Baru 2 Hari Rilis, Mark Zuckerberg Ungkap Pengguna Aplikasi Threads Sentuh 70 Juta

Berdasarkan unggahan terkini dari Mark Zuckerberg, pengguna aplikasi Threads sekarang telah mencapai 70 juta.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Jul 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 12:00 WIB
Threads
Aplikasi Threads dari Instagram kini telah tersedia dan bisa diunduh di Google Play Store. (Liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepopuleran aplikasi Threads ternyata terus meroket yang ditandai dengan bertambahnya jumlah pendaftar aplikasi tersebut. Bahkan, menurut CEO Meta Mark Zuckerberg, jumlah ini melampaui ekspektasi dari perusahaan.

Mengutip informasi dari Bloomberg, Sabtu (8/7/2023), melalui akun Threads-nya, Mark mengungkap pendaftar aplikasi ini sudah mencapai 70 juta. Jumlah ini diperoleh hanya dalam waktu dua hari usai aplikasi dirilis.

"70 juta pendaftar di Threads pada pagi ini. Melampaui ekspektasi kami," tulisnya. Jumlah pendaftar Threads memang diketahui terus bertumbuh secara cepat.

Pada dua jam pertama usai dirilis, jumlah pendaftar layanan ini disebut telah mencapai 2 juta. Sementara dalam empat jam pertama setelah diluncurkan, ada lima juta pendaftar yang bergabung di aplikasi Threads.

Lalu, sehari usai dirilis, aplikasi yang merupakan bagian dari Instagram ini memiliki lebih dari 30 juta kali pendaftaran. Tidak hanya mendaftar, para pengguna juga disebut cukup aktif mengunggah status di jejaring sosial tersebut.

Data internal Meta mencatat, ada lebih dari 95 juta unggahan dan 190 juta tanda suka yang dibagikan di Threads. Jumlah itu diperoleh hanya dalam 24 jam setelah aplikasi pesaing Twitter itu aktif.

Sekadar informasi, aplikasi Threads rilis pada Kamis, 6 Juli 2023 pagi WIB di platform Android dan iOS.

Sebelum benar-benar resmi rilis, para pengguna platform iOS lebih dahulu bisa meregistrasikan dirinya dengan mengunduh aplikasi. Namun, mereka baru bisa login saat Mark Zuckerberg mengumumkan pembukaan aplikasi tersebut.

Kendati ada banyak pengguna yang sudah join di Threads, aplikasi ini masih punya banyak kekurangan. Salah satunya, pengguna tidak bisa menghapus akun Thread mereka tanpa menghapus akun Instagram.

Pengguna Tak Bisa Hapus Akun Threads Tanpa Hapus Instagram

Aplikasi Threads (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).
Aplikasi Threads (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Itu artinya, kalau mau hapus akun Threads, pengguna harus lebih dahulu hapus Instagram. Pengguna tetap diperkenankan untuk menonaktifkan akun.

Kekurangan lainnya, Threads belum memiliki fitur Direct Messages (DM) yang dipakai untuk bercakap-cakap secara personal oleh satu pengguna dengan lainnya.

Selain itu, Threads juga belum menawarkan fitur Trending, sebuah fitur yang dari awal sudah ada Twitter. Fitur ini memungkinkan pengguna mengetahui topik bahasan yang sedang ramai di negaranya atau di seluruh dunia.

Meski masih banyak kekurangan, melihat jumlah pengguna yang melebihi 30 juta dan 95 juta unggahan di hari pertama jadi hal yang menjanjikan bagi Threads untuk tetap bersaing dengan Twitter. 

Twitter Ancam Mau Gugat Meta Gara-Gara Threads

Logo Twitter dan Threads (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)
Logo Twitter dan Threads (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Sementara itu, di tengah kemeriahannya, Twitter mengancam akan menggugat Meta terkait aplikasi Threads yang baru dirilis perusahaan media sosial itu, Kamis 6 Juli 2023.

Menurut sebuah surat yang ditujukan kepada CEO Meta Mark Zuckerberg, pengacara Twitter Alex Spiro berpendapat, Meta menggunakan rahasia dagang dan kekayaan intelektual Twitter untuk membuat Threads.

Spiro, yang juga adalah pengacara pribadi Elon Musk mengklaim bahwa Meta mempekerjakan belasan matan karyawan Twitter untuk mengembangkan Threads.

Hal ini dianggap tidak terlalu mengejutkan, pasalnya setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, ada ribuan karyawan Twitter yang di-PHK.

Sebagaimana dikutip The Verge, Jumat (7/7/2023), menurut Twitter, banyak dari mantan karyawan mereka yang masih memiliki akses ke trademark Twitter dan informasi-informasi rahasia lainnya.

Twitter pun menuding Meta memanfaatkan hal tersebut dan menugaskan para eks karyawan Twitter untuk mengembangkan aplikasi "peniru" yang melanggar hukum negara bagian dan federal.

Imbasnya, Twitter mengancam akan mengambil langkah hukum baik dalam bentuk perdata maupun ganti rugi.

Twitter juga menuntut Meta agar mengambil langkah segera, menghentikan pemakaian trademark Twitter atau informasi rahasia lainnya. Twitter pun tidak mengizinkan Meta untuk melakukan data scraping platformnya.

(Dam)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya