Turki Akhirnya Buka Blokir Instagram, Ini Alasannya

Setelah diblokir Turki selama lebih dari seminggu, akhirnya akses Instagram dibuka kembali. Apa alasannya?

oleh Iskandar diperbarui 12 Agu 2024, 09:36 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 09:36 WIB
Logo baru Instagram
Logo baru Instagram (Sumber: The Guardian).

Liputan6.com, Jakarta - Turki telah membuka blokir Instagram setelah media sosial tersebut setuju untuk memenuhi tuntutan negara tersebut terkait penyensoran dan konten terkait kejahatan.

Menteri Transportasi Abdulkadir Uraloglu mengumumkan kesepakatan itu dalam sebuah posting-an di platform X. Demikian menurut laporan Bloomberg, dikutip dari Engadget, Senin (12/8/2024).

Uraloglu mengutip kekhawatiran atas konten yang berkaitan dengan kejahatan yang meliputi pembunuhan, penyerangan seksual, perdagangan narkoba, dan penyiksaan.

NetBlocks, yang pertama kali melaporkan bahwa Instagram telah diblokir di Turki awal bulan ini, mengonfirmasi pada pada Sabtu (10/8/2024) bahwa akses media sosial itu mulai pulih.

Instagram diblokir selama lebih dari seminggu, yang mana pengguna di negara tersebut tiba-tiba kehilangan akses pada 2 Agustus 2024.

Terkait pemblokiran ini tidak ada penjelasan resmi, namun hal tersebut dilakukan setelah kepala komunikasi Turki, Fahrettin Altun, menuduh media sosial itu menyensor posting yang menyatakan belasungkawa untuk Ismail Haniyeh, seorang pemimpin Hamas yang baru-baru ini dibunuh Israel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Erdogan: Instagram Lakukan Fasisme Digital

Keakraban Erdogan, Putin, Rouhani Saat Bahas Perdamaian Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani terkait perdamaian Suriah di Ankara, Turki, Rabu (4/4). (AFP PHOTO/ADEM ALTAN)

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin (5/8/2024) menuduh platform media sosial melakukan "fasisme digital" karena menyensor foto-foto "martir" Palestina.

Komentar pemimpin Turki itu muncul saat pejabat Turki terlibat dalam diskusi dengan perwakilan platform media sosial, Instagram, untuk memulihkan akses ke jutaan penggunanya di Turki.

Otoritas Teknologi Informasi dan Komunikasi Turki melarang akses ke Instagram pada tanggal 2 Agustus tanpa memberikan alasan lebih detail. Pejabat pemerintah mengatakan larangan itu diberlakukan karena Instagram gagal mematuhi peraturan Turki. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (6/8/2024).

Namun, beberapa laporan media menyebutkan bahwa tindakan itu sebagai tanggapan terhadap Instagram yang menghapus unggahan pengguna Turki yang menyatakan belasungkawa atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.

"Mereka bahkan tidak dapat menoleransi foto-foto martir Palestina dan segera melarangnya," kata Erdogan pada sebuah acara terkait hak asasi manusia. "Kita dihadapkan pada fasisme digital yang disamarkan sebagai kebebasan."

 


Turki tidak Anggap Hamas sebagai Teroris

Ismail Haniyeh. (Hassan Ammar/AP/File)
Ismail Haniyeh. (Hassan Ammar/AP/File)

Tidak seperti sekutu-sekutunya di Barat, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Sebagai pengkritik keras aksi militer Israel di Jalur Gaza, Erdogan menggambarkan kelompok itu sebagai gerakan pembebasan.

Erdogan melanjutkan dengan menyatakan bahwa situs-situs media sosial diduga mengizinkan segala macam propaganda oleh kelompok-kelompok yang dianggap teroris di Turki.

"Kami telah mencoba membangun jalur dialog melalui lembaga-lembaga terkait. Namun, kami belum dapat mencapai kerja sama yang diinginkan," tutur Erdogan.


Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya