Liputan6.com, Jakarta - Otoritas perlindungan data Brasil menentang perusahaan milik Sam Altman, Tools for Humanity. Otoritas perlindungan data ini meminta agar perusahaan besutan bos OpenAI itu berhenti membeli data biometrik berupa pemindaian iris milik orang-orang Brasil.
Pelarangan terhadap Tools for Humanity mulai berlaku pada Sabtu kemarin dan merupakan bagian dari investigasi yang sudah dimulai sejak November lalu.
Baca Juga
Mengutip Gizchina, Selasa (28/1/2025), Tools for Humanity menjalankan project World. Di mana, proyek ini menggunakan pemindai iris mata untuk membangun sistem identitas global.
Advertisement
Sistem tersebut memberikan identitas digital dan mata uang kripto sebagai imbalannya. Namun, otoritas perlindungan data Brasil tak senang dengan ini.
Brasil cemas, upaya perusahaan membayar orang untuk menyerahkan pindaian iris mereka mungkin akan memberi tekanan kepada mereka untuk membagikan data biometrik.
Otoritas ini juga meminta perusahaan untuk memberi penjelasan di websitenya tentang siapa yang nantinya akan menangani data-data yang dikumpulkan.
Hadapi Masalah Serupa di Spanyol dan Portugal
Tools for Humanity juga menghadapi masalah serupa di Spanyol dan Portugal. Kini, perusahaan bekerja sama dengan otoritas Brasil untuk memastikan warga Brasil bisa tetap menggunakan jaringan milik World.
Pihak proyek World pun mencatat adanya ketidakakuratan dalam laporan terbaru dan diskusi di media sosial. Hal ini menyebabkan adanya misinformasi yang diterima otoritas perlindungan data.
Sementara itu, proyek World sendiri menggunakan pindaian iris sebagai sidik jari digital untuk membedakan manusia dari robot. Proyek ini aktif mengumpulkan data di 18 kota di seluruh dunia.
Â
Advertisement
Jadi Cara Baru Warga Brasil Dapat Uang
Tentunya bagi warga Brasil, menjual hasil pindaian iris mata mereka merupakan cara baru mendapatkan uang. Namun, mulai 25 Januari lalu, otoritas Brasil menghentikan proyek ini.
Sepanjang operasionalnya, perusahaan Sam Altman ini sudah mengumpulkan sekitar 500.000 iris yang dipindai dari penduduk Brasil, yang mau bergabung dengan proyek ini.
Warga Brasil mendapatkan informasi ini berdasarkan berbagai kabar yang beredar di media sosial, termasuk TikTok.
Â