Apple Bakal Pakai Nama xrOS untuk Sistem Operasi XR Headset Besutannya

Menurut laporan terbaru, Apple akan menggunakan nama xrOS untuk sistem operasi headset buatannya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Des 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Apple
Ilustrasi Apple (AP Photo/Mark Lennihan)

Liputan6.com, Jakarta - Apple disebut akan meluncurkan mixed reality headset pertama besutannya pada 2023. Bersamaan dengan kabar tersebut, sejumlah analis menyebut Apple juga telah mempersiapkan sistem operasi yang akan dipakai di perangkat besutannya itu.

Menurut laporan Bloomberg seperti dikutip dari GSM Arena, Senin (5/12/2022), sistem operasi yang akan digunakan itu nantinya akan memiliki nama xrOS, alih-alih realityOS atau rOS yang sempat berkembang sebelumnya.

Dengan adanya kabar ini, peluncuran perangkat itu pun disebut kian dekat. Nama XR dipilih untuk eXtended Reality yang berarti headset Apple ini akan mendukung kemampuan VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality).

Kehadiran headset ini akan menjadi segmen pasar baru yang dikembangkan Apple sejak terakhir kali melakukannya dengan Apple Watch pada 2015. Laporan juga menyebut headset ini akan memiliki toko aplikasi sendiri, termasuk dengan aplikasi inti seperti Messages dan Maps.

Selain itu, headset ini akan dilengkapi dengan piranti kolaborasi yang memanfaatkan VR. Lalu, XR headset ini turut memakai teknologi LiDAR yang saat ini sudah ada di sejumlah model iPhone maupun iPad.

Sementara terkait nama perangkatnya sendiri memang belum dapat dipastikan. Namun, beberapa bulan lalu ada laporan yang mengungkap Apple telah mendaftarkan paten dengan Reality One serta Reality Pro, dan diduga kuat akan menjadi nama mixed reality headset ini.

Sebelumnya, Apple dikabarkan menunda peluncuran headset buatannya hingga awal tahun depan atau 2023. Kabar ini terungkap lewat laporan Jeff Pu dari Macrumors. Sayang, dirinya tidak mengungkap lebih lanjut alasan kenapa Apple menunda peluncuran headset ini.

Peluncuran Headset AR Apple Bakal Tertunda hingga 2023

Apple Store
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Dikutip GSM Arena, Minggu (17/4/2022), Apple tidak ingin merilis headset AR pertamanya tersebut di pasaran dalam jumlah terbatas.

Diprediksi headset AR Apple ini akan mencapai angka penjualan 1 hingga 1,5 juta perangkat di tahun pertamanya. Hal ini terhitung cukup ambisius.

Meski kacamata AR dan VR bukan sebuah teknologi baru, headset buatan Apple yang diperkirakan akan dijual seharga USD 2.000 ini akan masuk ke dalam kategori premium.

Informasi, Apple berhasil meyakinkan salah satu eksekutif Meta untuk bergabung ke dalam perusahaan. Apple telah membajak pemimpin komunikasi augmented reality Meta, Andrea Schubert.

Meskipun tidak 100 persen dikonfirmasi apa yang akan dilakukan Schubert di Apple, fakta dirinya memiliki peran di departemen augmented reality (AR) Meta, menunjukkan dia akan memainkan peran yang sama di Apple.

Apple Hapus 540 Ribu Aplikasi Tak Terurus di App Store

Ilustrasi App Store
Ilustrasi App Store (Foto:Shutterstock)

Di sisi lain, Apple kembali melanjutkan bersih-bersih aplikasi tak terurus dari platform App Store. Bahkan, ini dilaporkan membuat jumlah aplikasi yang tersisa mencapai titik terendah dalam tujuh tahun.

Data terbaru dari Finbold menunjukkan, jumlah aplikasi yang ada di App Store adalah 1.642.759, atau turun 24,79 persen sejak kalender kuartal kedua tahun 2022. Terakhir kali jumlah aplikasi serendah ini adalah di kuartal ketiga tahun 2015 yaitu di 1.672.271.

Mengutip Apple Insider, Jumat (18/11/2022), secara total, Apple telah menghapus lebih dari 540 ribu aplikasi dalam kuartal ketiga tahun 2022.

Penghapusan ini pun membuat Apple berada di posisi kedua untuk jumlah seluruh aplikasi yang ada di toko selama kuartal ketiga, di mana Play Store milik Google adalah yang terbanyak dengan 3.553.050 aplikasi.

Bulan April lalu, Apple memang diketahui melakukan penghapusan massal aplikasi-aplikasi yang tidak lagi menerima update atau pembaruan dari pengembangnya.

Apple mengirimkan email dengan subjek "App Improvement Notice" atau 'Pemberitahuan Peningkatan Aplikasi' kepada para pengembang yang terdampak.

Melalui email itu, Apple memperingatkan akan menghapus aplikasi yang belum diperbarui dalam waktu yang ditentukan, dari toko aplikasi App Store.

Mengutip The Verge, Minggu (24/4/2022), Apple memberikan waktu 30 hari kepada para pengembang untuk memperbarui aplikasi-aplikasi mereka, agar tidak ditendang dari App Store.

"Anda bisa membuat aplikasi ini tersedia untuk ditemukan bagi pengguna baru dan diunduh dari App Store dengan mengirimkan update untuk ditinjau dalam 30 hari," tulis Apple dalam emailnya.

Tidak Menerima Pembaruan Perangkat Lunak

Ilustrasi App Store
Ilustrasi App Store

Selanjutnya Apple juga mengatakan, bakal menghapus aplikasi-aplikasi usang dari App Store. Sementara, aplikasi yang sudah diunduh sebelumnya akan tetap tersedia di perangkat pengguna.

Tercatat pada kuartal kedua tahun 2022, Apple telah menghapus 439 ribu aplikasi dengan alasan, mereka tidak menerima pembaruan selama bertahun-tahun.

Di antara aplikasi yang dihapus, 64 persen belum menerima pembaruan perangkat lunak setidaknya selama dua tahun atau lebih.

Finbold percaya ada korelasi antara menurunnya aplikasi dan pendapatan App Store yang lebih rendah selama kuartal terakhir.

Meski Apple tidak menyebutkan angka untuk bisnis Service-nya, analis mengaitkan pendapatan App Store yang lebih rendah dengan game, alih-alih penghapusan aplikasi.

Aplikasi yang dihapus dari App Store sendiri tidak akan berpengaruh ke aplikasi yang sudah diunduh ke perangkat pengguna. Fitur seperti pembelian dalam aplikasi pun juga masih bisa berfungsi.

(Dam/Isk)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya