Satu Menit Video Deepfake Bisa Dijual Rp 297 Juta di Darknet

Video dan gambar yang dimanipulasi (deepfake) bisa digunakan untuk berbagai tujuan berbahaya, termasuk penipuan keuangan, manipulasi politik, balas dendam, dan pelecehan.

oleh Iskandar diperbarui 15 Mei 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 07:30 WIB
Hasil deepfake Luke Skywalker muda di serial The Mandalorian karya Youtuber Shamook (Tangkapan Layar Youtube Shamook)
Hasil deepfake Luke Skywalker muda di serial The Mandalorian karya Youtuber Shamook (Tangkapan Layar Youtube Shamook)

Liputan6.com, Jakarta - Risiko menjadi korban deepfake semakin meningkat karena pelaku kejahatan siber dapat dengan mudah mengekstrak gambar target potensial mereka.

Video dan gambar yang dimanipulasi bisa digunakan untuk berbagai tujuan berbahaya, termasuk penipuan keuangan, manipulasi politik, balas dendam, dan pelecehan.

Namun, pembuatan deepfake berkualitas tinggi memerlukan keahlian teknis dan perangkat lunak canggih. Maka dari itu, individu yang ingin membuat media palsu beralih ke layanan pembuatan deepfake yang tersedia di web gelap (darknet).

Para ahli di Kaspersky mengklaim telah mempelajari forum darknet untuk mendapatkan wawasan tentang cara kerja industri darknet deepfake.

Penelitian mengungkapkan ada permintaan yang signifikan untuk deepfake, melebihi pasokan yang tersedia. Orang di kalangan tertentu secara aktif mencari individu yang dapat membuat video palsu untuk mereka.

Biaya pembuatan atau pembelian deepfake bervariasi, bergantung pada kerumitan proyek dan kualitas produk akhir.

Dalam beberapa kasus, individu bahkan dapat meminta deepfake untuk target tertentu seperti selebritas atau tokoh politik. Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari US$ 300 (sekitar Rp 4,4 juta) hingga US$ 20.000 (sekitar Rp 297 juta).

Sejumlah besar postingan yang dianalisis merujuk pada penipuan aset kripto. Beberapa penyedia menawarkan deepfake berkualitas tinggi untuk tujuan penipuan aset kripto.

Layanan mereka termasuk membuat "Cryptostreams" atau "Hadiah Kripto Palsu", yang merupakan penipuan populer di mana penyerang mengumpulkan aset kripto dengan menyiarkan hadiah palsu.

Untuk membuat deepfake ini, scammers menggunakan rekaman selebritas atau menggabungkan video lama untuk meluncurkan streaming langsung di platform media sosial.

Mereka kerap menunjukkan halaman pre-generated di mana korban diminta untuk mentransfer dari 2.500 hingga 1.000.000 XRP, dengan janji akan menggandakan pembayaran mereka.

Akibatnya, pengguna yang terjebak dalam penipuan deepfake ini dapat kehilangan mulai dari US$ 1.000 (sekitar Rp 14,8 juta) hingga US$ 460.000 (sekitar Rp 6,8 miliar).

 

Video Deepfake Pornografi

Deepfake
Ilustrasi deepfake (Foto: Kaspersky)

Selain fakta bahwa deepfake digunakan untuk penipuan keuangan, mereka juga dapat menyebabkan masalah privasi yang besar. Fakta memprihatinkan menunjukkan bahwa beberapa pembuat deepfake menawarkan layanan untuk pembuatan video porno.

Vendor ini juga membuat tutorial pembuatan video palsu tersebut, termasuk pelajaran memilih materi sumber dan proses pertukaran wajah untuk menghasilkan pemalsuan yang meyakinkan.

Sayangnya, porn-deepfake ini dapat digunakan untuk memeras individu, yang menyebabkan kerugian emosional serius dan bahkan kerugian finansial terhadap korban.

“Penjahat dunia maya semakin sering menggunakan deepfake untuk melakukan berbagai penipuan, termasuk penipuan aset kripto dan pembobolan keamanan biometrik," kata Lead Data Scientist di Kaspersky, Vladislav Tushkanov, dikutip Senin (15/5/2023).

Ia menambahkan ada permintaan yang tinggi untuk layanan pembuatan deepfake juga menunjukkan bahwa individu dan kelompok dengan niat jahat bersedia membayar sejumlah besar uang untuk mendapatkan video semacam itu.

"Karena teknologi terus meningkat dan menjadi lebih mudah diakses, sangat penting bagi perusahaan dan individu untuk mengambil langkah-langkah perlindungan dari penipuan dan serangan terkait deepfake,” ucapnya memungkaskan.

 

Tips Agar Terhindar dari Ancaman Deepfake

Kendrick Lamar di The Heart Part 5
Penggunaan deepfake untuk video musik lagu Kendrick Lamar, The Heart Part 5. (YouTube/Kendrick Lamar)

Agar terlindung dari ancaman terkait deepfake, Kaspersky merekomendasikan:

  • Periksa praktik keamanan siber yang diterapkan di organisasi Anda – tidak hanya dalam bentuk perangkat lunak, tetapi juga dalam bentuk keterampilan TI yang dikembangkan. Gunakan Intelijen Ancaman Kaspersky untuk mengungguli lanskap ancaman saat ini.
  • Tingkatkan "firewall manusia" perusahaan: pastikan karyawan memahami apa itu deepfake, cara kerjanya, dan tantangan yang mungkin mereka hadapi. Tingkatkan kesadaran dan edukasi berkelanjutan untuk mengajari karyawan cara menemukan deepfake.
  • Gunakan sumber berita yang berkualitas baik. Mengupgrade informasi menjadi faktor penting untuk menghindari bahaya deepfake.
  • Memiliki protokol yang baik seperti ‘trust but verify.’ Sikap skeptis terhadap pesan suara dan video tidak menjamin kita aman dari penipuan, tetapi menjadi langkah awal yang dapat membantu menghindari banyak jebakan paling umum sekalipun.
  • Perhatikan karakteristik utama video deepfake yang harus diwaspadai agar tidak menjadi korban: gerakan tersentak-sentak, pencahayaan yang berubah dari satu bingkai ke bingkai berikutnya, perubahan warna kulit, kedipan yang aneh atau tidak berkedip sama sekali, bibir tidak selaras dengan ucapan, artefak digital pada gambar, video sengaja dikodekan dalam kualitas dan pencahayaan yang buruk.

 

 

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya