Liputan6.com, Jakarta - Android 15 dirumorkan akan mendapat fitur penting di mana pengguna dapat melacak HP hilang meskipun dalam keadaan mati.
Seorang pengembang Android, mengungkapkan di Android Police bahwa Google sedang mengembangkan teknologi untuk menjaga sebagian pengontrol Bluetooth tetap beroperasi bahkan saat smartphone dalam kondisi mati. Demikian sebagaimana dikutip dari GizChina, Minggu (17/3/2024).
Baca Juga
Fitur ini dikembangkan berdasarkan inisiatif Google untuk membuat sistem jaringan keamanan yang mirip dengan Find My milik Apple.
Advertisement
Jaringan ini memanfaatkan pancaran sinyal Bluetooth, sinyal tersebut dikirimkan dengan singkat oleh smartphone secara berkala, kemudian sinyal yang dikirimkan dapat diterima oleh perangkat di sekitar.
Dengan miliaran perangkat Android di seluruh dunia, diharapkan jaringan yang dikembangkan dapat menciptakan koneksi yang akurat.
Cara kerjanya adalah akan merekam terlebih dahulu sinyal identifikasi ini di dalam memori pengontrol Bluetooth sebelum dimatikan.
Bahkan dalam keadaan dinonaktifkan, pengontrol dapat terus mentransmisikan sinyal yang telah direkam sebelumnya, sehingga memudahkan dalam pelacakan lokasi.
Penting untuk diperhatikan bahwa fitur ini memerlukan perangkat keras yang kompatibel. Laporan terkini menunjukkan Pixel 8 dan Pixel 8 Pro kemungkinan akan mendapat fitur ini untuk pertama kali.
Namun perangkat lain juga akan mendapat fitur ini melalui pembaruan di masa mendatang.
Tambahan keamanan pada Android 15 ini menandakan kemajuan signifikan dalam pemulihan perangkat yang hilang.
Pengguna dapat merasa lebih tenang karena mengetahui bahwa mereka dapat menemukan lokasi ponsel bahkan dalam keadaan mati, sehingga memastikan perangkat mereka yang hilang masih dapat ditemukan.
Google Chrome Kini Lebih Aman Berkat Perlindungan Real-time terhadap Situs Jahat
Sementara itu, Google telah memperbarui Safe Browsing secara default di Chrome untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap situs web jahat.
Untuk melawan situs berbahaya, Google memanfaatkan fitur perlindungan yang disempurnakan yang terdapat di mode Safe Browsing untuk memeriksa situs terhadap daftar sisi server dari situs-situs yang diketahui tidak aman secara real-time.
Proteksi yang disempurnakan telah disertakan di Chrome, namun Google menemukan bahwa pemeriksaan real-time ini menawarkan "manfaat signifikan", sehingga mereka membenamkan proteksi ini ke Safe Browsing secara default.
Dikutip dari Engadget, Google mencatat bahwa Safe Browsing telah digunakan lebih dari 5 miliar perangkat dan telah melindungi pengguna dari serangan seperti phising, malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan.
Safe Browsing telah mengevaluasi 100 miliar website dan file setiap hari. Google Chrome menunjukkan kepada pengguna lebih dari 3 juta peringatan tentang potensi ancaman melalui fitur ini setiap hari.
Advertisement
Google Sarankan untuk Aktifkan Fitur Enhanced Protection
Meskipun fitur keamanan telah ditingkatkan, perusahaan tetap menyarankan agar pengguna mengadopsi mode Enhanced Protection karena mode ini menawarkan perlindungan tambahan.
Opsi Safe Browsing hanya memeriksa daftar situs yang diketahui tidak aman.
Sedangkan Enhanced Protection menggunakan fitur machine learning untuk mengidentifikasi situs berisiko yang belum dikonfirmasi oleh Safe Browsing sebagai situs yang berpotensi berbahaya.
Situs yang baru dibuat dan situs yang menyembunyikan potensi membahayakan mungkin tidak langsung terdeteksi oleh sistem deteksi dari Safe Browsing.
Fitur Safe Browsing yang baru kini tersedia di Chrome versi desktop dan iOS terbaru. Fitur akan hadir di aplikasi Android akhir bulan ini.
Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian
Advertisement