Pendiri Instagram Sebut Medsos Buatannya Sudah Kehilangan Jiwa dan Terlalu Komersial

Salah satu pendiri Instagram menilai platform media sosial itu saat ini sudah kehilangan jati dirinya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Mar 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi Instagram
Ilustrasi Instagram. (Gambar oleh USA-Reiseblogger dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri atau co-founder Instagram, Kevin Systrom, mengisyaratkan dirinya tidak terlalu suka terhadap arah dari platform media sosial buatannya itu saat ini.

Bahkan menurut Systrom, dalam wawancaranya bersama dengan Kara Swisher dalam sebuah siniar, Instagram sudah kehilangan jati diri.

"Saya pikir kita telah kehilangan jiwa dari apa yang membuat Instagram menjadi Instagram," kata Kevin Systrom, seperti dikutip dari Business Insiders, Selasa (21/3/2023).

Menurutnya, dirinya biasa membuka Instagram untuk melihat apa yang dilakukan oleh teman dan keluarganya.

Namun menurutnya, platform media sosial yang jadi milik Meta itu, sekarang sudah berubah menjadi alat bisnis karena kreator dan brand menggunakannya untuk menghasilkan uang.

"Penyesalan terbesar saya, menurut saya, di Instagram adalah betapa komersialnya hal itu," kata Systrom.

Ia mengatakan, insentif Instagram saat ini menjadi lebih komersial, membuat lebih banyak kreator, lebih banyak kesepakatan, lebih banyak uang dari iklan, menimbulkan konsekuensi sosial tidak diinginkan.

Kevin Systrom pun menyebut, hal itu telah "memfokuskan energi pada orang-orang yang tampaknya hidup luar biasa tanpa batas, melakukan hal-hal paling mewah, berpenampilan terbaik, mengenakan pakaian paling mewah."

Sehingga, kata Systrom, ini menciptakan dinamika yang mengerikan, di mana pengguna Instagram percaya bahwa apa kepalsuan yang mereka lihat di media sosial, adalah kehidupan nyata orang-orang.

"Hidup ini sangat sulit, dan apa pun yang diunggah orang di Instagram adalah puncak gunung es," kata pendiri Instagram ini melanjutkan. "Ini perlombaan ke bawah siapa yang bisa menjadi yang paling sempurna."

Bukan Instagram Seperti Awal Mula

Instagram
Pendiri dan Mantan CEO Instagram, Kevin Systrom. (Foto: Instagram)

Systrom juga mengaku, dia sudah melihat transformasi Instagram dimainkan di feed-nya sendiri. Dia mengatakan punya teman yang sekarang hanya mengunggah iklan, padahal dulunya sering menampilkan foto kesehariannya.

"Buat saya, itu bukan Instagram yang kami mulai," kata Systrom.

Systrom bahkan menyebut, aplikasi BeReal, saat ini menjadi alternatif di mana seseorang bisa jadi diri mereka sendiri, dan menangkap momen diri mereka sendiri di saat-saat yang sesungguhnya.

Kevin Systrom sendiri hengkang dari Instagram pada 2018, yang kabarnya karena situasi dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg menegang saat itu.

Dia menjual Instagram ke Facebook (sekarang Meta), pada tahun 2012 dengan harga USD 1 miliar. Systrom baru-baru ini merilis aplikasi berita berbasis AI bernama Artifact, bersama pendiri Instagram lainnya, Mike Krieger.

 

Meta Buka Program Centang Biru untuk Facebook dan Instagram

Ilustrasi instagram
Ilustrasi instagram (Photo by Webster2703 on Pixabay)

Meta sendiri baru saja mengumumkan program verifikasi berbayar untuk para pengguna Instagram dan Facebook di Amerika Serikat. Informasi ini dungkap langsung oleh CEO Meta Mark Zuckerberg melalui akun Instagramnya.

Mengutip informasi dari Engadget, Senin (20/3/2023), program ini memungkinkan pengguna Instagram dan Facebook mendapatkan centang biru sebagai tanda akun mereka telah terverifikasi.

Selain mendapatkan centang biru, pengguna yang bergabung dalam program ini akan mendapatkan sejumlah keuntungan lain, mulai dari fitur eksklusif, proteksi akun secara proaktif, hingga akses langsung ke layanan pelanggan.

Sebagai informasi, program centang biru Meta Verified di Instagram dan Facebook ini memiliki banderol harga berbeda tergantung platform pendaftaran. Untuk pendaftaran lewat situs, biaya yang dibebankan adalah USD 12 per bulan atau sekitar Rp 184 ribu.

 

Harga Pendaftaran Centang Biru Meta untuk iOS dan Android

Instagram dan Facebook (dole777-unsplash)
Ilustrasi Instagram dan Facebook. Credit: Dole777/ Unsplash

Sementara untuk pendaftaran melalui iOS atau Android, pengguna harus merogoh kocek USD 15 per bulan atau sekitar Rp 230 ribu. Sebelum menyambangi Amerika Serikat, program ini sudah rilis di Australia dan Selandia Baru.

Kendati demikian, ada perbedaan antara program yang dibuka untuk pengguna Instagram dan Facebook di Amerika Serikat dan dua negara sebelumnya.

Bagi pengguna di Amerika Serikat yang mendaftar program ini, Meta menuturkan, mereka tidak akan memperoleh peningkatan visibilitas.

Menurut Meta, pihaknya masih terus mempelajari fitur verifikasi akun Instagram dan Facebook tersebut  Perusahaan juga mengatakan masih terus berupaya menambahkan fitur baru di program ini sekaligus melanjutkan uji cobanya.

infografis journal
infografis journal Sejumlah Alasan Umum Orang Suka Pamer. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya