Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence mengalami peningkatan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Model bahasa kini bisa menulis layaknya teks buatan manusia, membuat kode yang kompleks, bahkan bisa membantu dalam penelitian.
Perusahaan-perusahaan seperti OpenAI kini memimpin perkembangan di bidang AI. Namun, ada satu pemain Tiongkok, yakni DeepSeek AI yang mulai punya ambisi besar dalam hal AI.
Baca Juga
Apa itu DeepSeek dan bagaimana model AI DeepSeek R1 nya bekerja?
Advertisement
Mengutip Gizchina, Selasa (28/1/2025), DeepSeek merupakan pusat penelitian AI yang berbasis di Tiongkok. Riset ini didanai oleh High-Flyer Capital Management dan mendapatkan perhatian karena model AI-nya yang dinilai inovatif.
Dua model AI yang dianggap begitu maju adalah DeepSeek R1 dan DeepSeek-V3. Salah satu hal yang membuat DeepSeek AI cukup menarik adalah pendekatan open-source nya. Hal ini memungkinkan pengguna memakai bahkan memonetisasi model-model ersebut.
Filosofi open source ini pun mendorong adopsi model AI DeepSeek ke tingkat yang lebih luas sekaligus fleksibel.
Bagaimana Cara Pakai DeepSeek AI?
Pengguna bisa mengakses DeepSeek R1 melalui chat.deepseek.com. Pertama-tama, pengguna ataupun pengembang akan diminta untuk membuat sebuah akun gratis.
Ketika pengguna sudah login, pengguna bisa memakai API untuk mengerjakan berbagai tugas. API tersebut mengikuti berbagai kustomisasi untuk bisa memenuhi kebutuhan pengguna (atau pengembang) yang mungkin cukup spesifik.
DeepSeek sendiri telah merilis enam versi distilisasi dari model mereka. Jangkauannya dalam ukuran parameter adalah dari 1,5 miliar hingga 70 juta parameter. Meski punya parameter lebih kecil, hal ini membuat DeepSeek jadi memiliki performa efisien.
DeepSeek R1 digadang-gadang memiliki performa yang baik dalam pengujian benchmarknya. Tingkat suksesanya mencapai 79,8 persen pada AIME 2024 benchmark.
Angka ini melampaui model OpenAI o1-1217, secara matematis, pembuatan kode, dan tugas-tugas penalaran.
Advertisement
DeepSeek Dianggap Pesaing Perusahaan AI Amerika
Sementara, salah satu inovasi kunci DeepSeek adalah melalui DeepSeek R1 Zero. Model ini dikembangkan di tas kerangka pembelajaran penguatan dan memungkinkannya untuk mengembangkan penalaran secara mandiri.
Dalam pengujian awal, model ini mendapat skor 71 persen pada benchmark AIME 2024. Meski begitu, masalah keterbacaan dan pencampuran bahasa membuat DeepSeek perlu memperbaikinya pada versi selanjutnya.
DeepSeek dianggap sebagai pesaing serius dalam kemajuan AI yang kini dicapai oleh perusahaan-perusahaan AI Amerika Serikat.
Apalagi, pada pengujian dengan model-model seperti ChatGPT, Gemini, Grok, hingga Claude, dalam banyak kasus DeepSeek berhasil mengungguli tool AI tersebut.
Tentang DeepSeek
Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.
Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.
Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.
Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.
Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, "kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan."
"Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien," ungkapnya.
Advertisement