Liputan6.com, Jakarta - Jika kamu bukan pengguna setia, mungkin sulit untuk menyadari sejauh mana perkembangan ChatGPT sejak pertama kali diluncurkan sekitar dua tahun lalu.
Versi awalnya memang mengesankan, tetapi jauh lebih sederhana dibandingkan dengan yang ada saat ini.
Baca Juga
Dilansir Forbes, Selasa (25/2/2025), dengan investasi miliaran dolar dari perusahaan-perusahaan besar dalam pengembangan AI generatif, sulit untuk memprediksi sejauh mana teknologi ini akan berkembang dalam dua tahun mendatang.
Advertisement
Meskipun banyak spekulasi, beberapa petunjuk tentang masa depan AI telah diberikan oleh Sam Altman, CEO OpenAI, pengembang ChatGPT.
Evolusi ChatGPT berkembang dengan pesat. Versi 2025 mampu menjelajahi internet, memahami dunia sekitar, mengingat informasi, berkomunikasi secara alami, dan melakukan penalaran secara kompleks.
Lantas, apa yang bisa diharapkan dari langkah OpenAI selanjutnya dalam menciptakan kecerdasan buatan yang lebih maju?
Mari kita telusuri lebih lanjut tentang evolusi AI ke depan, termasuk kemampuan GPT-5 yang akan segera diluncurkan.
Mengapa GPT-5 Jadi Terobosan Penting dalam Dunia AI?
Beberapa pesaing seperti Gemini dari Google, Grok dari X/Twitter, Claude yang bersifat open-source, serta DeepSeek yang efisien telah bermunculan.
Namun, berdasarkan berbagai indikator, GPT-4o masih unggul dalam performa dan kekuatan.
Karena itu, setiap kabar tentang GPT-5 menjadi sangat dinantikan oleh komunitas AI. Meskipun informasi masih terbatas, Sam Altman mengungkapkan bahwa GPT-5 akan menggabungkan kemampuan penalaran dari model seri O (Omni) seperti GPT-4o dengan kapasitas bahasa model GPT.
Hal ini diharapkan membuatnya lebih serbaguna untuk berbagai tugas dan menjadi langkah lebih dekat menuju pengembangan kecerdasan umum buatan (AGI).
Advertisement
Kemampuan dan Inovasi Apa yang Akan Dihadirkan oleh GPT-5?
Indikasi terbesar mengenai kemampuan sebenarnya dari GPT-5 sejauh ini adalah bahwa model ini akan menggabungkan kemampuan penalaran GPT-4 yang diperkenalkan melalui model Omni dengan kecanggihan bahasa yang dimiliki oleh LLM.
Sebelum peluncuran GPT-5, akan ada versi final dari GPT-4 yang disebut GPT-4.5. Model ini disebut sebagai “model non-rantai pemikiran terakhir,” yang mengisyaratkan bahwa di masa depan, kemampuan penalaran dan logika akan menjadi bagian inti dari produk AI, bukan lagi sekadar fitur tambahan.
Salah satu aspek paling menarik dari GPT-5 adalah potensinya untuk menjadi lebih dari sekadar generator teks, penerjemah gambar, atau penjawab pertanyaan.
AI ini diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi, merencanakan, memecahkan masalah, serta menganalisis informasi dengan presisi lebih tinggi.
GPT-5 juga dirancang untuk berpikir lebih mendalam dan lebih lama, sehingga dapat digunakan dalam berbagai cara baru, seperti menangani analisis data yang lebih kompleks atau melakukan simulasi aspek-aspek alam dengan akurasi yang lebih tinggi.
Dengan mengintegrasikan prediksi bahasa, memori, dan penalaran, GPT-5 berpotensi membuka jalan bagi pengembangan agen AI yang lebih canggih dan mampu berperilaku dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.
Perkembangan ini juga berarti AI yang lebih bertanggung jawab—sebab kemampuan untuk menjelaskan alasan di balik jawabannya masih menjadi kelemahan model GPT non-Omni.
Keuntungan lainnya adalah pengurangan signifikan terhadap “halusinasi” AI, yakni ketika chatbot generatif menciptakan informasi yang tidak akurat. Diharapkan, algoritma logika dan penalaran akan membantu AI untuk mempertimbangkan apakah responsnya masuk akal dan logis.
Keuntungan lainnya adalah pengurangan signifikan terhadap “halusinasi” AI, yakni ketika chatbot generatif menciptakan informasi yang tidak akurat. Diharapkan, algoritma logika dan penalaran akan membantu AI untuk mempertimbangkan apakah responsnya masuk akal dan logis.
Dengan Omni dan berbagai fitur tambahan GPT-4 yang terintegrasi secara tidak terlihat dalam GPT-5, penggunaan AI akan terasa lebih sederhana dan efisien.
Secara keseluruhan, inovasi ini dapat membuat platform OpenAI—dan AI generatif secara umum—lebih menarik bagi mereka yang masih ragu untuk menggunakannya.
Para profesional akan lebih percaya terhadap kemampuan AI ini, sementara pengguna sehari-hari akan merasakan manfaat yang lebih besar dalam aktivitas mereka. Setidaknya, itulah rencana OpenAI.
Seberapa Ketatkah Persaingan Antara GPT-5 dan Teknologi AI Lainnya?
Sejak kemunculan ChatGPT dari OpenAI, lanskap kecerdasan buatan semakin ramai dengan kehadiran para pesaing tangguh. Google menghadirkan Gemini, Anthropic mengembangkan Claude, sementara Microsoft memperkenalkan CoPilot.
Kini, pemain baru dari Tiongkok, DeepSeek, ikut meramaikan pasar dengan model AI yang diklaim jauh lebih murah dari perkiraan sebelumnya, hingga mengguncang harga saham teknologi AS.
Tak ketinggalan, Elon Musk melalui Grok 3 berani mengklaim bahwa model terbarunya adalah "AI terpintar di dunia." Beberapa dari pesaing ini berbasis perangkat lunak sumber terbuka, meski definisinya bisa bervariasi dan menariknya, CEO OpenAI Sam Altman sendiri mengakui potensi keuntungan dari pendekatan ini.
Meski kompetisi semakin ketat, dua tahun setelah perilisannya, ChatGPT yang ditenagai GPT-4 masih menjadi salah satu chatbot dan model bahasa paling canggih, efisien, serta bermanfaat bagi pengguna.
Kini, tantangan ada di pundak GPT-5, yang diharapkan tak hanya meneruskan keunggulan pendahulunya tetapi juga membuka babak baru dalam perkembangan AI.
Advertisement
Banner Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik
