TV dengan panel Organic Light Emitting Diodes (OLED) merupakan sebuah era baru di dunia pertelevisian. Pasalnya OLED diklaim sebagai generasi terkini dari pengembangan TV Ultra High Definition (UHD).
Tak hanya untuk televisi, OLED juga dapat digunakan pada monitor komputer serta layar berukuran kecil untuk smartphone dan jam tangan. OLED sendiri adalah komponen yang terdiri dari film tipis, berasal dari molekul organik yang mampu menciptakan cahaya sendiri melalui rangkaian listrik.
Cahaya yang ditampilkan lebih terang dan jelas dari panel TV Light-Emitting Diodes (LED) dan Liquid Crystal Displays (LCD). Seperti halnya teknologi LED, OLED merupakan semikonduktor padat dengan ketebalan hanya 100 sampai 500 nanometer atau sekitar 200 kali lebih tipis dari rambut manusia.
Perbedaan LCD, LED, dan OLED
OLED memiliki dua atau tiga lapisan bahan organik, yang dapat memancarkan cahaya dengan cara yang mirip dengan LED, melalui proses yang disebut ‘electrophosphorescence’.
Teknologi OLED sendiri memiliki waktu reaksi yang jauh lebih cepat atau kurang dari 0.01 milisekon di atas rata-rata layar berbasis LCD yang memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon.
Namun teknologi OLED memiliki keterbatasan daya tahan yang hanya terhitung sekitar 14 ribu jam pemakaian dibandingkan jenis layar datar lainnya yang mampu bertahan hingga mencapai 60 ribu jam. Namun pada tahun 2007, daya tahan bahan organik yang dimiliki teknologi OLED dikembangkan menjadi 198 ribu jam.
Sedangkan LED sebenarnya memiliki panel yang sama dengan LCD, bedanya LED mengadopsi latar cahaya emitting diodes yang mempunyai kemampuan untuk menampilkan warna yang jauh lebih banyak dibandingkan teknologi LCD standar dan menghasilkan tampilan yang menyerupai warna aslinya.
Selain itu LED juga lebih hemat energi 40 persen dibandingkan dengan televisi LCD dengan ukuran yang sama. Desainnya lebih tipis dan bobotnya pun 50% lebih ringan dari LCD. Sementara LCD memakai lampu latar liquid crystal untuk menampilkan gambar dari layar kristalnya.
TV OLED Terbesar Pertama
Vendor elektronik yang memperkenalkan TV OLED terbesar pertama di dunia adalah LG dengan seri 55EM9600. Televisi ini memiliki ukuran 55 inci yang diumumkan di ajang Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat pada Januari 2012.
TV ini diklaim mampu menampilkan gambar yang sangat jernih. LG menanamkan 4 piksel warna dengan menambahkan piksel putih selain piksel merah, hijau, biru (RGB: Red, Green, Blue) yang saat ini juga terdapat pada televisi OLED merek lain.
Menurut LG, dengan piksel putih tersebut bisa menambah kecerahan pada gambar. Menariknya TV ini memiliki bodi yang sangat tipis yaitu dengan ketebalan hanya 0,16 inci, dengan paduan material serat karbon dan plastik yang ringan.
OLED Belum Mampu Dominasi Pasar
Meski dapat menampilkan gambar yang jauh lebih bagus dan jernih dari TV LCD dan LED, harga TV OLED masih terbilang mahal. Harganya pun tidak akan turun lebih cepat dari produk TV lainnya sehingga membuat TV OLED kurang diminati pelanggan.
Sebagai contoh, TV Samsung OLED seri KN55S9CAFXZA dipasarkan dengan harga US$ 8.999 atau sekitar Rp 109 juta. Itulah yang membuat TV OLED belum mampu mendominasi pasar TV di tahun 2014 mendatang. Alasannya, karena harga pasarannya masih tinggi di tahun depan.
Namun, sejumlah analis memperkirakan harganya perlahan akan turun menjadi sekitar Rp 70 - 80 jutaan. Di sisi lain OLED disinyalir lebih hemat daya karena tidak membutuhkan pemanas atau pendingin.
Rata-rata TV OLED 55 inci memerlukan daya 135 Watt dalam pengaturan standar, sedangkan TV LED dengan ukuran yang sama memerlukan daya 145 Watt dan maksimum 235 Watt. (isk)
Bersambung...
Baca juga:
TV 3D Tanpa Kacamata Memang Menggoda, Tapi Bisa Merusak Mata?
Televisi 3D Punya Karakter Yang Sama Dengan Mata Manusia
Panel LCD `Terbuat` Dari Ekstrak Kolesterol Wortel
TV Plasma Hadir di Tahun 1960an dan Akan Mati Tahun Ini?
