Reku Jadi Platform Aset Kripto Pertama yang Dapat Persetujuan Tertulis Jalankan Staking dari BAPPEBTI

Sebelum mendapatkan Surat Keputusan, Reku sendiri sudah berkolaborasi dengan BAPPEBTI dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib staking sejak 2 September 2022.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 23 Jun 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 06:30 WIB
Reku
Reku jadi platfrom aset pertama di Indonesia yang bisa jalankan staking dari BAPPEBTI. (Dok: Reku)

Liputan6.com, Jakarta - Reku, platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menjalankan staking dari BAPPEBTI. Adapun Surat Keputusan Kepala BAPPEBTI mengenai ruang lingkup staking tersebut keluar pada awal Juni 2023.

Perlu diketahui, Reku sendiri sudah berkolaborasi dengan BAPPEBTI dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib staking sejak 2 September 2022. Adanya legalitas ini sekaligus memberikan keamanan pada pengguna Reku bahwa aset kripto yang stake benar-benar di-stake di blockchain.

Dengan legalitas ini pula, regulator dapat mengevaluasi, melakukan audit, dan melakukan pengawasan sistem yang dimiliki Reku. Jadi, para staker di Reku terhindar dari risiko penyalahgunaan dana.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan BAPPEBTI terhadap perkembangan ekosistem kripto di Indonesia. Dukungan ini tidak hanya terpajang dalam bentuk tulisan di Surat Keputusan, tapi Reku berkomitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan investor di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi kepatuhan pada peraturan yang ada," tutur CCO dan Co-Founder Reku, Robby, dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (23/6/2023).

Sebagai informasi, pilihan berinvestasi dengan cara staking ini dapat menguntungkan pengguna karena bisa mendapatkan rewards sebagai imbal atas partisipasi mereka dalam perkembangan blockchain.

Dalam stacking, rewards yang diberikan berupa koin dari jaringan blockchain yang didapatkan dari block reward maupun pendapatan jaringan. Di Reku, ada lima koin yang berbeda yang bisa di-staking dengan rewards hingga 12,5 persen per tahun.

Beberapa koin tersebut adalah Cardano (ADA), Ethereum (ETH), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ). Menurut Robby, investasi di-staking bisa menjadi pilihan cocok untuk investor yang melihat hasil jangka menengah sampai panjang.

Terlebih, staking di Reku terbilang fleksibel, karena bisa stake dan unstake kapan saja tanpa jumlah minimun. Selain itu, Reku juga secara konsisten mengirimkan pada BAPPEBTI setiap hari.

"Seleksi yang ketat perlu dilakukan sebelum mendapatkan keputusan kepala BAPPEBTI menerbitkan surat persetujuan penambahan ruang lingkup calon pedagang aset kripto. Maka, penting untuk produk staking untuk diberlakukan standarisasi demi menjamin keamanan investor kripto di Indonesia," tutur Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Tirta Karma Senjaya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Bitcoin Tumbuh 72 Persen Sepanjang Q1 2023 di Tengah Isu Resesi

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Di sisi lain, Coinfolks dan Reku merilis laporan 'Q1 Crypto Report' yang membahas mengenai segala hal yang terjadi dalam dunia kripto saat ini, serta memberikan pandangan kepada para investor dan trader di Indonesia terkait industri kripto.

Dalam laporan ini CEO CoinFolks, Muhammad Adriansa, memaparkan Bitcoin telah tumbuh sekitar 72 persen sepanjang kuartal 1 (Q1) 2023, dari US$ 16.500 pada 1 januari menjadi US$ 28.000 di penghujung Maret 2023.

"Ini merupakan data menarik, ketika kita tahu banyak industri keuangan dilanda isu resesi, justru Bitcoin menunjukan performa terbaiknya," kata Adri melalui keterangannya, Senin (22/5/2023).

Ia menuturkan total kapitalisasi pasar aset kripto pun meningkat 48,9 persen sepanjang Q1 2023 secara global, dari US$ 831,8 miliar pada 1 Januari menjadi US$ 1.238 triliun di akhir Q1 2023.

 

Pertumbuhan AI Tingkatkan Adopsi Teknologi Kripto

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) juga menjadi salah satu topik yang diangkat dalam laporan ini. Munculnya beberapa proyek blockchain yang diintegrasikan dengan AI, dinilai kian meningkatkan adopsi dari teknologi kripto itu sendiri.

Q1 2023 menjadi titik balik bagi industri kripto setelah mengalami fase bearish selama beberapa tahun. Tren yang mencuri perhatian selama Q1 2023 meliputi proyek AI, Narasi Koin China, Liquid Staking Derivative, dan Zero Knowledge.

Selain itu, munculnya pasar di marketplace Blur memberikan warna baru pada pasar Non-fungible token (NFT), di mana Blur menjadi pasar NFT nomor satu pada Q1 dengan volume transaksi sebesar 1,8 juta ETH, hampir dua kali lipat volume transaksi pesaingnya yaitu OpenSea.

(Dam)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya