Liputan6.com, Jakarta - Penemu Nikuba, Aryanto Misel, mengaku tidak butuh dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal ini dia katakan dalam sebuah video wawancara dengan televisi yang kemudian beredar viral di internet.
Sekadar informasi, Nikuba atau "Niku Banyu" adalah alat yang diciptakan oleh Aryanto Misel, yang diklaim memungkinkan untuk mengubah air menjadi bahan bakar guna menjalankan kendaraan bermotor tanpa bahan bakar fosil.
Advertisement
Baca Juga
Dalam wawancaranya dengan Metro TV yang potongan videonya viral di media sosial, Aryanto mengatakan, "Saya nggak butuh mereka (BRIN) saya sudah dibantai habis, enggak mau."
Advertisement
Hal itu dikatakannya saat pewawancara menanyakan apa yang bisa dilakukan BRIN untuk membantu mengembangkan inovasi Nikuba ciptaannya.
Aryanto pun mengatakan, dirinya mengaku lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan otomotif asing. Bahkan, dirinya bermaksud menawarkan teknologi Nikuba untuk dijual ke perusahaan otomotif asing sebesar Rp 15 miliar.
Sebelumnya, Aryanto mengaku berangkat ke Milan, Italia, untuk mempresentasikan teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing.
"Saya diajak ke lab --laboratorium--, mereka sedang mengembangkan Nikuba juga, alatnya dibeli dari Rumania, tapi alat mereka tidak bisa untuk menghidupkan atau menjalankan motor," kata Aryanto saat bercerita.
Kaget Pihak BRIN Ada di Acara yang Dihadiri Misel
Namun saat sedang berada di Milan, Aryanto kaget karena menurutnya ada pihak dari BRIN yang juga datang ke acara tersebut.
"Saya seminggu di Milan, tahu-tahu ada orang BRIN datang ke sana, saya kaget kok ada orang BRIN, sedangkan dulu membantai saya habis-habisan, kok tahu-tahu ada di Milan," katanya.
Aryanto juga bercerita, setahun belakangan sejak teknologi Nikuba viral, dirinya tidak dihubungi sekali pun oleh BRIN. Oleh karenanya dirinya terkejut saat ada pihak BRIN juga ada di Milan ketika dirinya mempresentasikan teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing.
Tekno Liputan6.com telah mencoba menghubungi perwakilan humas BRIN untuk meminta tanggapan mengenai Nikuba, namun disebutkan bahwa BRIN baru akan menggelar konferensi pers tentang Nikuba pada Jumat mendatang.
Advertisement
Nikuba Mau Dijual Rp 15 Miliar
Penemu teknologi Nikuba, Aryanto Misel, mengaku mau menjual teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing sebesar Rp 15 miliar.
Nikuba sendiri merupakan teknologi yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Dengan begitu, kendaraan bermotor tidak lagi butuh bahan bakar fosil seperti bensin untuk bisa berjalan.
Dalam wawancara dengan sebuah televisi yang kemudian viral di internet, Aryanto mengatakan, pada 15 Juni lalu, dirinya bertandang ke Milan, Italia, untuk mempresentasikan teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing.
"Saya diajak ke lab, mereka sedang mengembangkan Nikuba juga, alatnya dibeli dari Romania, tapi alat mereka tidak bisa untuk menghidupkan atau menjalankan motor," kata Aryanto bercerita.
Selanjutnya, Aryanto diajak ke laboratorium untuk membantu agar motor yang ditenagai mesin Nikuba itu bisa menyala dan berjalan.
"Otomatis (untuk bisa menghidupkan motor dengan Nikuba) saya harus buka formula, akhirnya saya berikan hal resep-resep yang saya miliki, hanya 50 persen. Ternyata motor itu bisa hidup, tetapi belum bisa berjalan," kata Aryanto.
Lebih lanjut dia berkata, dirinya belum bisa memberikan 100 persen formula terkait teknologi Nikuba-nya yang bisa dipakai untuk menjalankan motor tanpa bensin. Hal ini karena belum ada pembahasan tentang kompensasi atas hal ini.
Tahan Beri Formula Rahasia Nikuba Hanya 50 Persen
"Kalau saya bantu semua, saya harus buka semua formula, sedangkan kompensasi untuk saya untuk masalah formula belum ada sama sekali, jadi saya tahan (buka rahasia) 50 persen," tutur Aryanto saat diwawancarai Metro TV.
Ia pun mempersilakan para produsen otomotif asing tersebut untuk datang ke kediamannya jika ingin mendapatkan seluruh rahasia dari teknologi Nikuba miliknya.
"Nanti silakan di Indonesia saja, rencananya Agustus, datang ke rumah saya, saya ajari di sini. Karena saya keberatan, kalau saya buka resep, bagaimana kompensasinya?" katanya.
Aryanto pun bercerita, perusahaan otomotif asing tersebut tertarik dengan teknologi Nikuba bikinannya karena mereka telah sekian bulan mengembangkan, namun belum bisa menghidupkan dan menjalankan motor.
Advertisement