Televisi Lahir Dari Kepingan Logam `Teleskop Elektrik`
Televisi Berwarna Lahir Dari `Kelamnya` Perang Dunia II
Tak hanya untuk televisi, OLED juga dapat digunakan pada monitor komputer serta layar berukuran kecil untuk smartphone dan jam tangan. OLED sendiri adalah komponen yang terdiri dari film tipis, berasal dari molekul organik yang mampu menciptakan cahaya sendiri melalui rangkaian listrik.
Cahaya yang ditampilkan lebih terang dan jelas dari panel TV Light-Emitting Diodes (LED) dan Liquid Crystal Displays (LCD). Seperti halnya teknologi LED, OLED merupakan semikonduktor padat dengan ketebalan hanya 100 sampai 500 nanometer atau sekitar 200 kali lebih tipis dari rambut manusia.
Perbedaan LCD, LED, dan OLED
OLED memiliki dua atau tiga lapisan bahan organik, yang dapat memancarkan cahaya dengan cara yang mirip dengan LED, melalui proses yang disebut ‘electrophosphorescence’.
Teknologi OLED sendiri memiliki waktu reaksi yang jauh lebih cepat atau kurang dari 0.01 milisekon di atas rata-rata layar berbasis LCD yang memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon.
Namun teknologi OLED memiliki keterbatasan daya tahan yang hanya terhitung sekitar 14 ribu jam pemakaian dibandingkan jenis layar datar lainnya yang mampu bertahan hingga mencapai 60 ribu jam. Namun pada tahun 2007, daya tahan bahan organik yang dimiliki teknologi OLED dikembangkan menjadi 198 ribu jam.
Sedangkan LED sebenarnya memiliki panel yang sama dengan LCD, bedanya LED mengadopsi latar cahaya emitting diodes yang mempunyai kemampuan untuk menampilkan warna yang jauh lebih banyak dibandingkan teknologi LCD standar dan menghasilkan tampilan yang menyerupai warna aslinya.
Selain itu LED juga lebih hemat energi 40 persen dibandingkan dengan televisi LCD dengan ukuran yang sama. Desainnya lebih tipis dan bobotnya pun 50% lebih ringan dari LCD. Sementara LCD memakai lampu latar liquid crystal untuk menampilkan gambar dari layar kristalnya.
TV OLED Terbesar Pertama
Vendor elektronik yang memperkenalkan TV OLED terbesar pertama di dunia adalah LG dengan seri 55EM9600. Televisi ini memiliki ukuran 55 inci yang diumumkan di ajang Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat pada Januari 2012.
TV ini diklaim mampu menampilkan gambar yang sangat jernih. LG menanamkan 4 piksel warna dengan menambahkan piksel putih selain piksel merah, hijau, biru (RGB: Red, Green, Blue) yang saat ini juga terdapat pada televisi OLED merek lain.
Menurut LG, dengan piksel putih tersebut bisa menambah kecerahan pada gambar. Menariknya TV ini memiliki bodi yang sangat tipis yaitu dengan ketebalan hanya 0,16 inci, dengan paduan material serat karbon dan plastik yang ringan.
OLED Belum Mampu Dominasi Pasar
Meski dapat menampilkan gambar yang jauh lebih bagus dan jernih dari TV LCD dan LED, harga TV OLED masih terbilang mahal. Harganya pun tidak akan turun lebih cepat dari produk TV lainnya sehingga membuat TV OLED kurang diminati pelanggan.
Sebagai contoh, TV Samsung OLED seri KN55S9CAFXZA dipasarkan dengan harga US$ 8.999 atau sekitar Rp 109 juta. Itulah yang membuat TV OLED belum mampu mendominasi pasar TV di tahun 2014 mendatang. Alasannya, karena harga pasarannya masih tinggi di tahun depan.
Namun, sejumlah analis memperkirakan harganya perlahan akan turun menjadi sekitar Rp 70 - 80 jutaan. Di sisi lain OLED disinyalir lebih hemat daya karena tidak membutuhkan pemanas atau pendingin.
Rata-rata TV OLED 55 inci memerlukan daya 135 Watt dalam pengaturan standar, sedangkan TV LED dengan ukuran yang sama memerlukan daya 145 Watt dan maksimum 235 Watt. (isk)
Bersambung...
Baca juga:
TV 3D Tanpa Kacamata Memang Menggoda, Tapi Bisa Merusak Mata?
Televisi 3D Punya Karakter Yang Sama Dengan Mata Manusia
Panel LCD `Terbuat` Dari Ekstrak Kolesterol Wortel
TV Plasma Hadir di Tahun 1960an dan Akan Mati Tahun Ini?
Televisi Lahir Dari Kepingan Logam `Teleskop Elektrik`
Televisi Berwarna Lahir Dari `Kelamnya` Perang Dunia II