Liputan6.com, Jakarta - Internet Governance Forum (IGF) tahun ini telah dipastikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) batal digelar di Indonesia. Namun pihak Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) selaku salah satu panitia penyelenggara masih berharap acara itu tetap terselenggara di Nusa Dua, Bali.
APJII masih optimis Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah IGF tahun ini.
"Kita belum bisa pastikan IGF gak jadi di Indonesia, karena ini kan acara PBB dan kita hanya penyelenggara. Jadi yang bisa putuskan ya PBB," ungkap Semuel A. Pangerapan, Ketua Umum APJII yang ditemui Liputan6.com kemarin malam.
Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah ditengarai karena dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara IGF 2013 masih belum mencukupi. Total biaya yang dibutuhkan acara IGF 2013 disebutkan mencapai Rp 22 milyar.Â
Saat ini, dana yang sudah berhasil dikumpulkan pihak penyelenggara baru mencapai Rp 11,5 milyar, termasuk Rp 2,5 milyar di antaranya dari Kominfo. Jadi kekurangan biayanya masih Rp 10,5 milyar lagi.
"Yang sudah ada di tangan kita sekitar Rp 4 milyar, hasil saweran dari asosiasi dan civil society kalau dijumlahkan bisa mencapai Rp 9 milyar. Kominfo juga menyediakan dana Rp 2,5 milyar, semoga PBB punya cara untuk menyelesaikan kekurangannya," tandas Semuel berharap.
Kabar tentang kepastian Indonesia tak sanggup menjadi tuan rumah untuk ajang konferensi tata kelola internet dunia IGF 2013 sebelumnya juga dibenarkan oleh Kominfo.
Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto mengatakan Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) akan mengirimkan surat kepada Sekjen PBB mengenai keputusan pembatalan tersebut.
"Ini keputusan terburuk dan tersulit. Lebih baik mundur daripada maksain buat maju tetapi ujung-ujungnya kita kesulitan," ungkap Gatot. (dew)
Energi & Tambang