Steve Jobs Didepak, Apple Masuki Masa Kelam

Pada pertengahan tahun 1985, Jobs didepak dari jabatanya sebagai kepala divisi produk Macintosh. Jobs pun resmi pergi meninggalkan Apple.

oleh Adhi Maulana diperbarui 03 Okt 2013, 19:10 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2013, 19:10 WIB
jhon-sculley-131003c.jpg

"Do you want to sell sugar water your whole life, or do you want to come with me to change the world?"

Kata-kata Steve Jobs itulah yang membuat John Sculley -- mantan eksekutif perusahaan Pepsi -- mau menerima tawaran untuk memimpin Apple Computer sebagai CEO.



Namun ironisnya, penurunan penjualan di seluruh industri menjelang akhir 1984 mengakibatkan keretakan hubungan kerja antara Jobs dengan Sculley. Dan pada pertengahan tahun 1985, setelah ketegangan internal dan juga pengumuman PHK besar-besaran, Sculley mengambil keputusan mengakhiri jabatan Jobs sebagai kepala divisi produk Macintosh. Jobs pun resmi pergi meninggalkan Apple.

Apple 'karam'

Bukannya membaik, tanpa Jobs, Apple seakan kehilangan arah dan inovasi. Sculley yang seharusnya menjadi seorang ahli marketing yang mampu memasarkan produk dengan baik, justru di bawah kepemimpinanya penjualan PC Macintosh semakin anjlok.

 

keadaaannya semakin parah ketika Microsoft di bawah arahan Bill Gates berhasil merilis sistem operasi Windows generasi pertama yang digunakan oleh jajaran produk PC besutan IBM. Popularitas Windows juga didukung oleh banyaknya perusahaan lain yang turut membuat komputer personal yang kompatibel dengan IBM.

Apple sebenarnya juga memberi lisensi untuk beberapa produsen lain, akan tetapi mereka tidak pernah memberikan izin bagi perusahaan lain untuk membuat sebuah PC yang kompatibel dengan sistem operasi Macintosh (Mac OS) sehingga Microsoft bisa mendominasi sebagian besar pangsa pasar yang ada.

 

Meskipun secara teknis sistem operasi Windows generasi pertama terbilang sangat kuno bila dibandingkan dengan Macintosh, namun rata-rata PC yang berjalan di atas platform Windows lebih digemari karena dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibanding Macintosh.

Ditambah lagi perbaikan dan update yang diberikan Microsoft secara cepat pada akhirnya mampu mengejar ketertinggalan mereka dari Macintosh. Selain itu, sifat open source yang diusung Windows pun memungkinkan kehadiran berbagai jenis software pendukung. Microsoft pun mulai naik daun dan Apple praktis tenggelam.

Pada saat itu Apple sadar bahwa mereka sudah terlambat untuk merebut kembali kekuasaan pasar. Hingga awal era 90-an, hanya sebagian kecil PC Macintosh yang berhasil dijual oleh Apple.

Mencoba bangkit

Apple tentunya bukan tanpa usaha. Di tahun 1989 Apple sempat merilis Macintosh Portable yang gagal total di pasaran. Setelah itu mereka mencoba memperkenalkan sebuah komputer portabel lainnya dengan desain yang lebih populer dengan nama PowerBook di awal dekade 1990.

 

Generasi pertama produk ini dirancang bersama Sony dan hingga saat ini menjadi model dasar produk jenis laptop modern. Desainnya menggunakan engsel belakang untuk menyokong layar, keyboard yang diletakkan menjorok ke belakang dan disematkan pula trackball (yang saat ini berubah menjadi trackpad) untuk mendukung navigasi.

Namun hasilnya lagi-lagi tak memuaskan. PowerBook mengalami kegagalan setelah model PowerBook 5300 diprotes keras karena memiliki banyak masalah di sektor kualitas hardware. Baterai yang gampang rusak, kerangka yang gampang keropos, hingga kualitas layar yang tidak bagus membuatnya harus ditarik dari pasaran.

Pada tahun 1994, Apple memperbarui produk Macintosh mereka dengan mengenalkan seri Power Macintosh, yang menggunakan prosesor PowerPC hasil kerjasama IBM, Motorola dan Apple. Sistem operasi milik Apple (Mac OS) pun disesuaikan dan dirombak habis-habisan agar berbagai software dapat kompatibel.



Akan tetapi hal itu pun belum mampu mengembalikan posisi Apple di pasar PC dunia. Mayoritas pangsa pasar sudah kadung jatuh cinta kepada jajaran PC pengusung sistem operasi Windows. (dhi/dew)

 

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya