Elon Musk, Mark Zuckerberg, hingga Bill Gates Kumpul Bareng untuk Bahas AI

Elon Musk, Mark Zuckerberg, hingga Bill Gates berada dalam satu ruangan untuk membahas mengenai AI.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Sep 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 19:00 WIB
Forum Kecerdasan Buatan
Elon Musk, CEO X perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter (kiri) dan Alex Karp, CEO perusahaan perangkat lunak Palantir Technologies duduk saat Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengadakan pertemuan tertutup dengan para pemimpin CEO teknologi untuk membahas prioritas dan risiko seputar artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan bagaimana hal itu harus diatur di Capitol, Washington, Amerika Serikat, Rabu (13/9/2023). (AP Photo/J. Scott Applewhite)

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk dan Mark Zuckerberg akhirnya berada dalam satu ruangan pada Rabu waktu setempat. Bukan untuk adu tinju seperti yang dikabarkan sebelumnya, namun untuk membahas artificial intelligence (AI).

Tidak cuma Elon Musk dan Zuckerberg saja yang hadir dalam pertemuan tertutup di Capitol Hill, Washington, D.C., Amerika Serikat (AS) itu. Sejumlah tokoh publik di bidang teknologi pun datang.

Pendiri Microsoft Bill Gates, CEO OpenAI Sam Altman, CEO Google Sundar Pichai pun ikut datang dalam pertemuan yang digelar Pimpinan Mayoritas Senat Chuck Schumer tersebut, bersama lebih dari 60 senator AS.

Mengutip AP News, Jumat (15/9/2023), pertemuan ini diadakan sebagai bagian dari dorongan untuk membuat undang-undang tentang kecerdasan buatan.

Schumer bertanya kepada semua yang hadir, apakah pemerintah harus berperan dalam pengawasan terhadap AI, dan "setiap orang mengangkat tangan, meskipun mereka memiliki pandangan yang berbeda," katanya.

Beberapa pembahasan lain adalah terkait apakah harus ada lembaga independen yang mengawasi aspek-aspek dari teknologi ini.

Pembahasan lainnya juga terkait bagaimana perusahaan bisa lebih transparan, serta bagaimana AS bisa tetap berada di depan China dan negara-negara lain.

Di sela pertemuan ini, Elon Musk kepada wartawan mengatakan bahwa penting untuk memiliki seorang "wasit" terhadap kecerdasan buatan.

Menurut pemilik Twitter dan CEO Tesla itu, seperti dikutip New York Post, peraturan diperlukan "untuk memastikan bahwa perusahaan mengambil tindakan yang aman dan demi kepentingan umum masyarakat."

Elon Musk menyebut AI sebagai 'pedang bermata dua' yang dapat membawa manfaat besar atau menimbulkan konsekuensi buruk bagi umat manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

Sementara itu, CEO Meta Mark Zuckerberg, dikutip dari New York Post, mengatakan bahwa Kongres "harus terlibat dengan AI untuk mendukung inovasi dan perlindungan."

"Ini adalah teknologi baru, ada ekuitas penting yang harus diseimbangkan di sini, dan pemerintah pada akhirnya bertanggung jawab atas hal itu," kata Zuckerberg.

Dia beralasan "lebih baik standar ini ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika yang dapat bekerja sama dengan pemerintah kita untuk membentuk model-model ini mengenai isu-isu penting."

Senator Partai Republik Mike Rounds dari South Dakota juga mengatakan, Kongres perlu mendahului AI, dengan memastikan mereka terus berkembang "di sisi positif" sembari menangani potensi masalah seputar transparansi data dan privasi.

"AI tidak akan hilang, dan AI dapat melakukan beberapa hal yang sangat baik atau dapat menjadi tantangan nyata," kata Rounds yang memimpin pertemuan bersama Schumer.


Pandangan Berbagai Tokoh Teknologi

Forum Kecerdasan Buatan
Forum tertutup di Capitol Hill ini dihadiri oleh hampir 20 pemimpin dan pendukung teknologi serta beberapa nama-nama besar dalam industri ini, antara lain: Mark Zuckerberg dari Meta, Elon Musk dari X dan Tesla, serta mantan CEO Microsoft Bill Gates. (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Para pemimpin teknologi dan pihak-pihak lain menyampaikan pandangan mereka masing-masing dalam pertemuan ini. Masing-masing peserta punya waktu tiga menit untuk berbicara tentang topik yang dipilih.

Selama diskusi, menurut peserta yang membahas ini, Musk dan mantan CEO Google Eric Schmidt mengangkat risiko eksistensial yang ditimbulkan AI, dan Zuckerberg mengangkat pertanyaan tentang model AI tertutup vs terbuka.

Gates berbicara tentang memberi makan orang yang lapar, dan CEO IBM Arvind Krishna menyatakan penolakannya terhadap proposal yang disetujui oleh perusahaan lain yang memerlukan lisensi.

Selama diskusi, Musk juga menyatakan keprihatinannya terhadap pengembangan 'deeper AI' dengan kemampuan pemrosesan data yang mirip manusia.


Kekhawatiran Elon Musk

Bloomberg melaporkan menurut narasumbernya, Musk mengungkapkan "kekhawatiran tentang pusat data yang begitu kuat dan besar sehingga bisa dari luar angkasa, dengan tingkat kecerdasan yang saat ini sulit dipahami."

"Ini adalah momen yang penting, mendesak, dan dalam beberapa jal belum pernah terjadi sebelumnya," kata Sam Altman kepada wartawan, jelang pertemuan tersebut.

Sementara di luar pertemuan, Sundar Pichai menolak memberikan rincian spesifik, namun secara umum mendukung gagasan keterlibatan Washington.

"Saya rasa penting bagi pemerintah untuk berperan, baik dalam hal inovasi maupun dalam membangun safeguards yang tepat, dan menurut saya ini adalah diskusi yang produktif," katanya.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Elon Musk.  (AP Photo/Susan Walsh, File)
Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya