twitter untuk pulih dari sini, tidak peduli seberapa keras upaya orang-orang yang tetap bertahan."
Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement