Dolar Menguat, Harga Tempe Tak Mustahil Ikut Melonjak

Melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar berdampak pada sejumlah barang impor di antaranya kedelai.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Agu 2015, 12:40 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 12:40 WIB
Mengintip Perkampungan Tahu Tempe (4)
Home industry menggunakan alat sederhana dari mulai pencucian, menyaring hingga selesai.

Liputan6.com, Cimahi - Kendati harga kedelai merangkak naik, sejumlah pengusaha tempe dan tahu tidak menaikkan harga jual tempe dan tahu. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa membeli tempe dan tahu dengan harga terjangkau.

Seperti dtayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (26/8/2015), melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar berdampak pada sejumlah barang impor diantaranya kedelai. Harganya ikut merangkak naik dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.300 per kg.

Kenaikan harga kedelai berdampak kepada para pengusaha tahu dan tempe. Mereka terus berproduksi agar tidak melakukan pemutusan hubungan kerja.

Mengingat daya beli masyarakat masih rendah, pengusaha tidak menaikkan harga jual tempe dan tahu. Pengusaha memilih mengurangi keuntungan dan menjual tahu dan tempe dengan harga lama.

Seperti yang terjadi di pasaran Kota Cimahi. Harga tempe tidak mengalami kenaikan dan masih dijual dengan harga Rp 5 ribu per potong. Hal ini dilakukan agar masyarakat masih bisa mengonsumsi tempe dengan harga yang terjangkau.

Namun jika pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar terus berlanjut, tidak mustahil harga tahu dan tempe ikut naik. (Nda/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya