Liputan6.com, Jakarta - Industri e-commerce di Indonesia tengah berkembang pesat. Menurut Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, jumlah pengguna e-commerce diprediksi akan meningkat hingga 99,1 juta pada tahun 2029.
Hal itu seiring dengan meningkatnya penetrasi e-commerce dari 23,94% pada tahun 2024 menjadi 34,84% pada tahun 2029.
Baca Juga
Di belakang gelombang digitalisasi tersebut ada pengadopsian API (Application Programming Interfaces) berbasis web yang signifikan.
Advertisement
Pengadopsian API (Application Programming Interface) berbasis web memang menjadi pendorong utama pertumbuhan e-commerce.
API memungkinkan integrasi tanpa hambatan antara berbagai aplikasi software yang berbeda, sehingga memperluas pengalaman pengguna dan mempermudah transaksi. API dianggap sebagai fondasi dari platform e-commerce modern dan unsur utama dari ekonomi digital yang lebih luas.
Seiring dengan semakin pentingnya API bagi e-commerce modern dan ekonomi digital yang lebih luas, perannya pun akan kian meningkat. Namun, ketergantungan yang terus meningkat ini juga menimbulkan beragam risiko baru, sehingga API sebagai target utama bagi para penjahat siber.
Guna melindungi data sensitif dan mengatasi potensi ancaman, prosedur keamanan API yang kuat menjadi penting, bahkan ketika selalu ada kebutuhan akan inovasi yang cepat.
Pertumbuhan API Indonesia: Mengambil Pendekatan yang Tangguh untuk Inovasi
Ekspansi digital yang cepat di Indonesia telah meningkatkan pengadopsian API, sehingga mendorong inovasi dan memungkinkan integrasi tanpa hambatan di berbagai industri.
Namun, pertumbuhan ini juga menekankan pentingnya memperkuat prosedur keamanan. Menurut Laporan Akamai State of the Internet tahun 2024, Indonesia menempati peringkat kedua di kawasan Asia Pasifik dan Jepang sebagai negara yang paling banyak menjadi target serangan web yang secara spesifik menyasar API.
Selain e-commerce, sektor-sektor seperti manufaktur, perbankan, dan layanan kesehatan juga sangat bergantung pada API dalam kegiatan operasional dan berbagi data.
Bobolnya keamanan API di sektor-sektor tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, termasuk penipuan keuangan, pencurian data, dan gangguan pada layanan-layanan penting. Serangan API, meskipun banyak dan beragam, memberi peluang dalam peningkatan keamanan.
Ancaman yang paling umum termasuk serangan distributed denial-of-service (DDoS) yang dapat menyebabkan perusakan signifikan, serta serangan injeksi dan eksploitasi otentikasi yang bertujuan mengganggu data sensitif.
Dengan mengatasi tantangan ini secara langsung, negara-negara seperti Indonesia dapat terus mempercepat transformasi digital sekaligus menetapkan standar baru pada keamanan dan ketahanan API.
Memperkuat Pertahanan API bagi Perusahaan-Perusahaan di Indonesia
Bagi digital-native businesses atau perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi digital secara agresif dan mereka yang tengah melakukan digitalisasi di Indonesia, berinvestasi dalam prosedur perlindungan kuat yang terintegrasi dengan mulus dengan operasional sehari-hari sangatlah penting.
Strategi keamanan API yang efektif harus menggunakan pendekatan dua cabang: menilai risiko yang dihadapi Perusahaan di dunia maya dan menciptakan serangkaian prosedur mitigasi untuk mengatasi risiko tersebut.
Langkah pertama dalam menciptakan kerangka kerja keamanan siber yang lebih tangguh untuk melindungi API adalah dengan mendapatkan visibilitas yang mendalam atas semua aktivitas API dan mengidentifikasi potensi risiko siber yang mungkin dihadapi bisnis.
Bagian penting dari kerangka kerja keamanan API mencakup inventarisasi kerentanan dan kesalahan konfigurasi yang berpotensi masuk ke dalam API selama masa pengembangan melalui pengujian keamanan yang ketat.
Mengingat kemajuan teknologi, seperti AI dan GenAI, yang dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk menemukan kelemahan dengan lebih cepat, maka upaya mendeteksi dan memitigasi serangan dan eksploitasi API dengan cepat semakin penting.
Caranya adalah dengan menggunakan pemantauan secara terus-menerus sehingga akses data secara tidak sah dapat dicegah.
Langkah kedua adalah mengukur dampak potensial dari insiden keamanan dan memprioritaskan upaya mitigasi. Sebagian besar dari perlindungan ini akan berurusan langsung dengan upaya membatasi akses penjahat siber ke data selama mungkin.
Jadi, langkah-langkah seperti Multi-Factor Authentication (MFA), mikrosegmentasi jaringan, dan software pendeteksi ancaman secara real time harus diimplementasikan guna memperkuat postur keamanan.
Karena insiden keamanan meningkat secara signifikan, hal ini menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi bagi penyedia e-commerce modern.
Advertisement
Tokopedia Mengunci Ancaman API untuk 90 Juta Pengguna
Sebagai contoh, perusahaan ritel yang berbasis di Jakarta, Tokopedia, memiliki 90 juta pengguna aktif bulanan.
Mereka telah mengandalkan API tidak hanya untuk membantu pedagang di platform mereka untuk berkembang, tetapi juga, melalui solusi keamanan API, melindungi data dan meningkatkan kinerja.
Tim mereka mencatat kinerja situs yang lebih baik setelah APIs solutions mereka diterapkan, dengan menurunnya trafik web yang dibuat oleh bot ke situs mereka.
Memiliki rencana kontinjensi sangat penting jika perusahaan menjadi korban serangan siber. Backup data secara teratur sangat penting dan harus dianggap sebagai langkah terbaik. Serangan siber di Indonesia baru-baru ini dampaknya akan minimal jika backup dilakukan tepat waktu.
Backup data tidak hanya membuat pikiran ketenangan, tetapi juga memastikan bahwa perusahaan akan pulih dengan cepat jika terjadi peretasan karena tim akan dapat membuat perusahaan kembali online.
APIs digunakan untuk hampir semua aplikasi web atau layanan web, dan semakin sering menjadi sasaran pelaku kejahatan.
Meskipun deteksi dini terhadap ancaman dan serangan siber sering kali dianggap sebagai solusi terbaik, namun yang tidak kalah pentingnya bagi kita adalah mencegah agar serangan dan pelaku kejahatan tidak memanfaatkan kerentanan sejak awal.
Seoring dengan perkembangan sektor e-commerce yang pesat di Indonesia, kebutuhan akan keamanan API yang kuat menjadi semakin mendesak.
Meskipun ekspansi digital yang cepat menghadirkan peluang yang luar biasa, hal ini juga membuat bisnis menghadapi risiko yang lebih tinggi.
Ketergantungan yang signifikan terhadap API di seluruh sektor penting menuntut pendekatan proaktif terhadap keamanan siber--yang tidak hanya mengatasi kerentanan tetapi juga mengantisipasi dan memitigasi ancaman yang muncul.
Dengan memprioritaskan prosedur keamanan API yang komprehensif dan mengintegrasikan strategi perlindungan yang tangguh, perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat membentengi infrastruktur digital mereka, melindungi data sensitif, dan menumbuhkan lingkungan yang aman untuk pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan.
Memastikan keamanan API yang kuat bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga sebuah keharusan strategis agar bisa mempertahankan kesuksesan dalam lanskap digital yang semakin saling terhubung.
Infografis: Tren Program Afiliasi dalam Dunia E-commerce. (Snapcart)
Advertisement