Perusahaan Keamanan Siber Unmewt Siap Dorong Implementasi Cyber Culture di Indonesia

Founder dari perusahaan keamanan siber multinational Unmewt, Sean Kusmuljadi, mengatakan keamanan siber di Indonesia masih dalam tahap awal.

oleh Iskandar diperbarui 14 Jan 2024, 08:27 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2023, 12:30 WIB
Founder dari perusahaan keamanan siber multinational Unmewt, Sean Kusmuljadi. Dok: Unmewt
Founder dari perusahaan keamanan siber multinational Unmewt, Sean Kusmuljadi. Dok: Unmewt

Liputan6.com, Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, ada sekitar 1 miliar trafik yang sifatnya anomali cenderung mengancam keamanan siber Indonesia sepanjang 2022.

Dari total 1 miliar trafik anomali itu, 57 persen di antaranya adalah malware, 15 persen kebocoran informasi, 11 persen aktivitas trojan, dan 17 persen dalam bentuk lainnya.

Sayangnya, masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum berinvestasi pada keamanan siber karena masih kurang sadar akan bahaya dari ancaman atau serangan siber.

Perusahaan keamanan siber Unmewt menilai Indonesia lebih banyak memiliki orang dengan keahlian yang sifatnya menyerang atau berkaitan dengan hacking, terlepas mayoritas pekerjaan keamanan siber terpusat pada sisi pertahanan dan perlindungan.

Founder dari perusahaan keamanan siber multinational Unmewt, Sean Kusmuljadi, mengatakan keamanan siber di Indonesia masih dalam tahap awal.

Maka dari itu, Indonesia butuh banyak talent dan pengembangan di bidang keamanan siber, terutama setelah adanya pertumbuhan jumlah startup yang kian meningkat dan adanya ketergantungan terhadap teknologi di masyarakat.

“Masalahnya, SDM di bidang keamanan siber masih terbatas di Indonesia. Untuk itu, kami dengan anggota-anggota tim yang ahli di bidang keamanan siber ingin menjembatani keterbatasan SDM tersebut guna membantu mendorong implementasi cyber culture yang berkelanjutan di Indonesia,” ujar Sean, dikutip Jumat (28/4/2023).

Tantangan selanjutnya adalah seringkali perusahaan berhenti bicara keamanan siber jika sudah memenuhi standar kepatuhan tertentu, padahal masih menggunakan roadmap keamanan yang tidak valid.

“Dunia siber ini terus berkembang dan tidak bisa menggunakan standar kepatuhan yang statis, pengembangan infrastruktur perlu dilakukan secara kontinu dan selalu beradaptasi,” Sean menjelaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Skenario Ideal untuk Cyber Culture di Indonesia

Untuk itu, skenario ideal untuk cyber culture di Indonesia adalah memahami keamanan siber dari kacamata bisnis, melakukan pengembangan postur keamanan terus menerus sehingga perusahaan menjadi cukup kuat di dunia siber, dan menganggap keamanan siber adalah pendorong bisnis, bukan sebagai beban biaya sebuah bisnis.

Dalam proses asesmennya, Sean dan tim selalu mengulas 10 dimensi atau aspek kematangan siber dari sebuah perusahaan sebelum menyediakan solusi yang komprehensif.

Dalam lebih dari lima tahun pengalamannya melakukan pengamanan dan konsultasi siber untuk berbagai perusahaan ‘Fortune 500’ dan startup terkemuka di Asia, Sean melihat bahwa ada tiga kategori perusahaan yang akhirnya merasa membutuhkan keamanan siber.

Pertama, perusahaan yang sadar atau mulai waspada pentingnya keamanan siber karena baru mengalami kejadian atau ada kebutuhan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

Kedua, perusahaan yang memang sudah sadar adanya kebutuhan keamanan siber yang kokoh sehingga secara aktif ingin meningkatkan keamanan sibernya.

Ketiga, perusahaan yang baru mulai berupaya untuk meningkatkan keamanan sibernya.

 


Akuisisi Elessar Labs

Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terkait keamanan siber, Unmewt menyediakan layanan ‘maturity review’ yang membantu perusahaan mengidentifikasi tingkat keamanan dan potensi ancaman siber.

Selain itu, perusahaan juga menyediakan layanan keamanan ujung ke ujung, dimulai dari konsultasi strategi, implementasi solusi, automasi sistem keamanan, manajemen keamanan operasi, bahkan pelatihan teknis dan kesadaran keamanan siber untuk karyawan perusahaan.

Baru-baru ini, Unmewt juga selesai mengakuisisi Elessar Labs, sebuah perusahaan riset dan penyedia layanan perlindungan Web3 untuk berbagai perusahaan blockchain dan kripto di Hongkong dan Singapura.

Dengan akuisisi ini, Sean dan timnya akan membawa solusi keamanan inovatif tidak hanya untuk perusahaan tradisional, namun juga para pemain di ekosistem Web3 di tanah air.

Sebagai founder, Sean sendiri merupakan ahli keamanan siber lulusan Purdue University yang memiliki sertifikasi CISSP (Certified Information Systems Security Professional), CCSP (Certified Cloud Security Professional), Lead Auditor ISO27001, serta profesional keamanan Google Cloud dan Amazon Web Service.

Di samping itu, Sean juga merupakan orang ketiga di Indonesia yang berhasil mendapatkan sertifikasi profesional ISSAP (Information Systems Security Architecture Professional) dari (ISC), asosiasi keamanan siber dan informatika internasional.

Baru setahun berdiri, Unmewt telah membantu banyak perusahaan di Indonesia hingga luar negeri. Beberapa sektor bisnis yang telah dibantu oleh tim Unmewt antara lain perusahaan telekomunikasi di Indonesia dan Jepang, perusahaan fintech di Indonesia, serta perusahaan kripto global.

 


Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya