Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, perusahaan game Blizzard resmi mengumumkan perginya mereka dari pasar Tiongkok, menyebabkan sejumlah game seperti World of Warcraft, Overwatch 2, dan Diablo tak bisa lagi diakses oleh para gamers di negara itu.
Hal ini setelah Blizzard gagal mencapai kesepakatan lanjutan dengan mitra penerbit mereka, NetEase.
Baca Juga
Dalam akun Weibo-nya, Blizzard mengatakan mereka sempat mendekati NetEase untuk dapat memperpanjang kesepakatan selama enam bulan, sembari mencari mitra baru, serta agar pemain World of Warcraft dll., bisa tetap memainkan game-game itu.
Advertisement
"Sayangnya, NetEase tidak menerima proposal kami untuk memperpanjang layanan game yang ada setelah negosiasi perpanjangan minggu lalu," tulis perusahaan, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (1/2/2023).
NetEase di sisi lain juga mengakui adanya tawaran perpanjangan enam bulan untuk layanan game dan kondisi lainnya.
Disebutkan juga, Blizzard "memperjelas bahwa itu tidak akan menghentikan negosiasi yang berkelanjutan dengan mitra potensial lainnya selama perpanjangan kontrak."
"Dan sejauh yang kami tahu, negosiasi Blizzard dengan perusahaan lain selama periode yang sama semuanya didasarkan pada periode kontrak tiga tahun."
NetEase pun mengatakan, karena tidak adanya timbal balik, ketidakadilan, dan syarat-syarat lain yang melekat pada kerja sama tersebut, keduanya pun tidak bisa mencapai kesepakatan.
NetEase juga menambahkan, Blizzard mencoba memanfaatkan mereka dan menyebutnya terlibat dalam perilaku yang mirip dengan "perceraian tetapi masih mencoba untuk hidup bersama."
Blizzard Sebut Hanya Penangguhan Sementara yang Tidak Menyenangkan
Dikutip dari The Guardian, Blizzard sudah menggandeng NetEase sejak tahun 2008, dan hadir di Tiongkok sejak saat itu. Di bawah aturan negara, pengembang luar negeri harus bermitra dengan perusahaan lokal untuk masuk ke pasar Tiongkok.
Namun bulan November 2022 lalu, diumumkan bahwa Blizzard akan menghentikan sejumlah game mereka seperti World of Warcraft dan Overwatch di Tiongkok, mulai 23 Januari 2023.
Saat itu, perusahaan mengatakan, "kedua pihak belum mencapai kesepakatan untuk memperbarui perjanjian yang konsisten dengan prinsip operasi dan komitmen Blizzard kepada pemain dan karyawan."
"Inilah akhirnya," tulis seorang pengguna Weibo yang disertai emoji menangis.
"Itu bukan hanya game. Itu juga menjadi kenangan seluruh generasi," kata salah seorang warganet di Weibo lainnya.
Blizzard menambahkan, matinya server Tiongkok bukanlah "akhir" melainkan "penangguhan sementara yang tidak menyenangkan." Menurut mereka, data pemain bisa disimpan untuk dipakai lagi jika mereka kembali ke Tiongkok.
Namun di sisi lain, game Diablo Immortal masih bisa dimainkan karena permainan tersebut didistribusikan melalui kerja sama dengan NetEase yang terpisah.
Advertisement
Valorant dan Pokemon Unite Dapat Izin Rilis di Tiongkok
Sebelumnya, pemerintah Tiongkok memberikan izin untuk sejumlah game populer di dunia. Beberapa di antaranya adalah Valorant dan Pokemon Unite.
National Press and Publication Administration (NPAA) di Tiongkok, telah mengizinkan perusahaan untuk menerbitkan dan melisensikan game mereka lagi secara legal di Tiongkok.
Mengutip Gamerant, Rabu (4/1/2023), NPAA mengeluarkan moratorium selama delapan bulan untuk perusahaan luar melakukannya.
Dikutip dari Dexerto, bersamaan dengan keluarnya izin untuk sekitar 45 judul game itu, pemerintah juga menjabarkan 80 game lokal yang dapat dimainkan oleh para pemain game di Tiongkok.
Belum ada tanggal spesifik soal peluncuran Valorant dan Pokemon Unite di Tiongkok, selain jadwal perilisan yaitu tahun 2023 ini.
Meski begitu, Dexerto melaporkan bahwa Valorant mungkin tidak akan menggunakan judul "Valorant" saat dirilis di negara itu, melainkan "Fearless Covenant" jika merujuk pada situs NPPA.
Dapat Perbesar Basis Pemain di Tiongkok
Bersama dengan Valorant dan Pokemon Unite, sejumlah seperti Gwent: The Witcher Card Game dan Don't Starve, juga mendapatkan izin untuk dirilis di Tiongkok.
Diizinkannya Valorant dan Pokemon Unite tentu menjadi angin segar bagi gamer di Tiongkok, serta berpotensi membesarkan basis pemain untuk dua game kompetitif tersebut.
Apalagi, baru-baru ini, Blizzard menangguhkan layanan game-nya di Tiongkok dan mematikan permainannya World of Warcraft, meski memiliki basis pemain yang besar di negara itu.
Valorant tersedia di PC dan tercatat memiliki sekitar 20 juta pemain aktif dalam 30 hari terakhir. Sementara, Pokemon Unite juga sudah bisa dimainkan di perangkat seluler dan Nintendo Switch secara gratis.
(Dio/Ysl)
Advertisement