eFishery Targetkan 1 Juta Kolam Budi Daya pada 2025 Pascapendanaan Seri D Senilai Rp3 Triliun

eFishery menargetkan lebih dari 1 juta kolam budi daya di Indonesia pada 2025 dan melakukan ekspor produk udang bebas kimia dan antibiotik serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable).

oleh M Hidayat diperbarui 12 Jul 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 07:30 WIB
Efishery
Perusahaan rintisan Efishery menyediakan layanan Efischery Clinic bagi karyawan yang ingin berkonstultasi terkait kesehatan mental. (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - eFishery, aquatech startup asal Indonesia, merampungkan pendanaan Seri D dengan nilai total USD 200 juta (sekitar Rp3 triliun).

Perusahaan akan memanfaatkan pendanaan ini untuk mengakselerasi target perusahaan dalam mengembangkan komunitas pembudidaya di Indonesia, serta meningkatkan transaksi pakan ikan dan ikan segar di eFishery.

Putaran pendanaan seri D dipimpin oleh 42XFund, sebuah perusahaan manajemen investasi global asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Pendanaan juga melibatkan Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KWAP), perusahaan dana pensiun terbesar asal Malaysia, lalu responsAbility (rA), perusahaan manajemen aset asal Swiss, serta 500 Global, perusahaan modal ventura multitahap, dan beberapa investor baru lainnya.

Investor awal bagi eFishery seperti Northstar, Temasek, dan Softbank juga turut terlibat di dalam putaran ini. Sementara itu, Goldman Sachs berperan sebagai penasihat pendanaan secara eksklusif.

Ekosistem terintegrasi dari eFishery meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B (Business to Business), serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan.

Lewat ekosistem itu, perusahaan telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Berdasarkan riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp 3,4 triliun atau setara 1,55 persen terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.

Pengembangan komunitas pembudidaya

Co-Founder dan CEO di eFishery, Gibran Huzaifah menyebut bahwa perikanan budi daya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global.

"Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan," ujar Gibran dalam keterangan resmi perusahaan.

Pendanaan seri D ini, kata Gibran, akan perusahaan manfaatkan untuk pengembangan komunitas pembudidaya ikan serta petambak udang dari eFishery yang menargetkan lebih dari 1 juta kolam budi daya di Indonesia pada 2025.

Di samping itu, eFishery juga akan menggunakan pendanaan untuk meningkatkan transaksi pakan ikan dan produk akuakultur segar di platform mereka.

 

Target meningkatkan ekspor produk udang

Pengembangan komunitas petambak sejalan dengan upaya eFishery untuk meningkatkan ekspor produk udang dalam negeri yang bebas kimia dan antibiotik serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable) ke pasar internasional, sekaligus mendekatkan konsumen dan petambak.

Didirikan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2013 silalm, eFishery telah menjadi disruptor di industri akuakultur dengan menghadirkan solusi digital auto feeder berbasis Internet of Things (IoT). Alat itu dirancang untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, serta kenyamanan dari bisnis budidaya ikan.

Secara garis besar, pendekatan teknologi eFishery dilakukan dengan berbasis data yang menggunakan sensor untuk mengukur pergerakan ikan dan akustik dari udang, mengoptimalisasi pemberian makanan serta kesehatan ikan dan kualitas air, sembari mengurangi limbah.

Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya