Liputan6.com, Jakarta - Polisi masih memburu pelaku pembunuhan disertai tindak asuslia terhadap bocah F. Psikolog menduga, kekerasan seksual yang dilakukan adalah sebagai ungkapan dendam pelaku.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (5/10/2015), jasad bocah F sudah berkalang tanah, dimakamkan Minggu pagi di Pemakaman Kober, Jakarta Barat. Namun polisi masih memburu pelaku pembunuhan yang disertai tindak asusila.
Baca Juga
Psikolog forensik menyebut, pelaku bukanlah psikopat karena caranya menghabisi nyawa dan menyembunyikan jejak korban, tidak rapi layaknya seorang psikopat yang biasanya penuh rencana.
Advertisement
Analisa sementara, pelaku tergolong pedofilia situasional. Terkait perilaku kekerasan, hal itu dilakukan karena faktor dendam yang mendalam, yang dilampiaskan kepada kelompok yang lebih lemah yakni anak-anak.
Fakta terkuak dari hasil autopsi terhadap jenazah PNF. Di leher korban terdapat jejak kekerasan dengan benda tumpul, yang membuatnya tak bisa bisa bernapas.
Ada dugaan kuat, kekerasan seksual -berdasar autopsi- dilakukan di daerah kemaluan dan anus korban.
Sebelumnya, mayat bocah perempuan ditemukan warga di Jalan Sederhana, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta pada Jumat malam.
Mayat bocah malang murid kelas 3 SD 05 Pagi, Rawa Lele, Kalideres itu ditemukan di dalam kardus. Tangannya terikat lakban, sementara mulutnya tersumpal kain.
Lokasi penemuan mayat korban memang dikenal sebagai daerah rawan tindak kejahatan. (Nda/Ron)