Liputan6.com, Jakarta - Dunia game Indonesia menunjukkan geliatnya! Agate, melalui Agate Academy, mengumumkan kontribusi perusahaan berbasis di Bandung itu sebagai salah satu partner pelaksanaan Global Game Jam 2025 (GGJ 2025).
Berlangsung serentak di 11 kota di Indonesia pada 24-26 Januari 2025, Agate sukses memfasilitasi lebih dari 800 jammers (partisipan) menuangkan ide inovatif mereka di ajang GGJ 2025 ini.
Bandung sendiri mencuri perhatian dengan jumlah peserta terbanyak, mencapai 156 jammers menghasilkan 37 game dalam acara yang digelar di kantor Agate dan didukung oleh Game Developer Bandung (GDB), Asosiasi Game Indonesia (AGI), Pemerintah Kota Bandung, dan Kementerian Ekonomi Kreatif.
Advertisement
Menurut CEO Agate Academy, Restya Winda Astari, energi dan kreativitas yang muncul selama GGJ 2025 luar biasa.
“Ini membuktikan Indonesia memiliki banyak talenta berpotensi mendukung percepatan pertumbuhan industri game nasional,” kata Restya, sebagaimana dikutip dari keterangan, Minggu (2/2/2025).
Dia juga menambahkan, “kami berkomitmen untuk terus mendukung dan menciptakan ruang bagi para pengembang agar dapat berkembang dan berkolaborasi.”
Sementara itu, Presiden AGI, Shafiq Husein, menegaskan pentingnya GGJ dalam mempercepat pertumbuhan industri game nasional.
“Melalui ajang ini, terlihat jelas pengembang game lokal memiliki potensi besar untuk menghasilkan karya berkualitas dapat berkontribusi secara signifikan bagi industri global.” ujar Shafiq.
Bandung Jadi Kota Kreativitas dai GGJ 2025
Tak bisa dipungkiri, Bandung menjadi salah satu pusat industri game di Indonesia. Dengan ekosistem kuat, berbagai komunitas dan studio game indie di kota ini telah melahirkan banyak karya berkualitas dan mendapat pengakuan nasional hingga internasional.
“Dalam rentang waktu ini, ada dua event besar diselenggarakan di Bandung, yaitu Bandung Global Game Jam dan Bandung Game Day,” ucap Pj. Walikota Bandung A. Koswara.Pj. Walikota Bandung, A.
“Hal ini sangat penting karena Kota Bandung memiliki potensi besar dalam industri ini,” kata Koswara.
Ajang seperti GGJ 2025 bukan hanya tentang membuat game dalam waktu tertentu, tetapi juga menjadi ajang networking, kolaborasi, dan peningkatan keterampilan bagi pengembang muda.
Advertisement
Agate Umumkan Kolaborasi dengan Red Dunes Games
Agate sebagai salah satu developer game di Indonesia baru saja mengumumumkan kemitraan global dengan Red Dunes Games, studio game yang berbasis di Abu Dhabi. Keduanya akan berkolaborasi untuk mengembangkan game Blades of Mirage.
Blades of Mirage sendiri merupakan game action RPG isometrik yang terinspirasi dari budaya Asia Tenggara. Kolaborasi ini merupakan perpaduan dua visi untuk menghadirkan petulangan bermakna dan estetika visual memukau.
"Blades of Mirage adalah lebih dari sekadar gim baru bagi kami; game ini adalah simbol visi bersama untuk menciptakan petualangan yang kaya akan budaya dan keindahan visual," tutur Co-Founder & CEO Agate Shieny Aprilia dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (25/11/2024).
Disebutkan, kemitraan ini sekaligus langkah penting untuk membawa elemen budaya lokal ke panggung internasional. Selain itu, game Blades of Mirage juga menawarkan pengalaman bermain yang mendalam dan menyeluruh.
"Kemitraan kami dengan Agate, yang kini mencakup dua proyek menarik, memungkinkan kami menggabungkan pengalaman global kami dengan budaya Asia Tenggara yang kaya, menciptakan gim yang inovatif dan meninggalkan kesan mendalam pada komunitas gim global," tutur CEO of Red Dunes Games Sultan Al Darmaki.
Latar Cerita Red Dunes Games
Dalam Blades of Mirage, pemain akan memerankan karakter Mira, seorang remaja perempuan. Ia manusia terakhir yang mencari identitas dan tempatnya di masyarakat.
Ketika Nightmare Lord menculik ibu angkatnya untuk menyebarkan kekacauan di dunia, Mira harus menerima takdirnya untuk menyelamatkan keluarga dan rumahnya dari kejahatan kuno.
Menurut Full-Cycle Game Development Business Head Agate Lee Marvin, pemain game ini nantinya akan menjelajahi lanskap memukau dan reruntuhan mistis di Blades of Mirage, mulai dari hutan hujan, kuil kuno, hingga pertemuan melawan makhluk mitologi ikonis.
"Pemain akan terlibat dalam pertarungan penuh aksi didukung dengan kemampuan untuk berganti senjata dan gaya bertarung untuk mengalahkan musuh, serta memecahkan puzzle atau teka-teki lingkungan yang rumit yang menguji logika, ketepatan waktu, dan kontrol pemain terhadap physics-based mechanics," tutur Lee.
Advertisement