Liputan6.com, Jakarta - Bocoran gambar dari Samsung Galaxy S23 Ultra dan Galaxy S23 Plus menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (14/1/2023) kemarin.
Berita lain yang juga populer datang dari Meta yang menggugat perusahaan pengeruk data 600 ribu pengguna Facebook.
Baca Juga
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
Advertisement
1. Bocoran Samsung Galaxy S23 Ultra dan Galaxy S23 Plus: Warna, Desain hingga Kamera
Situs web asal Belanda, Nieuwe Mobile, mengunggah bocoran gambar dari Samsung Galaxy S23 Ultra dan Galaxy S23 Plus yang akan rilis pada 1 Februari 2023.
Gambar render yang diduga bocor itu menunjukkan penempatan kamera, warna, dan desain dari flagship smartphone terbaru dari Samsung itu.
Galaxy S23 Ultra dan Galaxy S23 Plus kemungkinan besar bakal diperkuat frame metal dan desain berlapis kaca. Kedua model tampil dalam empat warna: Phantom Black, Cotton Flower (cream), Botanic Green, dan Misty Lilac (pink atau lavender).
Sederet warna yang dibocorkan minggu ini oleh WinFuture, yang berarti semua model seri Galaxy S23 memiliki opsi warna yang sama.
Di area lain, punggung Galaxy S23 Ultra tampak lebih rata dari pendahulunya dan memiliki lima sensor kamera.
Selain itu, tiga lensa Galaxy S23 Ultra (kemungkinan kamera telefoto utama, ultra lebar, dan 10x) lebih besar dari dua lensa lainnya. Tombol sampingnya juga duduk sedikit lebih rendah dari pendahulunya.
2. Meta Gugat Perusahaan Pengawasan yang Ambil Data 600 Ribu Pengguna Facebook
Meta mengajukan gugatan terhadap Voyager Labs, diduga membuat puluhan ribu akun palsu untuk mengorek data lebih dari 600.000 pengguna Facebook.
Perusahaan pengawasan itu dituding mengeruk informasi seperti posting, suka, daftar teman, foto, dan komentar, bersama dengan detail lainnya dari grup dan halaman.
Meta mengklaim Voyager menutupi aktivitas mereka dalam menggunakan perangkat lunak pengawasannya sendiri. Perusahaan tersebut juga diduga telah mengumpulkan data dari Instagram, Twitter, YouTube, LinkedIn, serta Telegram untuk dijual dan dilisensikan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam gugatan yang diperoleh Gizmodo, seperti dikutip dari Engadget, Sabtu (14/1/2023), Meta telah meminta hakim untuk melarang Voyager secara permanen dari Facebook dan Instagram.
"Sebagai akibat langsung dari tindakan melanggar hukum Tergugat, Meta telah menderita dan terus menderita kerugian yang tidak dapat diperbaiki--tidak ada upaya hukum memadai, dan itu akan terus berlanjut kecuali tindakan Tergugat diperintahkan," demikian bunyi pengajuan tersebut.
Meta mengatakan tindakan Voyager telah menimbulkan kerugian, termasuk biaya investigasi, dalam jumlah yang akan dipaparkan dalam pengadilan.
Advertisement
3. Gartner: Lenovo di Puncak Daftar Vendor dengan Pengapalan PC Tertinggi Q4 2022
Pengapalan PC di seluruh dunia mencapai 65,3 juta unit pada kuartal keempat tahun 2022 (Q4 2022). Angka itu menandai penurunan sebesar 28,5 persen jika dibandingkan kuartal keempat tahun 2021 (Q4 2021). Demikian menurut preliminary results dari Gartner, Inc.
Gartner menyebut bahwa ini merupakan penurunan pengapalan kuartalan terbesar sejak Gartner mulai melacak pasar PC di pertengahan 1990-an. Untuk tahun ini, pengapalan PC mencapai 286,2 juta unit pada 2022, turun 16,2 persen dari 2021.
“Antisipasi resesi global, peningkatan inflasi, dan suku bunga yang lebih tinggi berdampak besar pada permintaan PC," ujar Mikako Kitagawa, Direktur Analis di Gartner dikutip dari laporan perusahaan.
Karena banyak konsumen sudah memiliki PC yang relatif baru yang dibeli selama pandemi, menurut Kitagawa, kurangnya keterjangkauan menggantikan motivasi untuk membeli, menyebabkan permintaan PC konsumen turun ke level terendah dalam beberapa tahun.
Selain itu, Kitagawa juga menyebut bahwa pasar PC perusahaan juga terkena dampak perlambatan ekonomi.
Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Advertisement