X Alias Twitter Ingin Kumpulkan Data Biometrik Beserta Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan Pengguna Premium

Platform X alias Twitter berencana mengumpulkan data biometrik, beserta pendidikan dan riwayat pekerjaan para pengguna premium dengan tujuan keselamatan dan keamanan.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 03 Sep 2023, 13:15 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 13:00 WIB
Elon Musk memasang X raksasa di Twitter HQ
Logo X mulai muncul di bagian atas Twitter versi desktop pada hari Senin. (AP Photo/Haven Daley)

Liputan6.com, Jakarta - Platform X alias Twitter baru-baru ini merencanakan kebijakan baru memperluas jenis data yang dikumpulkan dari para penggunanya.

Dilansir Bloomberg, Minggu (3/9/2023), berdasarkan persetujuan pengguna, Twitter dapat mengumpulkan dan menggunakan informasi biometrik untuk tujuan keselamatan, keamanan, dan identifikasi.

Namun, dari laporan tersebut tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan biometrik. Meskipun perusahaan lain telah menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan data yang diperoleh dari wajah, mata, dan sidik jari. Selain itu, belum dijelaskan pula bagaimana rencana pengumpulan data tersebut oleh X.

Perusahaan juga telah mengonfirmasi bahwa kebijakan ini ditujukan untuk pengguna premium dan memberi pilihan kepada mereka untuk mengirimkan tanda pengenal resmi dari pemerintah dan gambar untuk tahapan verifikasi pada media sosial ini. Untuk data biometrik sendiri dapat diambil dari ID dan gambar untuk tujuan pencocokan.

Dilansir sumber yang sama, Twitter juga menyatakan bahwa kebijakan ini akan membantu mereka menghubungkan sebuah akun dengan orang sungguhan.

Caranya tentu saja dengan memproses tanda pengenal yang dikeluarkan oleh pemerintah. Cara ini akan membantu perusahaan dalam melawan upaya peniruan identitas dan membuat platformnya menjadi lebih aman.

Elon Musk juga mengumumkan, setelah pembaruan ini diberlakukan, para pengguna Twitter dapat melakukan panggilan video dan audio melalui platform media sosial ini tanpa harus membagikan nomor telepon.

Dilaporkan TechCrunch, halaman kebijakan baru dari perusahaan media sosial yang dipimpin oleh Elon Musk ini menunjukkan bahwa perubahan akan mulai berlaku pada tanggal 29 September mendatang.

Dengan Kebijakan Barunya, Twitter Bisa Rekomendasikan Pekerjaan ke Pengguna

Twitter Dapat Merekomendasikan Pekerjaan Kepada Pengguna
Twitter memberikan rekomendasi pekerjaan kepada pengguna dengan kebijakan barunya. (Pexels/Ketut Subiyanto)

Selain perubahan baru mengenai informasi biometrik, kebijakan baru Twitter ini juga akan mulai menyimpan riwayat pekerjaan dan pendidikan pengguna.

Twitter mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi pengguna, seperti riwayat pekerjaan, riwayat pendidikan, preferensi pekerjaan, keterampilan dan kemampuan, aktivitas dan keterlibatan pencarian kerja, dan sebagainya, untuk merekomendasikan pekerjaan potensial bagi penggunanya.

Data yang dikumpulkan tersebut tidak hanya untuk rekomendasi pekerjaan kepada pengguna, tetapi juga diberikan kepada calon pemberi kerja ketika pengguna yang bersangkutan melamar pekerjaan.

Dengan begitu, pemberi pekerjaan akan dapat memilih kandidat potensial. Selain itu, dengan ini juga Twitter dapat menampilkan iklan yang lebih relevan kepada penggunanya.

Langkah ini berkaitan dengan fitur beta Twitter yang memungkinkan organisasi terverifikasi dapat memposting daftar pekerjaan di profil mereka. Bahkan, platform media sosial ini telah membuat akun resmi @XHiring.

Twitter Membuka Akses X Hiring, Apakah Menjadi Saingan Baru LinkedIn?

X Hiring
X Hiring fitur penyedia lapangan pekerjaan. (Pexels/Fauxels)

Rencana kebijakan baru yang akan segera dikeluarkan oleh Twitter mendukung salah satu fitur terbaru Twitter, X Hiring. Fitur ini dikhususkan untuk akun-akun organisasi terverifikasi agar mereka dapat memposting daftar pekerjaan di platform ini dan menjangkau para pencari pekerjaan.

Dilansir HT Tech, X Hiring ini diluncurkan pada tanggal 26 Agustus lalu. Diduga ini akan menjadi pesaing baru bagi LinkedIn, aplikasi yang bergerak di bidang yang sama.

Meski telah beberapa hari diluncurkan, tetapi belum diketahui layanan apa saja yang  ditawarkan oleh fitur ini. Sejauh ini, diketahui bahwa X Hiring memungkinkan perusahaan memposting lowongan pekerjaan, tetapi bisa saja mereka melakukannya melalui tweet singkat dan memasang pin pada tweet tersebut.

Apakah X Hiring ini dapat menawarkan layanan seperti yang ditawarkan oleh fitur-fitur LinkedIn, seperti kandidat melamar pekerjaan melalui platform dan perusahaan dapat menemukan kandidat yang relevan.

LinkedIn tentu saja menyediakan fitur-fitur seperti ini karena aplikasi ini merupakan platform yang berorientasi pada jaringan profesional dan bisnis.

Setelah X Hiring, Layanan Panggilan Audio dan Video Juga Tengah Direncanakan Oleh Twitter

Layanan Audio dan Video
Twitter berencana meluncurkan fitur panggilan audio dan video. (Pexels/cottonbro studio)

Elon Musk benar-benar ingin menjadikan Twitter sebagai aplikasi segalanya. Tidak hanya merencanakan pembaruan kebijakan, ia juga merencanakan peluncuran fitur panggilan audio dan video pada platform media sosialnya.

Dilansir Mashable, Jumat (1/9/2023), Elon Musk menyebutkan ciri-ciri dari fitur tersebut adalah dapat digunakan pada perangkat iOS, Android, Mac, dan PC. Selain itu, panggilan ini tidak memerlukan nomor telepon.

Musk menyatakan bahwa panggilan audio dan video di aplikasinya unik, karena dengan begitu Twitter menjadi buku alamat global yang efektif. fitur yang baru menjadi sebuah perencanaan ini dianggap sebagai langkah lain menuju visi Musk tentang menjadikan aplikasi ini sebagai aplikasi segalanya.

Mulai dari layanan perpesanan, panggilan, perbankan, layanan perbayaran, dan masih banyak lagi.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya