Startup Fintech Adapundi Gandeng Bank Digital untuk Perluas Pendanaan

Startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech) Andapundi siap memperluas pendanaan dengan menggandeng beberapa bank digital, baik melalui institusi atau pun channeling.

oleh Iskandar diperbarui 11 Mei 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 17:30 WIB
[Fimela] fintech
ilustrasi aplikasi mobile | unsplash.com/@blakewisz

Liputan6.com, Jakarta - Startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech) Andapundi siap memperluas pendanaan dengan menggandeng beberapa bank digital, baik melalui institusi atau pun channeling.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk terus bertumbuh sekaligus memperluas layanan keuangan yang lebih komprehensif dan dipersonalisasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Direktur Adapundi, Achmad Indrawan, mengatakan kolaborasi bersama bank digital menjadi kunci pertumbuhan perusahaan agar dapat terus mengakselerasi inklusi keuangan melalui teknologi bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Sejak resmi beroperasi pada 2020, Adapundi terus berupaya dan berperan aktif mendukung pemerintah dalam mengakselerasi inklusi keuangan nasional, dengan menghadirkan berbagai inovasi, khususnya dalam menyediakan produk dan layanan bagi konsumen,” ujar Achmad melalui keterangannya, Kamis (11/5/2023).

Pada tahun ini, Achmad menuturkan Adapundi masih akan terus memperluas kerjasama dengan beberapa bank digital maupun bank nasional untuk penyaluran dana yang lebih komprehensif.

Adapun di tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa bank, dua diantaranya telah terkoneksi dan go live dalam layanan. Langkah positif ini masih akan berlanjut dengan rencana kolaborasi bersama 10 bank digital lainnya.

Hingga saat ini Adapundi mengklaim telah menyalurkan lebih dari 3,4 juta layanan pinjaman yang akan terus diperluas seiring dengan langkah-langkah strategis yang akan diambil perusahaan pada 2023.

Untuk diketahui, Adapundi telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Juni 2021.

OJK sendiri mencanangkan target untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan di Indonesia menjadi 90 persen pada 2024, sehingga layanan keuangan harus semakin mudah untuk didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

 

Sederet Manfaat Fintech Bagi Ekonomi Masyarakat

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Perkembangan globalisasi memiliki dampak yang baik, salah satunya pada sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan ini kemudian menandakan bahwa era digital telah merambah ke perusahaan-perusahaan rintisan atau startup. Salah satu bidang yang berkembang dalam perusahaan-perusahaan tersebut adalah Fintech atau Financial Technology.

Hal ini disampaikan oleh Anggota DPR RI Komisi XI Andi Achmad Dara dalam acara Penyuluhan Jasa Keuangan (OJK) yang bertema Financial Technology (Fintech) Yang Ramah Untuk Masyarakat, Senin (3/4/2023).

Menurut Andi Dara, Fintech merupakan sebuah inovasi dalam bidang jasa keuangan atau finansial. Inovasi tersebut berupa kolaborasi antara teknologi dengan lembaga penyedia jasa keuangan. Hal ini tentunya mempermudah transaksi keuangan masyarakat.

"Fintech termasuk sistem yang berkembang cukup pesat karena bersinergi satu sama lain dengan e-commerce dimana Fintech akan membantu proses transaksi keuangan masyarakat luas," ujar Andi Dara.

Lebih lanjut ia menjelaskan, hadirnya Fintech telah membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai masalah. Perpaduan antara efektivitas dan teknologi memiliki dampak positif bagi masyarakat pada umumnya.

"Fintech ini jelas sangat membantu masyarakat dalam menjalankan berbagai macam aktivitas keuangan dengan lebih cepat", jelasnya.

Selain itu, lanjut Andi, Fintech juga dapat membantu perluasan lapangan kerja yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Fintech juga dapat menjangkau masyarakat yang tidak dapat dijangkau oleh perbankan konvensional dengan menyediakan modal bagi pebisnis di kalangan bawah, menengah, maupun atas sehingga akan meningkatkan ekonomi secara makro.

"Fintech tentunya akan memudahkan para pelaku UMKM meningkatkan penjualannya melalui e-commerce atau online", pungkasnya.

Masih Banyak Masyarakat Tak Paham Produk Fintech

Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Indonesia Fintech Society (IFSOC) menyatakan indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia meningkat dengan gap yang mengecil yakni 36 persen. Namun, dengan gap yang masih lebar tersebut masih menimbulkan kerentanan.

Berdasarkan data OJK tahun 2022, indeks literasi keuangan meningkat menjadi 49,6 persen dari sebelumnya 38 persen tahun 2019. Kemudian, indeks inklusi keuangan 2022 meningkat menjadi 85,1 persen dibanding tahun 2019 yang hanya 76,1 persen. Gap tersebut semakin kecil yakni 36 persen.

“Namun, gap 36 persen ini relative masih lebar ini menjadi PR kita Bersama, karena gap yang lebar ini menimbulkan kerentanan dari para konsumen utamanya. Jadi, banyak konsumen masyarakat yang sudah mengakses produk-produk keuangan termasuk produk fintech ini tidak paham betul dengan apa itu produk keuangan dan produk fintech,” kata Steering Committee IFSOC, Tirta Segara, dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital oleh Indonesia Fintech Society (IFSOC), Selasa (27/12/2022).

Oleh karena itu, edukasi keuangan ini menjadi hal yang sangat krusial di dalam perlindungan konsumen secara preventif, kemudian penanganan perlindungan konsumen, serta perlu penindakan tegas dari aktor-aktor yang menyalahgunakan kepercayaan masyarakat ini.

“Ini menjadi kunci untuk mitigasi didalam perlindungan konsumen, karena gap-nya masih sangat tinggi. Sebetulnya gap itu menurut perkiraan kami bisa mengecil,” ujarnya.

Lebih lanjut, jika dilihat dari hasil survei OJK tahun 2019 terkait literasi layanan keuangan digital atau fintech dulu masih 0,34 persen. Namun tahun 2022 meningkat menjadi 10,9 persen. Begitupun dengan indeks inklusi keuangan fintech meningkat menjadi 2,65 persen tahun 2022, dibanding tahun 2019 sebesar 0,11 persen.

“Jadi, secara sectoral peningkatannya juga tinggi. Untuk Inklusinya juga sama tahun 2019 itu inklusinya baru 0,11 persen mungkin karena perusahaan fintechnya belum banyak dan belum terlalu populer, tahun 2022 menjadi 2,65 persen, ini masyarakat yang sudah menggunakan jasa fintech,” ungkapnya.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya