Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi seringkali dianggap sebagai inovasi yang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai hal. Namun, masalah lingkungan dan perubahan iklim juga perlu diperhatikan.
Kini sudah banyak perusahaan menggunakan bahan-bahan yang tidak mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Namun solusi-solusi individual di tingkat bisnis perlu dilengkapi dengan infrastruktur yang tepat.
Baca Juga
Misalnya, jaringan listrik yang lebih baik, solusi penyimpanan energi, dan transportasi karbon dioksida--termasuk struktur pengisian daya tepat untuk mempertahankan layanan-layanan penting ini. Demikian seperti dikutip dari Business Insider, Senin (13/11/2023).
Advertisement
Pada 2021, Badan Energi Internasional menerbitkan peta jalan untuk menjadikan sektor energi global--yang menyumbang sekitar tiga perempat dari seluruh emisi gas rumah kaca--menjadi nol.
Diperkirakan sekitar 80% teknologi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengurangan emisi pada tahun 2030 sudah tersedia secara komersial. Biasanya, berupa efisiensi energi dan energi terbarukan.
Namun, jika dibandingkan dengan target pada 2050, hanya sekitar 50% teknologi yang diperlukan tersedia di pasar. Dengan demikian, untuk mencapai target tersebut, diperlukan adanya perbaikan di seluruh teknologi, seperti elektroliser hidrogen, baterai canggih, dan penangkapan udara langsung.
Berbeda dengan booming teknologi digital baru-baru ini, banyak dari bidang inovasi ini merupakan “teknologi mendalam”. Jenis teknologi ini memerlukan banyak investasi pada tahap awal untuk menguji ide dan meningkatkannya.
Dalam teknologi ini, dibutuhkan investor, perusahaan pengguna akhir, dan regulator untuk bekerja sama menciptakan lingkungan inovatif. Sifat krisis iklim global juga menuntut inovasi yang memobilisasi berbagai macam orang dan organisasi di seluruh dunia.
Mengatasi Krisis Iklim Memerlukan Adanya Perubahan Gaya Hidup
Perusahaan teknologi perlu mengatasi dampak perubahan iklim yang tertanam dalam sistem mereka. Banyak solusi terhadap aspek tantangan ini sangat bergantung pada proses dan keterampilan yang ada.
Dan yang terpenting adalah bagaimana upaya menghubungkan manusia, alam, struktur keuangan, dan teknologi dengan cara cerdas dan baru.
Semua mengenai teknologi bisa menjadi risiko dalam masalah iklim. Dengan demikian, seolah manusia tidak perlu mengubah gaya hidup untuk mengatasi krisis iklim. Namun, laporan IEA tahun 2021 menyatakan bahwa diperlukan setidaknya 5% perubahan perilaku.
Dengan adanya teknologi dan solusi, manusia perlu mempertimbangkan gaya hidup dan penggunaan teknologi dengan lebih bijak.
Advertisement
Ketika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menjadi Solusi Perubahan Iklim
Di samping itu, beberapa tahun terakhir telah terlihat banyak penemuan ilmiah signifikan terkait perubahan iklim.
Misalnya, para ilmuwan telah mencapai kemajuan dalam memahami dampak pemanasan global terhadap arus laut dan pengaruhnya terhadap pola cuaca.
Para peneliti juga telah mengidentifikasi cara-cara baru untuk melacak emisi karbon dan mengukur dampak deforestasi terhadap iklim.
Dengan adanya penemuan-penemuan ini, kita menjadi terbantu untuk lebih memahami sifat kompleks perubahan iklim. Selain itu, kita juga jadi bisa mengembangkan strategi untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim tersebut.
Di samping penemuan ilmiah ini, terdapat perkembangan menarik dalam teknologi yang membantu membentuk respons kita terhadap perubahan iklim.
Salah satu bidang yang paling menjanjikan adalah pengembangan sumber energi terbarukan. Misalnya, seperti tenaga surya dan angin.
Respons Perubahan Iklim Bergantung Pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Teknologi-teknologi dengan sumber energi terbarukan menjadi semakin efisien dan hemat biaya. Dengan demikian, bisa menjadi alternatif yang layak dibandingkan bahan bakar fosil tradisional.
Bidang inovasi teknologi lainnya adalah penangkapan dan penyimpanan karbon. Hal ini melibatkan penangkapan emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik dan sumber lainnya. Yang kemudian di simpan di bawah tanah.
Meskipun teknologi ini masih dalam tahap awal, teknologi ini berpotensi mengurangi emisi karbon secara signifikan dan membantu kita mencapai tujuan iklim.
Saat kita memasuki tahun 2023 dan seterusnya, jelas bahwa masa depan respons perubahan iklim akan sangat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kita dapat mengharapkan kemajuan berkelanjutan dalam energi terbarukan, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta teknologi lainnya.
Penelitian ilmiah berkelanjutan juga diperlukan untuk memperdalam pemahaman kita tentang sistem iklim dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun tantangan perubahan iklim cukup besar, perkembangan terkini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan harapan bagi masa depan.
Dengan terus berinvestasi dalam penelitian dan inovasi, dan bekerja sama dalam skala global, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang.
Advertisement