Pakar Periklanan Sebut Kebijakan Elon Musk Batasi Twitter Bisa Ganggu Langkah CEO Baru

Pakar mengungkap, kebijakan Elon Musk untuk membatasi jumlah cuitan yang bisa dilihat pengguna Twitter dapat mengganggu langkah CEO Twitter Linda Yaccarino yang berjuang kembalikan kepercayaan pengiklan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Jul 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2023, 10:30 WIB
Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)
Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Elon Musk untuk membatasi sementara jumlah tweet yang bisa dibaca oleh pengguna Twitter dinilai bisa merusak upaya CEO Twitter baru, Linda Yaccarino, untuk menarik pengiklan di platformnya. Hal ini diucapkan oleh seorang pakar industri pemasaran.

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan pada hari Sabtu, bahwa Twitter akan membatasi berapa banyak cuitan per hari yang bisa dibaca oleh pengguna. Hal ini dilakukan Elon Musk untuk mencegah tingkat ekstrem dari data scraping dan manipulasi sistem.

Ucapan pakar periklanan itu pun terbukti, pasalnya ada pengguna yang mengunggah screenshot sebagai balasan, menunjukkan bahwa mereka tidak dapat melihat cuitan apa pun, termasuk cuitan di halaman pengiklan perusahaan, setelah mencapai batas yang ditetapkan Elon Musk.

Mengutip Reuters, Selasa (3/7/2023), Yaccarino telah berupaya memperbaiki hubungan Twitter dengan pengiklan yang menarik diri dari platform tersebut, setelah diakuisisi Musk tahun lalu.

Direktur riset periklanan di Forrester, Mike Proulx, menyebut, pembatasan Twitter sangat buruk baik bagi pengguna dan pengiklan yang sebelumnya telah terguncang oleh kekacauan yang dibawa Elon Musk ke platform.

"Defisit kepercayaan pengiklan yang perlu dikembalikkan oleh Linda Yaccarino semakin besar, dan hal itu tidak bisa dikembalikan hanya berdasarkan kredibilitas industrinya," kata Mike Proulx.

Sementara itu, pendiri konsultan periklanan AJL Advisory dan mantan bos pemasaran di Bank of America Lou Paskalis, mengatakan, "Yaccarino adalah harapan terbaik terakhir bagi Musk untuk menyelematkan pendapatan iklan dan nilai perusahaan."

Batasan Twitter oleh Elon Musk

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Sebelumnya, di bawah batasan baru, akun yang belum diverifikasi awalnya dibatasi hanya bisa membaca hingga 600 unggahan per hari. Sementara akun baru yang belum diverifikasi dibatasi hingga 300 unggahan. Sementara, akun terverifikasi bisa membaca 6.000 unggahan per hari.

Beberapa jam kemudian, Elon Musk mengatakan, batas dinaikkan menjadi 10.000 cuitan per hari untuk dibaca akun yang terverifikasi, 1.000 unggahan per hari bagi pemilik akun lama yang belum diverifikasi, dan 500 unggahan per hari bagi pengguna baru yang tidak terverifikasi.

Seorang juru bicara Twitter tidak menjawab permintaan komentar dan pernyataan tentang berapa lama pembatasan akan berlangsung.

 

 

 

Pembatasan Jumlah Tweet Bisa Jadi Bencana Buat Bisnis Iklan Twitter

Twitter Berhentikan 50 Persen Karyawan
Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Namun, membatasi berapa banyak cuitan yang bisa dilihat pengguna Twitter tentu bisa jadi bencana bagi bisnis iklan Twitter. Demikian menurut analis utama di Insider Intelligence, Jasmine Enberg.

"Hal ini tentu saja tidak akan membuat lebih mudah meyakinkan pengiklan untuk kembali. Ini adalah penjualan yang sulit untuk membawa pengiklan kembali ke platform," kata Enberg.

Perlu diketahui, batasan tersebut muncul segera setelah Twitter mewajibkan pengguna untuk masuk ke akun di platform media sosial untuk melihat tweet. Hal ini disebut Elon Musk sebagai langkah darurat sementara untuk memerangi data scraping.

 

Elon Musk Kesal dengan OpenAI

OpenAI ChatGPT
Kreator ChatGPT OpenAI Bikin Alat untuk Deteksi Teks Buatan AI atau Manusia. (Doc: OpenAI)

Sebelumnya, Elon Musk mengatakan ketidaksenangannya terhadap perusahaan kecerdasan buatan seperti OpenAI, pemilik ChatGPT. Pasalnya, OpenAI menggunakan data Twitter untuk melatih model bahasa besar mereka.

Platform lain termasuk Reddit dan organisasi media besar mengeluhkan tentang perusahaan AI yang memakai informasi mereka untuk melatih model AI karena beberapa meminta biaya.

Peneliti di Indiana University di Bloomington mengatakan, batasan tersebut tampaknya efektif dalam memblokir pihak ketiga, termasuk mesin pencari, untuk mengorek data Twitter seperti sebelumnya.

"Mungkin masih bisa, tetapi metodenya jauh lebih canggih dan kurang efisien," katanya.

Infografis Tekno Google Twitter
Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya