Liputan6.com, Jakarta - OpenAI, perusahaan di balik chatbot populer ChatGPT, baru saja memperkenalkan mesin pencari bertenaga AI bernama SearchGPT.
Mengutip The Verge, Minggu (28/7/2024), SearchGPT diklaim bakal menjadi pesaing berat Google Search.
Baca Juga
Kalau biasanya mesin pencari cuma menampilkan sederet link, SearchGPT berbeda, di mana seakan-akan memiliki otak sendiri yang bisa mengerti maksud pertanyaan manusia.
Advertisement
Misalnya, kamu bernanya tentang festival musik tertentu, SearchGPT tak cuma kasih daftar link, tapi juga langsung kasih rangkuman singkat tentang festivalnya, lengkap dengan link ke sumber aslinya. Canggih kan?
Selain itu, SearchGPT juga bisa kasih jawaban visual, jadi kamu dapat langsung melihat gambar atau video yang relevan dengan pencarian.
Kerennya lagi, kamu bisa terus bertanya setelah hasil pencarian muncul. Jadi, proses pencarian akan lebih interaktif dan enggak bikin pusing.
Tapi, SearchGPT masih dalam tahap pengembangan alias prototipe. Jadi, baru beberapa orang saja yang bisa menjajalnya.
Menurut juru bicara OpenAI, Kayla Wood, layanan mesin pencari ini didukung model GPT-4 dan saat ini hanya bisa diakses oleh 10.000 penguji ketika diumumkan.
"OpenAI bekerja sama dengan mitra pihak ketiga dan menggunakan feed konten langsung untuk mendapatkan hasil pencariannya. Tujuannya akhirnya untuk mengintegrasikan fitur pencarian langsung ke ChatGPT," kata Wood.
Bakal Saingi Google Search?
Langkah SearchGPT ini dinilai bisa menjadi ancaman untuk kedigdayaan mesin pencari Google. Google disebut tengah bergegas untuk memasukkan fitur AI di seluruh mesin pencariannya karena khawatir pengguna akan beralih ke produk pesain yang menawarkan tool seperti SearchGPT.
Inovasi OpenAI ini juga menempatkan perusahaan dalam persaingan yang lebih langsung dengan startup Perplexity yang belum lama ini mengklaim diri sebagai mesin "jawaban" berbasis AI.
Baru-baru ini, Perplexity dikritik karena fitur AI yang menurut penerbit menjiplak pekerjaan mereka.
Mengenai reaksi keras tersebut, OpenAI mengatakan, pihaknya mengambil pendekatan berbeda dari Perplexity.
Advertisement
Dikembangkan atas Kerja Sama dengan Penerbit Berita
Dalam unggahan blog, OpenAI menekankan kalau SearchGPT dikembangkan atas kerja sama dengan berbagai mitra outlet berita. Antara lain adalah organisasi media pemilik The Wall Street Journal, The Associated Press, dan Vox Media.
"Mitra berita (media) memberikan masukan yang berharga dan kami terus menggali masukan dari mereka," kata Wood.
Penerbit pun memiliki cara untuk mengelola bagaimana berita atau artikel mereka muncul di fitur pencarian OpenAI. Penerbit juga punya opsi untuk tidak memakai konten mereka untuk melatih model OpenAI dan tetap muncul di hasil pencarian.
Membantu Pengguna Terhubung dengan Penerbit Berita
"SearchGPT dirancang untuk membantu pengguna terhubung dengan penerbit dengan mengutip dan menautkannya secara mencolok dalam pencarian. Respons memiliki atribusi dan tautan yang jelas, sebaris, dan diberi nama. Sehingga pengguna tahu dari mana informasi berasal dan bisa berinteraksi dengan lebih banyak hasil di bilah sisi dengan tautan sumber," kata pihak OpenAI.
Terlepas dari teknologinya, kemajuan pesat OpenAI telah membuat ChatGPT memiliki jutaan pengguna. Biaya yang dikeluarkan pun terus bertambah.
The Information melaporkan, biaya pelatihan dan inferensi AI OpenAI bisa mencapai USD 7 miliar tahun ini. Apalagi jumlah pengguna ChatGPT versi gratis kian meningkatkan biaya komputasi.
Advertisement