Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi berharap agar Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1, sudah dapat melayani masyarakat awal tahun depan.
"Kita kalau menurut jadwal kan Desember ini sudah di orbit, terus ground segment dikerjakan dan kita berharap awal tahun depan sudah bisa melayani masyarakat," ujar Menkominfo.
Baca Juga
Menkominfo mengatakan, kapasitas dari satelit Satria-1 sebesar 150 Gbps, di mana menurutnya, apabila dibagi ke 30 ribu titik, setiap titiknya bisa mendapatkan 55 mbps.
Advertisement
"Yang pasti kita ini kan negara luas, jadi penggunaan teknologi satelit sangat penting bagi kita," kata Budi usai meresmikan ruang media di kantor Kominfo, Jakarta, kemarin (2/11/2023).
Diketahui, satelit Satria-1 sudah berhasil menempati orbitnya yakni di 146 derajat Bujur Timur.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar pun mengucapkan syukur atas keberhasilan ini, sekaligus mengatakan mereka akan berupaya mempercepat penyediaan remote terminal ground segment di lokasi layanan publik.
Lokasi-lokasi tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan space segment satelit Satria-1. Menurut Fadhilah, lokasi yang akan menerima akses internet satelit ini telah diterima dan diverifikasi BAKTI Kominfo pada kementerian atau pemerintah daerah terkait.
"Untuk sampai pada tahap operasi penuh pada akhir Desember 2023, Satria-1 akan menjalani tahapan selanjutnya yaitu sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas Bumi," tutur Fadhilah dalam keterangan resmi.
Jalani Tahapan In-Orbit Testing
Selain itu, Satria-1 akan menjalani tahapan In-Orbit Testing pada awal November untuk memeriksa performa satelit terutama subsistem payload.
Selanjutnya, satelit ini akan menjalani proses integrasi dengan sistem ground dan uji coba end-to-end agar siap beroperasi.
Untuk segmen ruas Bumi, Fadhilah menuturkan, seluruh proses instalasi RFGW (Radio Frequency Gateway) 13 meter maupun CSM (Carrier System Monitoring) di 11 gateway telah dirampunggkan.
"Demikian pula ketiga OSAT (On Site Acceptance Test) untuk perangkat RFGW maupun CSM juga telah dirampungkan," tuturnya menjelaskan.
OSAT sendiri merupakan kegiatan pengetesan dan pengecekan site untuk memastikan kesiapan perangkat sebelum beroperasi.
Adapun kegiatan OSAT ini untuk mendukung beroperasinya satelit Satria-1 dilakukan pada perangkat RFGW dan CSM di setiap lokasi.
11 stasiun Bumi itu terletak di GW01 Batam, Kepulauan Riau; GW02 Cikarang, Jawa Barat; GW03 Pontianak, Kalimantan Barat; GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; GW05 Tarakan, Kalimantan Utara; GW06 Manado, Sulawesi Utara; GW07 Kupang, NTT; GW08 Ambon, Maluku; GW10 Timika, Papua; GW11 Jayapura, Papua.
Advertisement
Tingkatkan Konektivitas di Wilayah 3T
"Dengan beroperasinya Satelit Satria-1 dapat segera mengkoneksikan titik-titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya melanjutkan.
Tidak hanya itu, kehadiran satelit ini akan meningkatkan konektivitas layanan publik dan layanan pemerintah, termasuk di wilayah 3T.
Satria-1 juga diharapkan secara bertahap bisa mengurangi kesenjangan akses broadband internet yang disebabkan beragam kondisi geografis dan kondisi masyarakat Indonesia.
Untuk diketahui, satelit Satria-1 berhasil memasuki orbit di luar angksa pada Senin, 30 Oktober 2023. Tibanya Satria-1 di orbit Geostationer sesuai dengan perencanaan tim.
Satelit yang akan membantu pemerintah hadirkan internet di daerah 3T ini mengorbit di 146 derajat Bujur Timur atau berada tepat di atas Pulau Papua. Ketinggiannya mencapai lebih dari 36.000 km di atas permukaan Bumi.