Liputan6.com, Jakarta - Langkah Meta merilis aplikasi Threads ternyata menuai kecaman dari Twitter. Terbaru, perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu pun mengancam akan menggugat Meta terkait kehadiran aplikasi Threads.
Panasnya hubungan ini ternyata menjadi menjadi bahan guyonan dari akun parodi Elon Musk. Lewat unggahan terbarunya, akun dengan nama @ElonMuskAOC itu menyebut dengan keputusan Meta merilis Threads, hal ini menjadi personal.
Baca Juga
"Saya telah menghabiskan USD 44 miliar untuk aplikasi ini (Twitter) dan sekarang seorang Lizard boy memilih untuk menirunya. Ini menjadi personal sekarang. Sampai jumpa di balik jeruji, Zuck," tulis akun tersebut.
Advertisement
Mengingat cuitan itu berasal dari akun parodi Elon Musk, jelas perkatannya tidak benar-benar mewakili bos Tesla tersebut. Namun, siapa sangka masih banyak yang menyangka kalau cuitan itu berasal dari Elon Musk.
Hal itu pun diakui oleh Elon yang membalas kicauan tersebut. "Banyak orag yang menyangka kalau akun ini adalah diriku," tulisnya lewat akun @ElonMusk.
Meski Elon tidak secara langsung membalas soal kicauan akun parodinya, banyak warganet yang menyebut kalau sebenarnya bos Tesla tersebut sepakat dengan tweet yang dibuat oleh akun parodinya.
Perlu diketahui, berdasarkan laproan sebelumnya, dalam surat yang ditujukan kepada CEO Meta Mark Zuckerberg, pengacara Twitter Alex Spiro berpendapat, Meta menggunakan rahasia dagang dan kekayaan intelektual Twitter untuk membuat Threads.
Spiro, yang juga adalah pengacara pribadi Elon Musk mengklaim bahwa Meta mempekerjakan belasan matan karyawan Twitter untuk mengembangkan Threads.
Hal ini dianggap tidak terlalu mengejutkan, pasalnya setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, ada ribuan karyawan yang di-PHK.
Sebagaimana dikutip The Verge, menurut Twitter, banyak dari mantan karyawan mereka yang masih memiliki akses ke trademark Twitter dan informasi-informasi rahasia lainnya.
Elon Musk Ancam Gugat Meta Gara-Gara Aplikasi Threads Diduga Tiru Twitter
Twitter pun menuding Meta memanfaatkan hal tersebut dan menugaskan para eks karyawan Twitter untuk mengembangkan aplikasi "peniru" yang melanggar hukum negara bagian dan federal.
Imbasnya, Twitter mengancam akan mengambil langkah hukum baik dalam bentuk perdata maupun ganti rugi terkait Threads ini.
Twitter juga menuntut Meta agar mengambil langkah segera, menghentikan pemakaian trademark Twitter atau informasi rahasia lainnya.
Twitter pun tidak mengizinkan Meta untuk melakukan data scraping platformnya.
Belakangan, Elon Musk juga ikut bicara tentang surat peringatan terhadap Meta.
"Kompetisi baik, tetapi kecurangan tidak," kicau Elon Musk tentang surat tersebut.
Advertisement
Meta Berkilah, Tak Ada Bekas Karyawan Twitter di Tim Engineering Threads
Sementara itu, Meta menanggapi surat Twitter dengan sebuah uanggahan di Threads. Di mana, Direktur Komunikasi Meta Andy Stone menyebut, "Tidak ada seorang pun di tim engineering Threads yang merupakan mantan karyawan Twitter, itu bukan apa-apa."
Tampaknya Meta memang tidak terlalu khawatir tentang ancaman penuntutan tersebut. Mungkin karena Twitter bukan hanya sekali mengancam untuk mengambil tindakan hukum.
Sebelumnya, Mei lalu, Twitter menuding Microsoft menyalahgunakan API perusahaan melalui integrasi dengan beberapa produknya.
Sekadar informasi, Meta melalui Mark Zuckerberg merilis Threads pada Rabu malam atau Kamis waktu Indonesia. Selebritas dan brands lebih dahulu mendapatkan akses ke Threads.
Selanjutnya, kurang dari 24 jam setelah aplikasi mandiri ini dirilis di Android dan iOS, Threads telah dibanjiri 30 juta pengguna yang melakukan registrasi.
Sementara, data internal mengindikasikan, para pengguna tersebut telah membuat lebih dari 95 juta unggahan threads.
(Dam)