Liputan6.com, Aceh - Sepintas, masjid ini tak seperti bangunan berusia 900 tahun atau 9 abad. Pondasinya begitu kokoh, dinding kayu, dan besinya pun masih sama seperti pertama kali masjid ini dibangun pada tanggal 8 Agustus tahun 1351 Masehi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (5/7/2015), masjid yang terletak di Kampung Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh ini dikenal dengan nama Masjid Tuo Pulo Kambing.
Baca Juga
Sampai kini, warga setempat masih memanfaatkan masjid ini untuk salat dan mengaji. Pemrakarsa pembangunan masjid ini adalah seorang ulama bernama Syeh Muhammad Husen Al Fanjuri bin Muhammad Al Fajri Kautsar, murid seorang ulama sufi asal Persia.
Advertisement
Keunikan masjid ini terlihat dari 4 tiang dengan ukiran kaligrafi yang mengisahkan riwayat kebesaran kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. 1 dari 4 tiang, ada 1 tiang yang kerap mengeluarkan air sehingga warga membuatkan sejenis tempat penampungan. Sebagian besar warga meyakini bahwa air itu mengandung keberkahan.
Terdiri dari 3 lantai, Masjid Tuo Pulo Kambing ini sempat menjadi tempat perlindungan saat musibah gempa dan tsunami melanda kawasan Aceh pada tahun 2004 lalu.
Di sekitar masjid, bangunan yang berusia lebih tua pun masih kokoh berdiri. Salah satunya adalah rumah keluarga kerajaan di era Kerajaan Aceh Darussalam. Masjid tua dan rumah tua di wilayah Kluet Utara ini tentu menjadi bagian sejarah kebesaran Islam di Aceh pada masa silam yang sudah sepatutnya dijaga generasi saat ini. (Vra/Ali)