Liputan6.com, Jakarta - Banjir besar melanda Kota dan Kabupaten Bekasi pada Selasa, 4 Maret 2025, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam.
Sebanyak 20 titik di tujuh kecamatan Kota Bekasi terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga tiga meter. Di Kabupaten Bekasi, tujuh kecamatan lain juga terdampak dengan ketinggian air mencapai 150 sentimeter.
Advertisement
Baca Juga
Ribuan warga terpaksa mengungsi, dan infrastruktur mengalami kerusakan signifikan. Terkait hal ini banyak warganet yang berspekulasi tentang penyebab banjir Bekasi di platform X alias Twitter, sebagaimana dikutip Rabu (5/3/2025).
Advertisement
"Tidak adanya koordinasi antara pemerintah Jawa Barat dan Jakarta penyebab utama banyak korban banjir saat ini terutama daerah bekasi dan jakarta timur. Sepertinya dana antisipasi bencana banjir sudah habis," tulis @fre***
"Yg terdampak banjir daerah yg dilalui atau sekitar kali bekasi. Rawalumbu juga aman. Karena emang penyebab utama banjirnya kiriman air dari hulu, bukan intensitas hujan lokal. Kalo pup/jamul/ralum banjir biasanya karena hujan deras local," cuit @ama***
"Bekasi kolaps hari ini, tolong pak @mas_triadhianto proyek2 galian yg udah bertahun-tahun mungkin jadi salah satu penyebab banjir kali ini parah banget," ujar @ham*** sambal mention Walikota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono.
"Selain dampak kiriman air dari Bogor, tentu minimnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bekasi jadi penyebab banjir Bekasi yang sedang terjadi saat ini. Ini jadi PR besar bagi Pak @mas_triadhianto yang kemarin baru dilantik sebagai walikota dan jajaran Pemkot Bekasi," ucap @tau*** yang juga me-mention pak Walikota.
"Banjir di Bekasi mengerikan. Jangan salahkan curah hujan. Butuh mitigasi yg jujur utk menemukan penyebab sebenarnya. Dana hasil efisiensi yg terkolek di saku pemerintah pusat kudunya dipakai bangun infrastruktur pencegah banjir di Bekasi dan sekitarnya," @adl*** memberikan saran.
Lantas, apa penyebab banjir Bekasi yang sebenarnya?
Penyebab Banjir Bekasi
Hujan deras dan berkepanjangan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Kali Bekasi (Bogor) menjadi penyebab utama bajir Bekasi. Hujan deras juga terjadi di Bekasi, sehingga memperparah situasi.
Kiriman air dari Bogor menambah volume air yang sudah tinggi, sehingga sungai Bekasi meluap, membanjiri daerah sekitarnya.
Selain itu, infrastruktur pengendalian banjir yang belum maksimal, seperti sistem drainase yang buruk dan tanggul yang belum sempurna, kemungkinan memperparah dampak banjir. Pembangunan yang pesat di Bekasi juga mengurangi daya serap air tanah dan meningkatkan limpasan permukaan.
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menekankan peran kiriman air dari daerah lain dan posisi Bekasi di daerah rendah sebagai faktor penting.
"Wilayah muara saat ini sedang mengalami kondisi air yang juga tinggi yang menyebabkan aliran air sungai tertahan," katanya, sebagaimana diwartakan News Liputan6.com.
Sementara Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa delapan dari 12 kecamatan terdampak, kondisi yang lebih parah dibanding banjir 2016 dan 2020.
"Hari ini Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air," ujarnya.
Advertisement
Ribuan Pengungsi dan Infrastruktur Rusak
Banjir memaksa ribuan warga mengungsi. Pemerintah Kota Bekasi mendirikan dapur umum dan menyediakan prasarana evakuasi.
BPBD Kota Bekasi dan Pemkot Bekasi berkoordinasi dalam penanganan banjir. Kerusakan infrastruktur meliputi jembatan dan properti, mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial.
Di Kabupaten Bekasi, tujuh kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter, 150 sentimeter hingga 3 meter.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menyatakan bahwa curah hujan tinggi dan aliran air dari Bogor menjadi penyebab utama, diperparah oleh sistem drainase yang kurang memadai.
BPBD Kota Bekasi juga menjelaskan bahwa banjir terparah di beberapa wilayah disebabkan karena Kali Bekasi tidak mampu menampung derasnya air hujan sehingga air meluap dari tanggul. Evakuasi warga dilakukan di beberapa titik, seperti di Bekasi Utara dan Bekasi Timur.
