Liputan6.com, Jakarta - Regulasi terkait drone atau pesawat tanpa awak di Indonesia saat ini belum memadai. Padahal, kini semakin banyak masyarakat yang menggunakan teknologi drone dalam aktivitas kesehariannya.
"Maka menjadi penting dan mendesak untuk memiliki regulasi yang efektif," ujar Dr. Niru Anitas Sinaga, Dekan Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya), dalam Seminar Nasional yang diadakan oleh Prodi S-2 Magister Hukum (MH) Fakultas Hukum di Klub Persada, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Baca Juga
Untuk mencapai hal tersebut, menurutnya, diperlukan kerjasama dari berbagai elemen sistem hukum yang saling terkait, meliputi komponen struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum.
Advertisement
Rektor Unsurya Dr. Sungkono menambahkan, tujuan dari seminar nasional ini adalah untuk memberikan perspektif hukum dalam penggunaan drone, baik dari segi hukum pidana, perdata, maupun udara. Penggunaan drone sebagai bagian dari penerapan teknologi dalam berbagai kebutuhan harus memberikan manfaat yang optimal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Drone tidak hanya digunakan di sektor militer, tetapi juga telah digunakan dalam hobi dan rekreasi, logistik, dan bidang lainnya.
"Di masa depan, penggunaan drone diprediksi akan semakin meningkat dalam berbagai kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang komprehensif agar pengembangan teknologi drone ini dapat sejalan dengan kepentingan masyarakat luas dan bangsa," kata Sungkono.
Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Prof. Dr. Hibnu Nugroho, menekankan pentingnya adaptasi bangsa kita terhadap kemajuan teknologi, khususnya dalam penggunaan drone. Penggunaan drone harus diiringi dengan aturan yang jelas dan kuat agar memberikan manfaat yang besar, tidak hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk hobi dan rekreasi, komersial, penelitian, dan ilmu pengetahuan.
Perlu Aturan Drone yang Lebih Komprehensif
Penggunaan drone di Indonesia, ungkapnya, telah diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan No. 37 Tahun 2020 tentang Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia.
Namun, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, serta antusiasme masyarakat dalam menggunakan drone untuk hobi dan rekreasi, diperlukan aturan yang lebih komprehensif. Hal ini penting agar dapat menegakkan tanggung jawab hukum terhadap pengguna, operator, dan regulator drone dalam pengoperasian dan pencegahan penyalahgunaan drone, baik dalam konteks hukum perdata, pidana, maupun administrasi.
"Untuk memanfaatkan teknologi drone secara optimal di Indonesia, diperlukan regulasi yang progresif. Penggunaan drone tidak hanya terbatas pada sektor militer, tetapi juga beragam kebutuhan di masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan penggunaan teknologi ini dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan dan tujuan ekonomi negara, sekaligus menjaga martabat bangsa Indonesia," jelas Tenaga Ahli Jaksa Agung RI ini.
Dalam seminar nasional ini, Dr. Selamat Lumban Gaol, moderator sekaligus Kaprodi S2 MH FH Unsurya, menyimpulkan 3 rekomendasi penting. Pertama, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah mengalami perubahan berdasarkan Pasal 54 dan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Oleh karena itu, diperlukan perubahan lebih lanjut pada Undang-Undang Penerbangan dengan mengintegrasikan norma-norma tentang drone yang terdapat dalam 3 Peraturan Menteri Perhubungan tersebut menjadi bagian dari regulasi dalam Undang-Undang Penerbangan yang baru.
Kedua, dalam perspektif hukum perdata, drone dapat dikategorikan sebagai benda bergerak terdaftar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kementerian Perhubungan dapat berperan sebagai kantor pendaftaran drone dan melakukan sertifikasi kelaikudaraan. Hal ini penting agar jika terjadi penyalahgunaan drone, dapat diketahui siapa pemiliknya atau pihak yang bertanggung jawab, sehingga dapat dilakukan penuntutan dalam konteks pidana, perdata, dan administrasi negara.
Ketiga, diperlukan regulasi khusus mengenai drone dalam Undang-Undang Penerbangan di masa depan, serta penguatan lembaga perizinan dan pengawasan pengoperasian drone di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tanggung jawab hukum terhadap pengguna, operator, dan regulator drone dapat terlaksana dengan baik dalam konteks hukum perdata, pidana, dan administrasi.
Advertisement