Liputan6.com, Denpasar - Sejak dilaporkan hilang Sabtu 16 Mei 2015 di Denpasar, hingga kini keberadaan Angeline, bocah berusia 8 tahun itu belum juga ditemukan. Hilangnya Angeline jadi keprihatinan murid-murid dan para guru di SD Negeri 12 Sanur, Denpasar.
Menurut wali kelas Angeline di kelas 1, Ketut Sukerni, Angeline yang kini duduk di kelas 2 sangat tertutup. Nilai-nilainya pun buruk dan nyaris tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Bahkan beberapa kali para guru memandikan Angeline di sekolah karena badannya berbau tidak sedap sehingga jadi ejekan teman-temannya.
"Begitu dia masuk disorakin sama teman-temannya. Angeline bau, Angeline bau. Sebagai wali kan kita kasihan. Menurut informasi gurunya, saya mandiin karena bau," kata Ketut Sukerni, guru SDN 12 Sanur, Denpasar, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (26/5/2015).
Menurut Kepala Sekolah Ketut Rute, Angeline juga sering terlambat tiba di sekolah, karena pagi hari ia harus memberi makan ayam, anjing, dan kucing di rumahnya. Ketut Rute juga mengungkapkan di tubuh Angeline terdapat luka lebam akibat pukulan.
"Dengan keponakan saya sendiri yang pernah memandikan dia (Angeline) di rumah. Karena melihat badannya banyak yang lebam-lebam, dia bertanya siapa yang mukul. Katanya mama," kata Kepala SDN 12 Sanur, Denpasar, Ketut Rute.
Angeline dilaporkan hilang oleh ibu angkatnya Margriet Megawe sejak 16 Mei lalu. Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) yang Minggu malam lalu mendatangi rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar menyimpulkan rumah yang sekaligus tempat peternakan ayam itu tak layak untuk tempat tinggal. Margriet tersinggung dan marah atas penilaian itu.
Berdasarkan pantauan SCTV usai dikunjungi Komnas PA, rumah Margriet kini tertutup. (Mar/Sss)
Advertisement