Supermoon Pertama di Tahun 2023 Terlihat Malam Ini, Senin 3 Juli 2023

Supermoon pertama di tahun 2023 akan terlihat di langit malam ini, Senin 3 Juli 2023. Supermoon ini disebut sebagai Buck Moon, dan bulan penuh bisa dilihat juga di 2 Juli serta 4 Juli 2023.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 03 Jul 2023, 18:17 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 18:00 WIB
Keindahan Full Buck Supermoon Hiasi Langit di Berbagai Negara
Ilustrasi Supermoon Buck Moon, yakni bulan pertama tahun 2023 yang terjadi 3 Juli 2023. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Supermoon pertama di tahun 2023 akan terlihat malam ini, Senin 3 Juli 2023. Bulan penuh yang disebut sebagai Buck Moon pada Juli ini mulai bisa dilihat oleh mereka yang berada di Indonesia pada Senin, 3 Juli pukul 17.40 WIB.

Mengutip laman Live Science, Senin (3/7/2023), pada supermoon pertama tahun 2023 ini, bulan tidak hanya akan berjarak lebih dekat ke Bumi ketimbang biasanya, namun sebagian pengamat menyebut, bulan akan berada lebih rendah di langit ketimbang waktu lainnya di tahun ini.

Sisi bulan yang menghadap Bumi akan sepenuhnya diterangi oleh matahari, pada Senin 3 Juli 2023. Sementara, bulan akan terlihat paling penuh saat bulan terbit malam sebelumnya, seperti yang terlihat di langit tenggara.

Bulan akan berada di konstelasi Sagitarius dan akan tampak cerah dan penuh pada malam tanggal 2 dan 4 Juli 2023 juga.

Sekadar informasi, nama yang populer untuk bulan purnama bulan Juli adalah Buck Moon, karena menurut Almanac, saat ini tanduk rusa jantan alias buck tengah tumbuh.

Nama lain yang biasanya dipakai untuk menyebut bulan purnama di bulan Juli adalah Thunder Moon, Hay Moon, Salmon Moon, dan Raspberry Moon.

Sekadar informasi, Buck Moon termasuk sebagai supermoon karena akan sedikit lebih dekat ke Bumi dibandingkan posisi bulan pada malam-malam biasanya. Dengan begitu, bulan akan terlihat sedikit besar dan terang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penjelasan Bulan Purnama Digolongkan Sebagai Supermoon

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Pemandangan penumbra saat mulai menutupi permukaan bulan pada proses terjadinya gerhana bulan yang terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Gerhana Bulan Total ini disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Bulan memiliki orbit Bumi yang berbentuk elips, sehingga setiap bulan memiliki titik perigee (jarak terdekat) dan apogee (jarak terjauh). Jarak rata-rata perigee dan apogee masing-masing berkisar 363.400 hingga 405.500 kilometer.

Nah, menurut Fred Espenak, astronom dan mantan kalkulator gerhana NASA, bulan yang memiliki 90 persen perigee dari bulan tertentu sudah memenuhi syarat untuk disebut sebagai supermoon.

Meski disebut supermoon, bulan purnama pada Juli ini merupakan yang terkecil dari empat supermoon di tahun 2023.

 


Ada 4 Supermoon di 2023

Supermoon Terakhir Tahun Ini di Bulan Agustus
Bulan purnama Sturgeon muncul di atas gedung-gedung di ibu kota Yordania, Amman, pada Kamis (11/8/2022). Bulan Purnama Agustus 2022 akan menjadi fenomena Supermoon terakhir tahun ini. Bulan Purnama Agustus dijuluki "Sturgeon Moon". (YASSER AL-ZAYYAT / AFP)

Adapun bulan purnama berikutnya diperkirakan terjadi pada 1 Agustus, 30 Agustus, dan 29 September. Ketiga bulan purnama berikutnya bakal sedikit lebih besar dan terang.

Buck Moon atau bulan purnama Juli ini memiliki jarak 361.934 Km dari Bumi. Sementara, supermoon paling besar dan terang di tahun 2023 adalah Blue Moon yang akan ada di 30 Agustus mendatang dengan jarak 357.344 Km dari Bumi.

Selain lebih dekat ke Bumi ketimbang rata-rata, Buck Moon juga merupakan salah satu bulan purnama yang paling rendah dalam setahun.

 

 


Bulan Purnama Paling Rendah Dibandingkan Lainnya

Supermoon Terakhir Tahun Ini di Bulan Agustus
Super Moon terbit di belakang The Shard, di London, Inggris, Kamis (11/8/2022). Bulan Purnama Agustus 2022 akan menjadi fenomena Supermoon terakhir tahun ini. Bulan Purnama Agustus dijuluki "Sturgeon Moon". (AP Photo/Alberto Pezzali)

Hal ini karena bulan purnama di malam hari mencerminkan posisi matahari di siang hari. Di mana, saat matahari paling tinggi di langit pada siang hari karena mendekati titik balik matahari musim panas di Belahan Bumi Utara, bulan purnama akan berada di titik terendahnya.

Kebalikannya terjadi pada Desember, ketika bulan terbit sangat tinggi di malam hari jika dilihat dari atas garis khatulistiwa.

Bulan purnama berikutnya setelah Buck Moon adalah Sturgeon Moon yang terjadi pada 1 Agustus mendatang. Adapun jaraknya adalah 357.530 km dari Bumi dan bakal jadi supermoon terbesar kedua tahun ini.

BMKG
Infografis Gerhana Bulan Sebagian. (Foto: Dok. BMKG Bandung)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya