Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan dilonggarkannya kebijakan PPKM di sebagian besar daerah di Indonesia, perilaku konsumen mulai menunjukkan perubahan. Momen ini banyak dimanfaatkan brand atau perusahaan untuk menganalisis perubahan tersebut.
Seperti diketahui, PPKM telah membatasi kegiatan masyarakat di luar ruangan, mulai dari sektor pendidikan, perkantoran, hingga aktivitas ekonomi.
Baca Juga
Maka, kesadaran masyarakat akan pasar digital semakin besar sehingga mengubah perilaku mereka dalam banyak hal, terutama untuk pengeluaran. Begitu pula dengan aktivitas ekonomi masyarakat menjelang bulan Ramadan selalu dinantikan.
Advertisement
Namun kini, masyarakat sudah mulai beraktivitas di luar ruangan, meskipun keadaanya belum sepenuhnya normal.
“Dampak PPKM mengubah perilaku masyarakat, termasuk cara mereka menikmati hiburan dan mengatur pengeluaran, sehingga penting bagi marketers untuk melihat peluang ini,” tutur Alfian Manullang, Vice President Data Solutions PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL) pada MMA Indonesia Ramadan Insights 2023, Kamis (09/03/2023).
Dalam acara yang di gelar di Park Hyatt Jakarta ini, MMA Board Member and Managing Director APAC MMA APAC, Rohit Dadwal, juga memaparkan saat ini semakin banyak pemilik media berinvestasi dalam menghimpun dan menganalisis data audiens untuk mengembangkan kapabilitas data mereka sendiri.
Pentingnya Data Audiens untuk Rancang Strategi Pemasaran
Dalam penjelasannya, Dadwal menyebutkan, pengukuran dianggap sebagai hambatan terbesar bagi pertumbuhan pemasaran digital. Hanya sebagian kecil pemasar yang berfokus pada penggunaan pengukuran yang lebih besar.
Meskipun begitu, pemanfaatan teknologi yang tepat dan efektif memungkinkan brand atau marketers untuk melakukan penelitian dan survei agar mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan terkait pelanggan.
Menurut Alfian, setiap generasi memiliki perbedaan kepribadian dan persona sehingga strategi pemasar dalam mengampanyekan produknya juga perlu penyesuaian.
Sebagai langkah awal, perusahaan perlu melihat perubahan pada konsumen sehingga mereka bisa memahami siapa target pasar mereka. Ini merupakan salah satu hal utama yang perlu dilakukan.
Tidak hanya menemukan dan mengamati aktivitasnya, seperti bagaimana pelanggan berbelanja dan melalui channel apa, pemasar juga perlu menciptakan koneksi yang baik dengan pelanggan.
Data dan engagement dengan audiens diperlukan untuk merancang rencana dalam kampanye pemasaran agar sesuai dengan karakteristik pelanggan dan dapat diterima dengan positif.
Advertisement
Sinergi Pemanfaatan Teknologi dan Perilaku Konsumen
Bagi para pelaku usaha, pemahaman tentang sinergi pemanfaatan teknologi dan perilaku konsumen merupakan hal yang krusial di era ini. Kompetensi ini dapat membantu brand atau marketers untuk memperluas pasar.
Beberapa teknologi seperti machine learning solutions, artificial intelligence (AI), dan augmented reality (AR) berpeluang meningkatkan dampak pada kampanye pemasaran jika digunakan secara optimal.
Tak hanya itu, teknologi juga dapat digunakan untuk membangun keterlibatan dengan pelanggan sekaligus mendorong pertumbuhan brand.
Pada era digital ini, sebagian besar masyarakat menggunakan beragam media sosial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karenanya, menjalin interaksi dengan pelanggan dapat dilakukan secara digital lewat konten-konten berkualitas untuk membangun brand loyalist.
"Sangat penting untuk memahami kebiasaan pelanggan dan mencari cara untuk menarik atensi mereka sehingga perusahaan mendapatkan engagement," ungkap Doddy Siregar, General Manager of Carat Indonesia dalam kesempatan yang sama di Park Hyatt Jakarta, Kamis (09/03/2023).
Dengan memahami data tentang tren dan perubahan perilaku konsumen, brand dan marketers dapat melakukan personalisasi konten sekaligus membangun keterlibatan pelanggan.
Telkomsel Temukan Perubahan Perilaku Konsumen Jelang Ramadan
Sebagai salah satu member MMA Global Indonesia 2023, Telkomsel telah memiliki data yang dihimpun dari 160 juta penggunanya melalui tSurvey tentang perubahan perilaku konsumsi audiensnya menjelang bulan Ramadan.
Berdasarkan data tersebut, jumlah masyarakat yang akan mudik ke kampung halaman diprediksi akan meningkat sampai lebih dari 1,4 kali lipat, yang menandakan perilaku konsumen dalam berbelanja untuk menyambut bulan Ramadan juga akan berbeda.
Data tersebut menunjukkan, 32 persen masyarakat mengaku penawaran di mall atau pusat perbelanjaan lainnya paling memengaruhi mereka dalam melakukan pengeluaran lebih selama Ramadhan.
Bahkan, 20 persen masyarakat telah menyiapkan tabungan dan dana untuk keperluan Ramadhan. Tidak hanya itu, sebagian dari mereka pun mencari pekerjaan tambahan agar memiliki pendapatan lebih.
"Berdasarkan fakta-fakta (perubahan) ini, perusahaan dapat mendapatkan wawasan untuk mengembangkan layanan produk untuk menyesuaikan apa yang konsumen butuhkan," papar Alfian.
Advertisement