Toko Buku Gunung Agung Tutup di Akhir 2023, Warganet Mengenang Pengalaman Baca Komik hingga Beli Peralatan Lukis

Keyword Gunung Agung sudah dicuitkan sebanyak 4,928 kali dan bertengger di posisi ke-4 trending topic, dengan berbagai unggahan cerita pengalaman dan kenangan warganet berkunjung ke toko buku tersebut.

oleh Yuslianson diperbarui 21 Mei 2023, 20:07 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2023, 20:05 WIB
Toko Buku Gunung Agung Tutup di Akhir 2023
Toko Buku Gunung Agung Tutup di Akhir 2023. (dok. mohamed_hassan/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - PT GA Tiga Belas baru saja mengumumkan rencana mereka untuk menutup outlet toko buku Gunung Agung tersisa di sejumlah kota di Indonesia pada akhir tahun 2023 ini.

Mengutip keterangan resminya, Minggu (21/5/2023), sejak pandemi Covid-19 pada 2020 perusahaan telah melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko buku Gunung Agung yang tersebar di beberapa kota, seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

"Penutupan toko/outlet tidak hanya kami lakukan akibat dampak dari pandemi Covid-19 pada tahun 2020 saja, karena kami telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha sejak 2013," tulis direksi PT GA Tiga Belas.

Perusahaan juga mengatakan, alasan efisiensi dan efektivitas usaha tersebut dilakukan untuk berjuang menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat masalah beban biaya operasional tidak sebanding dengan pencapaian penjualan setiap tahunnya.

Sontak kabar toko buku Gunung Agung ditutup ini membuat banyak pecinta buku bersedih, dan mengunggah kenangan mereka datang ke toko yang berdiri pada tahun 1953 di ranah media sosial, seperti Twitter.

Hingga berita ini dipublish, keyword Gunung Agung sudah dicuitkan sebanyak 4,928 kali dan bertengger di posisi ke-4 trending topic.

Pengguna Twitter pun ramai menuliskan kenangan dan pengalaman mereka mengunjungi toko Gunung Agung, seperti akun @s**** ini.

"Kenal tintin, obelix, lucky luke, trio detektif, lima sekawan di gunung agung ratu plaza. Baca mereka saat tiap kali jemput almarhum ayah pulang kantor.

Dulu buku2nya belum dibungkus plastik kayak sekarang. Enak kayak masuk perpustakaan berAC 😀." tulis @s**** di Twitter.

 

Warganet Berbagi Pengalaman Kunjungi Toko Buku Gunung Agung

Ilustrasi toko buku. (Photo by YJ Lee on Unsplash)

Begitu juga dengan pengguna dengan akun @i**** menceritakan, "Dulu pas jaman sekolah paling seneng windows shopping di Gunung Agung bip, walau cuma belanja alat tulis doang (ato bahkan gal belanja), tapi kelilingnya bisa berjam2."

"Dulu waktu tinggal di Sumatera, tiap kali ke Jakarta nemenin bokap beli alat-alat lukisan di sini. Sampai sekarang, tiap butuh alat lukis pasti disuruh cari di sini," ucap @m**** di akun Twitter-nya.

Pengguna Twitter @t**** membagikan kenangan dia saat menemani almarhum ayahnya membeli alat-alat lukis di toko Gunung Agung yang berlokasi di Senen.

"Nemenin alm. Bapak beli alat-alat lukis. Gunung Agung perintilan art-nya lebih bagus daripada toko-toko lain. Banyak yang brand luar dan kualitasnya oke punya. Kami dulu seringnya ke Gunung Agung yang di Senen 🥹," kenang @t****.

 

Warganet: Nunggu Bimbel Sambil Baca Komik

Ilustrasi membaca buku, kalimat sanggahan. (Photo Copyright by Freepik)

"Dulu tempat beli komik Dragon Ball ya disini. Rajin nungguin edisi barunya tiap bln," cerita @r**** di platform media sosial itu.

"Waktu sd-sma sering bgt ke sini plg sekolah buat nunggu kelas bimbel. dulu komik2 belum diplastikin jd masi bisa dibaca. terus yauda baca komik atau teenlit gt 😭 dulu toko buku di daerahku cuma 1 dan itu Gunung Agung," posting @a****.

Akun @a**** mencuitkan, "my chilhood memories berjam jam baca buku smbil duduk di lantai gunung agung arion/ atrium senen, muter nyari buku yg plastiknya udh kebuka huhu."

"Waktu SD sering diajak ke GA pinggir tol kebon jeruk sm bokap baca chinmi di sana, klo ke kwitang sesekali," tulis @e**** di Twitter ketika mengetahui toko buku Gunung Agung Tutup.

Sejarah Toko Buku Gunung Agung

Ilustrasi Buku Credit: pexels.com/Ragu

Menurut situs web perusahaan, Toko Buku Gunung Agung didirikan oleh Tjio Wie Tay atau dikenal Haji Masagung pada tahun 1953.

Kala itu, Haji Masagung mengawali toko buku ini dari sebuah kios sederhana menjual buku, surat kabar dan majalah dengan nama Thay San Kongsie di pusat kota Jakarta.

Ketika bisnis semakin besar dan kompleks pada awal tahun pasca kemerdekaan, Haji Masagung mendirikan perusahaan baru bernama Firma Gunung Agung untuk menerbitkan dan mengimpor buku.

Perusahaan tumbuh dan berkembang dengan dukungan para penyair, penulis, akademisi, dan jurnalis. Menghadapi kesulitan anak muda Indonesia saat itu, Haji Masagon adalah orang pertama yang membuka mata bangsa melalui buku.

Pada tahun 1954, Haji Masagung mengadakan pameran buku pertama di Indonesia, dan mendapatkan hangat oleh masyarakat di Tanah Air.

Setelah itu, Haji Masagung terus meningkatkan taraf dan kualitas perusahaan, sehingga menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia saat itu.

(Ysl/Dam)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya