Penipuan Iklan Online Berbasis AI Timbulkan Kerugian Rp 1.320 Triliun pada 2023

Dengan munculnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ada risiko tindakan penipuan iklan online semakin merajalela.

oleh Iskandar diperbarui 10 Okt 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi AI. Credit: Mohamed Nohassi/Unsplash
Ilustrasi AI. Credit: Mohamed Nohassi/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Penipuan iklan online, khususnya dalam iklan programatik, sudah sejak lama telah berdampak terhadap anggaran iklan.

Dengan munculnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ada risiko tindakan penipuan semakin merajalela karena mudahnya situs made-for-advertising dalam memproduksi konten.

Menurut laporan dari perusahaan analis AS, Juniper Research, 22% (USD 84 miliar atau sekitar Rp 1.320 triliun) dari seluruh pembelanjaan iklan online hilang karena penipuan iklan pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 170 miliar (sekitar Rp 2.673 triliun) dalam 5 tahun.

"Para penipu memanfaatkan penggunaan AI dengan menggunakan algoritma untuk membuat bot dan malware yang dapat meniru perilaku manusia," tulis laporan tersebut, dikutip dari Moonshot News, Selasa (10/10/2023).

Untuk mencegah penipuan iklan online, platform iklan global MGID menggandeng Pixalate, sebuah platform perlindungan penipuan iklan, privasi, dan analisis kepatuhan.

Perangkat lunak Pixalate akan berjalan bersama-sama dengan solusi perlindungan penipuan milik MGID, menambahkan lapisan verifikasi pihak ketiga untuk memantau kualitas lalu lintas dan menyaring bot dan inventaris yang tidak valid.

Dalam hal ini jaringan global pengiklan MGID akan diuntungkan dengan adanya perlindungan lebih terhadap pembelanjaan iklan yang sia-sia, sekaligus memastikan bahwa iklan muncul di lingkungan yang aman dan berkualitas tinggi, serta dilihat oleh konsumen asli (bukan bot).

 

Membendung Lalu Lintas Penipuan

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

VP Produk MGID, Oleksii Borysov, mengatakan integrasi perangkat lunak Pixalate merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mengurangi lalu lintas penipuan di seluruh rantai pasokan periklanan online.

“Langkah ini juga memastikan pembelanjaan iklan hanya ditujukan kepada penerbit sah yang keberhasilannya sangat penting bagi kesehatan web terbuka,” ucapnya.

Senada dengan Borysov, CEO Pixalate Jalal Nasir, menuturkan kolaborasi ini sangat tepat untuk memberantas tindakan penipuan iklan online.

"Komitmen MGID akan semakin kuat untuk memberantas tindakan penipuan untuk klien mereka maupun industri periklanan secara lebih luas,” Nasir memungkaskan.

 

Belanja Iklan Digital Asia Tumbuh 5 Kali Lipat, Belanja Online Teratas

Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi dalam acara MMA Indonesia Modern Marketing Talk 2023 di JW Marriott, Senin (3/7/2023). (Tasha/Liputan6.com)
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi dalam acara MMA Indonesia Modern Marketing Talk 2023 di JW Marriott, Senin (3/7/2023). (Tasha/Liputan6.com)

Sebelumnya, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menjelaskan digitalisasi mengubah industri pemasaran dan periklanan. Hasil riset Nielsen menunjukkan belanja iklan digital di Asia tumbuh 5 kali lipat dalam waktu singkat.

“Menurut (hasil riset) Nielsen, belanja iklan digital di Asia tumbuh lima kali lipat dibandingkan pertumbuhan keseluruhan. Dan belanja online berada di posisi teratas,” kata Neneng Goenadi di acara MMA: Modern Marketing Talk 2023 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2023).

Seiring dengan kemajuan teknologi belanja online semakin digemari masyarakat. Banyak produk yang justru lebih mudah didapat lewat platform digital ketimbang membeli secara langsung.

Apalagi, teknologi yang ada sudah bisa melacak aktivitas belanja masyarakat. Tentunya hal ini membuat perlindungan terhadap privasi data pribadi menjadi fokus utama dalam bisnis iklan digital.

"Sekarang regulator mulai mendukung privasi data, kini, peran media retail sebagai pemilik data pihak pertama menjadi semakin penting," kata dia

Tak hanya itu, survei lainnya menunjukkan sebelum membeli produk, konsumen di Indonesia mudah terpengaruh oleh banyaknya konten-konten. Sehingga pihaknya mulai menyusun strategi untuk menggaet konsumen melalui konten kreatif dan inspiratif.

"Kami secara kreatif menggabungkan iklan sebagai sumber inspirasi di Discovery Channels konsumen sehingga kolaborasi antara pelaku industri, media retail menjadi sangat penting," tuturnya.

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet
Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya