Liputan6.com, Jakarta - Baidu Tiongkok telah meluncurkan versi terbaru Ernie AI LLM miliknya, yang disebut Ernie 4.0. Dikutip dari News18, Kamis (19/10/2023), versi baru ini setara dengan Model Bahasa Besar (LLM) GPT-4 OpenAI (pencipta ChatGPT).
Model AI baru ini diluncurkan CEO Baidu Robil Li dalam acara perusahaan yang digelar di Beijing, Tiongkok. Dalam acara itu, ia juga mengungkap deretan kemampuan AI terbaru ini.
Baca Juga
Beberapa kemampuan yang disebut hadir dalam AI ini adalah menulis konten seperti buku seni bela diri secara real-time, serta disebut mahir kemahirannya membuat media visual seperti poster dan video.
Advertisement
Kehadiran model Ernie AI dan Ernie Bot, dipandang sebagai upaya Tiongkok untuk menyaingi Google dan OpenAI. Sebab, keduanya telah mengembangkan LLM yang canggih, yaitu PaLM 2 (mendukung Google Bard ) dan GPT-4 (mendukung ChatGPT).
Dijelaskan pula, Tiongkok kini memiliki setidaknya 130 LLM yang mewakili 40 persen dari keseluruhan global. Negara ini sekarang berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat, yang menyumbang 50 persen dari keseluruhan global, berdasarkan data dari broker CLSA.
Kondisi ini membuat perlombaan AI secara global kian memanas. Ditambah lagi, sejumlah perusahaan teknologi global seperti seperti Meta dan Amazon dalam persaingan ikut bergabung, sehingga sektor AI generatif mengalami perkembangan pesat.
Sebagai contoh, ada Juli 2023, Meta meluncurkan versi upgrade dari model LLaMa, yang dikenal sebagai Llama 2. Meta telah merilis model ini sebagai open source, sehingga tersedia gratis untuk tujuan komersial dan penelitian.
Lalu, ada pula Amazon yang juga telah memasuki bidang AI dengan rencana memperkenalkan model AI generatif baru ke jajaran perangkat rumah pintar Echo miliknya.
Baidu Perkenalkan ERNIE Bot Buat Tantang ChatGPT OpenAI
Sebelumnya, perusahaan search engine Tiongkok Baidu, telah memperkenalkan penantang chatbot ChatGPT, yang merupakan versi terbaru dari bot ERNIE atau Enhanced Representation through Knowledge Integration.
ERNIE sendiri dikembangkan oleh Baidu selama satu dekade terakhir, dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2019.
CEO Baidu Robin Li mengklaim, ERNIE Bot terbaru punya kemampuan yang mendekati GPT-4, iterasi terbaru dari model bahasa besar yang baru saja dirilis oleh OpenAI.
Dikutip dari Engadget, Sabtu (18/3/2023), chatbot ini disebut punya 550 miliar fakta dalam grafik pengetahuannya, tetapi sebagian besar berfokus pada pasar Tiongkok.
Jadi, meski bisa membuat daftar idiom Tiongkok, tetapi chatbot ini mungkin tidak bisa menjawab banyak pertanyaan untuk topik tertentu di luar wilayahnya.
Advertisement
Berbagai Kemampuan Ernie Bot dengan Dukungan AI
Selain itu, ERNIE Bot Baidu memiliki kemampuan untuk menjawab pengguna dengan respon audio dalam dialek China yang berbeda, serta juga dapat menghasilkan gambar dan video dari teks China.
Dalam contoh penggunaan, chatbot dipamerkan dapat meringkas sebuah novel fiksi ilmiah Tiongkok, serta saran tentang cara melanjutkan penulisan buku jika ingin dilanjutkan dengan lebih luas.
AI itu juga bisa menyebutkan nama aktor dalam film adaptasinya, membandingkan tinggi badan mereka, serta menyimpulkan siapa yang lebih tinggi di antara keduanya.
Dalam demo lain, chatbot AI ini juga dapat menyarankan nama untuk perusahaan teknologi besar yang melayani perusahaan kecil dan menengah, menulis slogan untuknya, serta membuat buletin dengan jumlah kata tertentu.
China Larang ChatGPT OpenAI
Di samping itu, China telah melakukan pembatasan akses ke platform ChatGPT buatan OpenAI. Sebelumnya, chatbot tersebut memang tidak secara resmi tersedia di Tiongkok, di mana pemerintah menggelar firewall dan sensor internet yang ketat.
Namun banyak pengguna yang masih bisa mengaksesnya menggunakan Virtual Private Network (VPN). Beberapa pembuat aplikasi pihak ketiga juga telah membuat program yang memberikan beberapa akses ke ChatGPT.
Mengutip The Guardian, Jumat (24/2/2023), program-program ini dilaporkan sudah lenyap dari akun-akun WeChat. Perusahaan teknologi seperti induk WeChat, Tencent, serta Ant Group, juga sudah diminta memutus akses ke program-program tersebut.
Media pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa ChatGPT OpenAI adalah alat potensial bagi Amerika Serikat, untuk "menyebarkan informasi palsu."
Artikel di China Daily juga mengklaim, pertanyaan yang diajukan ke ChatGPT tentang Xinjiang selalu menghasilkan jawaban yang "konsisten dengan propaganda politik pemerintah AS bahwa ada yang disebut 'genosida.'"
Dikutip dari The Verge, regulator China juga disebut telah meminta perusahaan teknologi berhenti menawarkan akses ke chatbot AI tersebut, karena khawatir terhadap adanya "balasan tanpa sensor" untuk pertanyaan sensitif secara politik.
Selain itu, menurut laporan Nikkei Asia dari "orang-orang yang mengetahui langsung masalah ini," perusahaan teknologi juga diminta melapor ke pemerintah, sebelum merilis chatbot buatannya sendiri.
Advertisement