Kesimpulannya, banjir di Bekasi merupakan bencana alam yang kompleks, diakibatkan oleh hujan deras, kiriman air dari daerah hulu, dan kurangnya kesiapan infrastruktur. Peristiwa ini menimbulkan kerugian besar dan menekankan pentingnya peningkatan sistem pengendalian banjir di wilayah tersebut.
Banjir di 7 Kecamatan Bekasi Surut, Kementerian PU Turun Tangan
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan langkah tanggap darurat banjir di Bekasi. Dengan memobilisasi 2 perahu karet beserta mesin untuk membantu mengevakuasi masyarakat terdampak bencana banjir di Kota Bekasi.
"Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bekasi," kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).
Adapun banjir yang terjadi di Kota Bekasi akibat curah hujan ekstrem sejak Senin (3/3/2025), terus menyebabkan sungai-sungai di Kota Bekasi meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum.
Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, terdapat 7 kecamatan yang terdampak bencana banjir. Antara lain, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.
Kondisi lapangan terakhir per Selasa (4/3/2025) malam, air banjir belum surut dan di beberapa lokasi terdampak mengalami listrik padam. Pihak berwenang masih dalam tahap evakuasi warga dan pendataan korban serta fasilitas umum yang terdampak.
Kementerian PU terus berkoordinasi dengan BPBD Kota Bekasi serta survey ke lokasi terdampak bencana, untuk membantu langkah-langkah tanggap darurat guna mengurangi dampak bencana.
Tenda Darurat
Selain memobilisasi perahu karet, Tim BPPW Jawa Barat juga telah mendirikan tenda darurat di lokasi pengungsian daerah Kemang Pratama.
Dukungan sarana dan prasarana air bersih untuk keperluan sehari-hari bagi para pengungsi juga telah didistribusikan di posko-posko logistik milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Salah satunya di Perumahan Pondok Gede Permai.
Di lokasi tersebut sudah terpenuhi sanitasi, namun masih membutuhkan kebutuhan air bersih. Saat ini, tim tanggap darurat Cipta Karya telah memobilisasi 1 unit mobil tangki air dan 2 unit hidran umum untuk di lokasi pengungsian.
Dukungan juga diberikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU. Dengan menurunkan alat berat berupa 6 unit dump truck beserta 4 pompa air berkapasitas 250 liter per detik, serta sandbad sebanyak 250 di Kemang Pratama dan 500 sandbag di daerah Rawalumbu Kota Bekasi.
"Kementerian PU bersama dengan instansi terkait terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik. Identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran Sungai Bekasi," pungkas Dody.
Advertisement
185 Gardu Listrik Padam
Imbas banjir Bekasi, PT PLN (Persero) juga telah melakukan pemadaman sejumlah gardu listrik di wilayah Bekasi, Jawa Barat, imbas genangan banjir yang menenggelamkan beberapa wilayah.
Pada Selasa, 4 Februari 2025 pukul 09.00 WIB, sebanyak 147 gardu distribusi terpaksa dihentikan sementara operasinya demi keselamatan warga terdampak banjir. Beberapa di antaranya kini sudah berhasil diaktifkan kembali.
Namun, genangan air yang semakin meluas membuat total gardu listrik yang terkena pemadaman di Bekasi justru bertambah, menjadi 185 unit.
"Perkembangannya ada penambahan gardu yang harus dipadamkan. Jadi per jam 16.00 WIB, jumlah gardu padam 286, sudah menyala 101, posisi padam sekarang masih 185," terang Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Nurmalitasari kepada Liputan6.com, Selasa (4/3/2025) kemarin.
Daftar Lokasi Kena Pemadaman
Adapun beberapa wilayah yang terkena pemadaman listrik di Bekasi, mulai dari daerah Bekasi Timur (Gg Mawar), Kel. Teluk Pucung, Perumahan Taman Narogong Indah, Perumahan Kemang Pratama, Kel. Rawalumbu, Kel. Kalibaru Medan Satria, Kampung Pisangan, Perumahan Taman Kebalen, hingga wilayah Babelan.
"Pemantauan di lapangan dilakukan PLN dengan mengerahkan 128 petugas yang memastikan kondisi di lapangan secara terus menerus untuk mengevaluasi keselamatan infrastruktur kelistrikan sebelum dilakukan penyalaan kembali," imbuh Lita.
Lita mengatakan, pemulihan aliran listrik dilakukan secara bertahap. Dengan koordinasi intensif bersama pihak berwenang dan masyarakat setempat guna memastikan keselamatan semua pihak.
"PLN akan terus memberikan update perkembangan kondisi di lapangan dan berupaya melakukan pemulihan secepat mungkin," ungkap dia.
Advertisement
