WhatsApp Lebih Pilih Angkat Kaki dari Inggris Ketimbang Buka Enkripsi End-to-End

Head of WhatsApp Will Cathcart secara terang-terangan menolak untuk mematuhi rancangan regulasi dari pemerintah Inggris yang dikenal sebagai online safety bill.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Mar 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 09:30 WIB
Aplikasi WhatsApp
WhatsApp memilih untuk meninggalkan Inggris ketimbang harus mematuhi regulasi yang meminta mereka mencabut enkripsi end-to-end. Credits: pexels.com by cottonbro

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp dilaporkan memilih untuk diblokir dan tidak menyediakan layanannya di Inggris, ketimbang harus mematuhi rancangan regulasi yang akan diterapkan di negara tersebut. Berdasarkan laporan The Guardian, pernyataan itu dilayangkan langsung oleh Head of WhatsApp Will Cathcart saat bertemu dengan legislator Inggris.

Dalam pertemuan itu, Will terang-terangan menolak rancangan regulasi pemerintah Inggris yang diberi nama online safety bill. Dalam rancangan aturan tersebut, platform online seperti WhatsApp harus akuntabel terhadap konten yang ada di platform mereka, sebagai contoh adalah konten pelecehan seksual dengan anak.

Mengutip informasi dari Phone Arena, Senin (13/3/2023), aturan itu juga meminta platform memonitor dan menyingkirkan konten semacam itu. Dengan kata lain, pemerintah Inggris atau Ofcom akan meminta platform online menerapkan moderasi konten di platform mereka tanpa perlu menghilangkan enkripsi end-to-end. 

Namun apabila aturan ini disahkan, WhatsApp secara tidak langsung akan diminta untuk memantau konten yang ada di platform mereka. Padahal, WhatsApp sendiri menerapkan enkripsi end-to-end dimana pesan yang dikirimkan tidak bisa dilihat pihak lain, kecuali penerima dan pengirim pesan. Bahkan, WhatsApp juga tidak mengaksesnya.

Oleh sebab itu, WhatsApp jelas tidak bisa mematuhi aturan yang tengah digodok tersebut. Apabila hal itu dilakukan tentu aplikasi chatting milik Meta tersebut perlu menonaktifkan enkripsi end-to-end yang mana tidak mungkin dilakukan.

Pada rancangan regulasi tersebut, perusahaan yang menolak permintaan pemerintah Inggris akan dikenakan denda hingga 4 persen dari omzet tahunan mereka. Karenanya, apabila WhatsApp menolak untuk membayar denda, mereka diminta untuk menarik diri dari pasar Inggris.

Menanggapi hal tersebut, Will pun menyatakan dirinya memilih untuk tidak patuh dan tidak takut diblokir. Ia beralasan, tidak ada cara untuk mengubah sistem yang diterapkan di platformnya hanya untuk satu negara.

Ia pun menyebut WhatsApp sendiri baru-baru ini diblokir di Iran. Menurutnya, itu merupakan kenyataan dari menawarkan produk yang aman, apalagi semua pengguna aplikasi WhatsApp di seluruh dunia menginginkan keamanan.

"98 persen pengguna kami berada di luar Inggris. Mereka tidak mau kami menurunkan keamanan produk, dan tentu saja akan aneh bagi kami untuk menurukan keamanan produk dengan cara yang akan memengaruhi 98 persen pengguna tersebut," tutur Will.

Kendati demikian, hal ini kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, regulasi online safety bill ini baru akan dibahas di Parlemen Inggris pada pertengahan tahun setelah sebelumnya digodok pemerintah Inggris, sehingga masih ada beberapa bulan sebelum regulasi ini benar-benar disahkan.

Nomor Ponsel di WhatsApp Bakal Diganti dengan Username, Mudahkan Pengguna Ketahui Kontak Tak Dikenal

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan.  Adem AY/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Adem AY/Unsplash

Di sisi lain, WhatsApp meluncurkan pembaruan melalui Program Google Play Beta dengan versi 2.23.5.12. Pembaruan ini mencakup deretan fitur baru WhatsApp, termasuk untuk pengguna yang tergabung dalam obrolan grup besar.

Fitur ini menggantikan tampilan nomor ponsel dengan nama pengguna (username) di dalam daftar obrolan saat kamu menerima pesan dari kontak tak dikenal di obrolan grup (grup WA). 

Menurut Wabetainfo, fitur ini pertama kali diperkenalkan pada pembaruan WhatsApp beta untuk Android 2.22.25.10.

Pembaruan awal menukar nomor ponsel dengan nama pengguna dalam gelembung pesan di obrolan grup. Hal ini mempermudah pengguna untuk mengenali pesan dari kontak tak dikenal dalam obrolan grup. Dengan pembaruan terbaru, WhatsApp telah memperluas fitur ini ke daftar obrolan.

Username akan menggantikan nomor ponsel dalam daftar obrolan, memudahkan pengguna untuk mengetahui siapa kontak yang tidak dikenal tersebut.

 

Akan Berguna Saat Hadir di Obrolan Grup Besar

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Dimitri Karastelev/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Dimitri Karastelev/Unsplash

Selain tanpa harus menyimpan nomor pengguna lain sebagai kontak baru, fitur ini sangat berguna dalam obrolan grup besar, dimana sulit untuk mengidentifikasi anggota grup yang tidak dikenal.

Username juga dapat muncul sebagai pengganti nomor ponsel di berbagai bagian aplikasi, seperti daftar peserta grup.

Meskipun fitur tersebut telah dirilis ke beberapa penguji beta iOS setelah menginstal pembaruan WhatsApp beta untuk iOS 23.5.0.73, tapi bukan berarti nomor ponsel disembunyikan untuk anggota grup karena masih terlihat dalam gelembung obrolan.

Fitur baru tersebut saat ini tersedia untuk beberapa penguji beta yang menginstal pembaruan terbaru WhatsApp beta untuk Android dari Play Store. Kemungkinan akan segera dirilis ke lebih banyak pengguna dalam beberapa hari mendatang.

WhatsApp Garap Fitur Baru untuk Hapus Otomatis Grup yang Tak Aktif

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan.  Adem AY/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Adem AY/Unsplash

Tidak hanya itu, platform Meta berupaya menghadirkan solusi yang bisa membantu grup WhatsApp tak aktif mereka secara otomatis. Laporan WABetaInfo yang dikutip Jumat (10/3/2023) menyebut, fitur baru WhatsApp ini akan secara resmi disebut sebagai Expiring Groups.

Pada pembaruan WhatsApp Beta untuk iOS 23.5.0.70 telah dirilis di aplikasi TestFlight, platform ini memberikan beberapa perbaikan bug dan peningkatan secara umum.

Setelah sebelumnya memperkenalkan fitur Disappearing Messages yang dapat menghapus obrolan setelah waktu yang ditentukan, WhatsApp berencana memperluas fungsinya dengan menghadirkan fitur Expiring Groups. 

Sesuai namanya, fitur Expiring Groups ini akan memungkinkan pengguna mengatur tanggal kedaluwarsa suatu grup WhatsApp. Setelah tanggalnya habis, grup tersebut akan dibubarkan secara otomatis. 

Masih dari laporan WABetaInfo, foto tangkapan layar versi iOS dari fitur ini  menampilkan opsi waktu yang dapat dipilih pengguna sebagai waktu kedaluwarsa, mulai dari satu hari, satu minggu, hingga tanggal yang bisa diatur sendiri. 

Jika pengguna ingin mengubah pengaturannya, pengguna juga dapat menghapus tanggal kedaluwarsa yang telah ditentukan sebelumnya.  

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya